Seleksi, Calon Hakim Agung Disebut Harus Berjiwa Seni

Sunarto Mengaku Hanya Baca Buku-buku Hukum

Senin, 25 Juli 2011 – 17:05 WIB
JAKARTA - Calon Hakim Agung (CHA) Sunarto mengaku dirinya tidak pernah melakukan aktivitas lain selain yang berkaitan dengan pengetahuan hukum"Saya baca buku hukum saja

BACA JUGA: Tambahan Kuota Haji Tergantung Fasilitas di Arab Saudi

Selain itu buku keagamaan
Nyanyi dan baca puisi tidak pernah," kata Sunarto saat tes wawancara CHA di Gedung KY, Senin (25/7).

Hal itu disampaikan Sunarto menjawab pertanyaan tim ahli panelis seleksi CHA, Arief Sidharta, yang menyebut bahwa menurutnya seorang hakim agung harus memiliki darah seni yang mengalir dalam tubuhnya

BACA JUGA: Umar Patek Diperebutkan Empat Negara

Menurut Guru Besar Universitas Parahyangan, Bandung ini pula, hal itu supaya hakim agung mempunyai perasaan yang mendalam sehingga bisa menyerap dinamisasi masyarakat.

"Seni dan musik, seperti baca novel dan puisi, melihat opera, bermain musik, karaoke atau pameran lukisan, supaya dalam pola pikir hakim bisa lebih dinamis dan punya empati, menyerap keadilan masyarakat," kata Arief.

Di bagian lain, Sunarto yang kini menjabat Inspektur II Badan Pengawas Mahkamah Agung (MA), mengaku mendapat penghasilan Rp 14 juta dalam sebulan
Penghasilan itu katanya, tidak jauh berbeda dengan istrinya yang juga menjadi hakim di Pengadilan Tinggi Banten.

"Gaji dan tunjangan per bulan saya Rp 14 juta, istri saya per bulan Rp 14 juta kurang Rp 200 ribu

BACA JUGA: Menkopolhukam Minta Kepala Daerah Aktif Cegah Terorisme

Istri saya dulunya hakim Pengadilan Tinggi Tanjungkarang, tapi per 1 Juli 2011 mutasi ke Pengadilan Tinggi Banten," ujar Sunarto, yang ketika menjalani wawancara mengenakan jas hitam dipadu celana berwarna serupa itu.

Sunarto pun tak membantah memiliki KTP ganda seperti yang diutarakan Ketua KY, Eman SuparmanDijelaskannya, KTP itu masing-masing beralamat Malang, Jawa Timur, dan Menteng, JakartaSunarto mengaku mendapat KTP Menteng karena dibohongi perusahaan finance saat membeli mobilDirinya yang tidak tahu proses pembelian mobil baru, menggunakan KTP Malang, dan kemudian diurus oleh perusahaan finance dengan menggunakan KTP Menteng tanpa sepengetahuannya.

"Saat saya pindah dari Pengadilan Tinggi Gorontalo ke Mahkamah Agung, saya dan istri harus mencari kendaraan untuk transportasi di JakartaSaya tahu, itu (KTP ganda) salah," jawab Sunarto pula(kyd/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Diminta Perintahkan Kapolri Tangkap Irwanur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler