Selat Taiwan Makin Mencekam, China Kumpulkan Dubes Negara G7 dan Uni Eropa

Sabtu, 06 Agustus 2022 – 10:01 WIB
Bendera nasional Tiongkok dan Taiwan ditampilkan di samping pesawat militer dalam gambar ilustrasi yang dibuat 9 April 2021. Foto: ANTARA/Reuters/as

jpnn.com, BEIJING - Pemerintah China memprotes keras pernyataan bersama perwakilan negara-negara anggota G7 dan Uni Eropa soal Taiwan.

Wakil Menteri Luar Negeri China Deng Li mengaku telah diperintahkan memanggil duta besar negara-negara terkait di Beijing.

BACA JUGA: Situasi Memanas, Intel China Tangkap Agen Partai Nasional Taiwan

Dalam keterangan tertulis MFA di Beijing, Jumat (5/8) malam, Deng menuding para menlu G7 dan UE telah mendistorsikan fakta lewat pernyataan mereka tentang Taiwan.

"Ini benar-benar tindakan campur tangan urusan internal China dan memberikan sinyal yang salah terhadap kelompok separatis kemerdekaan Taiwan. China dengan tegas menolak dan menyatakan protes keras," ujar Deng.

BACA JUGA: China Lakukan Pembalasan kepada AS, Ada 8 Tindakan, Jepang Ikut Kena Getahnya

Menurut dia, kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai bentuk pelanggaran keras terhadap kedaulatan dan integritas teritorial China.

Sebelumnya G7 menyatakan keprihatinan atas aksi militer China yang telah meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.

BACA JUGA: China Masih Murka, WNI di Taiwan Dalam Bahaya?

G7 mendesak China agar tidak mengubah status quo secara sepihak melalui tindakan kekerasan di Selat Taiwan dan menyelesaikan perbedaan dengan cara damai.

Masih di hari yang sama, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) terus melancarkan latihan penembakan besar-besaran dengan sasaran di sekitar Taiwan.

Memasuki hari kedua pada Jumat, sejumlah pesawat tempur PLA terbang mendekati garis pantai Taiwan.

Sejumlah jet tempur, pesawat pengebom, pesawat pemberi peringatan dini, dan pesawat pengintai melakukan latihan perebutan wilayah udara di sekitar Taiwan.

Saluran resmi penyiaran China CCTV melaporkan beberapa pesawat tempur yang dilibatkan dalam latihan tersebut, di antaranya H-6k, J-16, dan Su-30.

"Hari ini, saya dan rekan-rekan diperintahkan menjalankan misi pencegahan jarak dekat. Kami bisa melihat ke bawah ada garis pantai dan pegunungan tengah Taiwan secara visual," kata Hou Hong, pilot barikade Angkatan Udara PLA, yang terlibat dalam latihan tersebut, Jumat.

Selain itu lebih dari 10 unit kapal perusak rudal dan fregat PLA menjalankan operasi blokade dari berbagai arah di sekitar Taiwan.

Latihan pada hari Jumat diskenariokan untuk pertempuran nyata pasukan laut dan udara di wilayah utara, barat daya, dan timur Taiwan guna menguji kemampuan operasional pasukan gabungan, demikian pernyataan Komando Armada Timur PLA. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler