Selamat Jalan, Om Liem

Senin, 11 Juni 2012 – 08:23 WIB
Liem Sioe Liong (kanan) dan putra mahkota, Anthony Salim. Foto:dok/JP

JAKARTA - Taipan industri dan perbankan di Indonesia Soedono Salim, atau yang dikenal dengan Liem Sioe Liong meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Sudono  menutup usianya yang hampir seabad itu di Singapura kemarin (9/6), sekitar pukul 15.50 waktu setempat.

Soedono Salim yang kerap disapa dengan Om Liem, merupakan pengusaha sukses Indonesia yang memiliki puluhan gurita bisnis. Beberapa usaha yang berhasil didirikan oleh Salim diantaranya Central Bank Asia pada 1957 yang kemudian menjadi Bank Central Asia (BCA) pada 1960.

Selain itu, Salim juga merupakan pendiri sekaligus pemilik perusahaan di bawah jejaring Grup Salim, PT Bogasari Flour Mill, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT Hanurata, PT Indocement, dan PT Waringin Kencana.

Direktur PT Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang, yang juga merupakan menantu dari Soedono Salim membenarkan kabar kematian tersebut. Menurut pria yang kerap disapa Franky itu, ayah mertuanya yang lahir pada 16 Juli 1916 tersebut akan disemayamkan di Negeri Singa. "(Sudono Salim) Disemayamkan di Singapura. Saya besok (hari ini, Red) ke sana. Sekarang saya masih di Bali," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, kepada Jawa Pos melalui ponsel kemarin.

Pria yang diserahi tanggung jawab pada strategi bisnis Bogasari grup sejak 1995 itu mengatakan, bahwa sebab meninggalnya Salim hanyalah faktor usia yang terlampau senja. Pernyataan Franky seolah mementahkan berbagai sumber yang terhimpun, bahwa Salim memiliki riwayat penyakit jantung. "Bayangkan saja Anda di usia 96 tahun. Selama ini tidak ada riwayat penyakit yang diderita almarhum," tuturnya.

Sementara itu, teman dekat Salim sesama pengusaha, sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi memaparkan, hingga tadi malam saat dihubungi Jawa Pos, pihaknya masih belum mengetahui tempat dimakamkannya Salim. "Belum tahu dimana dimakamkan, karena masih rapat keluarga," terang Sofjan.

Sofjan Wanandi yang juga menjadi rekan Salim di Yayasan Prasetya Mulia mengatakan, mereka berdua masih sering bertemu, setidaknya setiap persayaan Tahun Baru Imlek. Sayangnya, dalam beberapa pertemuan terakhir, dikatakan Sofjan, Salim tak sesegar sebelum-sebelumnya. "Sering mengeluhkan sakit dan tak sebugar dahulu. Jadi kabar ini (meninggal) cukup mengagetkan," jelasnya.

Menurut Sofjan, Salim merupakan pebisnis yang sangat ulet. Pada obrolan santai namun serius, Sofjan mengatakan bahwa Salim memiliki ambisi untuk membuat Indonesia lebih maju. Penduduk Indonesia yang mencapai 234 juta jiwa, ungkap Sofjan menirukan Salim, merupakan kekuatan yang besar ketika mencapai kemakmurannya. "Makanya, dia (Salim) membangun banyak pabrik dan menyerap jutaan pekerja. Liem merupakan pengusaha sekaligus pekerja keras," terangnya.

Sayang, lanjut dia, sejak badai krisis yang menghantam Indonesia pada 1997-1998, Salim yang merupakan figur yang dikenal dekat dengan Presiden di era Orde Baru, Soeharto, harus meninggalkan Indonesia, dan menyerahkan gurita bisnisnya kepada sang anak: Anthoni Salim. "Peristiwa 1997-1998 merupakan pukulan besar bagi Liem. Karena itu meninggalkan Indonesia dan pergi ke Singapura," paparnya.

Harus diakui bahwa sosok Soedono Salim berkontribusi besar terhadap perkembangan industri di tanah air. Menteri Perindustrian M.S Hidayat menerangkan bahwa industri yang digarap oleh Salim selalu membidik sektor-sektor yang strategis.

"Terutama di industri makanan dan minuman. Tak hanya di Indonesia, ekspansi jejaring bisnis Salim juga mencapai Filiphina dan Asia Pasifik," ungkap Hidayat saat dihubungi Jawa Pos. "Pak Liem juga terbukti berhasil saat menyelamatkan BCA ketika diambil alih oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) pada 1998," tuturnya.

Menurut Hidayat, gurita bisnis Soedono Salim tersebut harus dimaksimalkan oleh generasi penerusnya. "Selama ini perusahaan Salim Grup merupakan perusahaan yang berjalan dengan sehat. Saya kira harus dipertahankan dan ditingkatkan performanya. Ekspansinya juga cukup positif sejauh ini. Misalnya Anthoni yang berminat di bisnis infrastruktur, dan berencana membangun pabrik gula di luar Jawa," tandasnya. (gal/gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhaimin Pastikan SJSN Jamin Perlindungan Naker


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler