jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meraih empat penghargaan kategori Platinum (Bintang 5), sebagai apresiasi tertinggi dalam ajang TJSL dan CSR Award 2023, yang digelar Majalah BUMN Track bekerjasama dengan Indonesia Shared Value Institute (ISVI).
Pupuk Kaltim dinilai mampu mengoptimalkan peran terhadap empat pilar SDGs, yakni kategori Platinum Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola, yang terangkum pada program Konservasi Taman Laut dan Sarana Media Terumbu Karang (Kilau Samudera).
BACA JUGA: Meriahkan TIFF 2023 di Tomohon, Pupuk Kaltim Usung Tema Transformasi Industri
Penghargaan ini mengantarkan Pupuk Kaltim menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menerima predikat platinum untuk penilaian empat pilar SDGs untuk memberi kemanfaatan terhadap empat pilar pembangunan guna menciptakan nilai tambah bagi perusahaan serta UMK secara berkelanjutan.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan penghargaan ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam mendukung pencapaian 17 indikator SDGs, yang termaktub dalam empat pilar pembangunan. Utamanya mendorong perbaikan lingkungan dan ekosistem sesuai prinsip Environment, Social dan Governance (ESG), yang terus dikembangkan perusahaan.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Niaga Raih Penghargaan TJSL & CSR Award 2023
"Hal ini sekaligus bentuk penciptaan nilai tambah yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam mendorong ekosistem supply chain, guna mendukung praktik ekonomi sirkular dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat yang merujuk pada empat pilar SDGs," ujar Soesilo, usai menerima penghargaan di Grand Ballroom Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (10/8).
Soesilo menjelaskan program Kilau Samudera mengusung konsep pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekosistem perairan dan terumbu karang, sekaligus mendorong kemandirian dengan mengedepankan kemanfaatan melalui cakupan yang lebih luas di Kota Bontang.
BACA JUGA: Mizzu X Sasa Berkolaborasi Hadirkan 2 Line Produk Makeup
Program ini dikembangkan secara terukur, dengan sasaran utama merubah pola pikir masyarakat nelayan untuk menghentikan aktivitas Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRAL).
"Melalui program ini, Pupuk Kaltim tidak hanya menitikberatkan pada konservasi perbaikan terumbu karang di perairan Bontang, tapi juga merangkul masyarakat yang awalnya pelaku PITRAL menjadi motor utama penggerak program melalui kelompok dengan nama Kimasea di Kelurahan Loktuan Bontang Utara," terang Soesilo.
Mulai awal pembinaan, kelompok Kimasea dibekali edukasi akan pentingnya menjaga ekosistem perairan dan penangkapan ikan dengan ramah lingkungan. Diikuti berbagai pelatihan dan pemberdayaan seperti pembuatan media terumbu hingga monitoring perkembangan area konservasi secara berkala.
Kelompok ini juga berperan dalam mengajak nelayan di Kota Bontang mengentaskan persoalan rusaknya ekosistem perairan, sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga perairan sebagai tanggungjawab bersama turut meningkat.
Melihat manfaat yang dihasilkan, Pupuk Kaltim pun memperluas program melalui pembentukan kelompok baru sejak 2022, dengan nama Karaka di Kelurahan Bontang Kuala.
Hingga kini, dua kelompok binaan tersebut secara aktif terus meningkatkan partisipasi dan peran dalam menekan aktivitas PITRAL di perairan Bontang, serta mengembangkan kapasitas anggota untuk menggiatkan langkah konservasi terumbu secara berkelanjutan.
Sesuai prinsip ESG, perluasan konservasi dan rehabilitasi terumbu akan terus dikembangkan Pupuk Kaltim sebagai komitmen perusahaan menjalankan bisnis yang selaras dengan lingkungan, sekaligus mempertahankan keseimbangan alam dan ekosistem secara kontinyu.
"Hal ini juga bentuk komitmen Pupuk Kaltim terhadap empat pilar SDGs melalui konsep pembinaan berkelanjutan, mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan program konservasi terumbu yang dikembangkan melalui manfaat TJSL," seru Soesilo.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada