jpnn.com, TEHRAN - Iran yang tengah menghadapi embargo dan sanksi internasional ternyata dianggap cukup berhasil menangani wabah virus corona (COVID-19). Turki adalah salah satu negara yang mengakui keberhasilan Iran.
Senin (6/4), Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menghubungi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri. Dalam pembicaraan per telepon itu Hulusi mengucapkan selamat atas keberhasilan Iran memerangi pandemi virus corona.
BACA JUGA: Lawan Corona, Erdogan Gratiskan Masker untuk Warga Turki dan Bangun 2 RS Lagi
Selain itu, Hulusi juga menyampaikan informasi tentang persebaran virus corona di Turki dan langkah-langkah penanggulangannya termasuk yang melibatkan angkatan bersenjata. Oleh karena itu Hulusi juga menyerukan pertukaran pengalaman tentang keberhasilan di bidang ilmu pengetahuan, keahlian dan pelaksanaan lapangan antara angkatan bersenjata kedua negara.
Sementara Baqeri menjelaskan situasi tentang wabah virus corona di Iran serta cara mengatasinya. Menurutnya, Iran yang menghadapi sanksi ekonomi dan embargo obat-obatan oleh Amerika Serikat justru mampu mencapai prestasi luar biasa dalam memerangi virus baru tersebut.
BACA JUGA: Iran Dihantam Corona, 85 Ribu Napi Bebas Sementara
Prestasi itu berkat upaya Iran meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya di bidang kesehatan dan perawatan, serta buah kerja keras para tenaga medis dan pasukan bersenjata yang efektif. Baqeri pun menyampaikan kesiapan Angkatan Darat Iran berbagi pengalaman dengan angkatan Angkatan Bersenjata Turki tentang keberhasilan memerangi virus corona.
Iran merupakan salah satu negara yang babak belur akibat virus corona. Terdapat lebih dari 60 ribu kasus COVID-19 di Iran.
Dari jumlah itu, angka kematiannya mencapai lebih dari 3.700 jiwa. Namun, jumlah pasien yang sembuh juga banyak, yakni sudah di atas 24 ribu.
Sementara AS yang getol menjatuhkan sanksi ke Iran justru dalam kondisi lebih buruk. Saat ini sudah ada lebih dari 350 ribu kasus COVID-19 di AS.
Angka kematian akibat COVID-19 di AS sudah mencapai lebih dari 10.500 jiwa. Sementara jumlah pasien yang dinyatakan sembuh belum mencapai 20 ribu orang.(IRNA/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni