jpnn.com, JAKARTA - Denny JA meraih hadiah tertinggi dalam dunia profesi yaitu Lifetime Achievement Award baru-baru ini.
Menurut anggota asosiasi Satupena Satrio Arismunandar, lifetime achievement award itu adalah apresiasi atas dedikasi seseorang yang panjang pada satu profesi.
Lazimnya, Lifetime Achievement Award itu diberikan kepada tokoh yang minimal sudah 40 tahun berkarya di bidangnya.
Bersama Denny JA, juga diberi penghargaan sebelas penulis lain, yang berdedikasi di bidangnya masing masing.
BACA JUGA: Perkumpulan Penulis Satupena Beri Penghargaan untuk 12 Penulis Nasional
Yaitu Prof Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Didin S Damanhur, Chappy Hakim, Jayasuprana, Akmal Nasery Basral, Nasir Tamara, Fakhrunas Jabbar, Nina Akbar Tanjung, Wina Armada, Ilham Bintang, dan penulis muda Artie Akhmad.
Dua belas penulis ini masing mendapatkan sertifikat dan dana Rp 8 juta per orang. Denny JA mendapatkan Rp12 juta karena Lifetime Achievement Award menjadi hadiah utama.
BACA JUGA: Penulis Satupena Kompak Usung Kemerdekaan Literasi di Kongres II
Mengapa Denny JA mendapatkan penghargaan ini?
Menurut Satrio, ada berbagai pertimbangan. Denny membawa banyak tradisi baru dalam waktu yang panjang.
Mantan sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tersebut adalah rekan yang acap berpolemik dengan Denny JA di koran, sejak era mahasiswa, 35 tahun lalu.
Menurutnya, Denny sudah 40 tahun menulis, menerbitkan 102 buku dengan isu yang sangat luas, mulai dari tema dmokrasi, marketing politik, agama, review film, catatan perjalanan, ekonomi- politik hingga sastra
Denny dinilai tak hanya fasih menulis esai, puisi, meme, berorasi di YouTube, tapi menulis pula di Jurnal Akademik international yang masuk kategori scopus.
Banyak penulis sangat canggih menulis tetapi buruk jika berorasi. Berbeda dengan Denny yang piawai dalam menulis maupun berpidato.
Denny acap kali membawa tradisi baru. Ketika masih menjadi mahasiswa, tulisannya di surat kabar harian nasional membawa namanya dikenal banyak kalangan.
Di era 2000-an, publikasi survei hasil risetnya juga membawa tradisi baru datangnya era ilmu politik kuantitatif dan profesi baru konsultan politik.
Pada 2012, di dunia sastra, Denny JA juga membawa gerakan puisi esai, genre baru yang diciptakannya, dan kini meluas ke Asia Tenggara. Dia berhasil membuat sejumlah tradisi baru dalam dunia menulis sepanjang kariernya.
Denny berharap dia bisa terus mengembangkan kariernya dalam dunia sastra Indonesia.
“Saya menghormati penghargaan ini dengan berkarya lebih bagus lagi, dan merenung lebih dalam lagi," ujar Denny menanggapi penghargaan tertinggi yang didapatnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia