Selidiki Dugaan Sebagai Kurir

Senin, 06 Februari 2012 – 06:28 WIB

JAKARTA---Pemeriksaan terhadap pilot Sjaiful Salam di BNN tetap berlangsung meski hari Minggu. Penyidik lembaga yang dipimpin Komjen Gories Mere itu mempunyai waktu 3 x 24 jam untuk menentukan pasal-pasal yang disangkakan pada Sjaiful. Tak hanya dijerat sebagai pengguna, Sjaiful juga dicecar soal perannya dalam pengedaran serbuk haram di kalangan pilot.

"Kami masih dalami perannya dalam kaitan peredaran. Masih disidik soal teman-teman dan jaringannya," ujar kepala humas sekaligus juru bicara Badan Narkotika Nasional Kombes Sumirat Dwiyanto di Jakarta kemarin (05/02). Sjaiful diperiksa oleh empat penyidik di lantai dua gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur.

Menurut Sumirat, bukti awal yang dimiliki BNN sudah sangat cukup untuk menjerat Sjaiful. Setidaknya dengan pasal 112 UU 35 tahun 2009 tentang narkotika tentang penggunaan narkotika dengan ancaman empat tahun penjara. "Kalau nanti terbukti dia juga ikut mengedarkan, ancamannya lebih besar," kata perwira menengah ini.

Pilot Sjaiful saat diperiksa mengaku hanya mendapatkan sabu dari pemasok setempat (Surabaya). "Saya nggak kenal yang antar barang," kata Sumirat menirukan pengakuan Sjaiful. Namun, pengakuan ini tentu tak bisa serta merta dipercaya.

Sumirat menjelaskan BNN dan Kementerian Perhubungan sudah menandatangani nota kesepakatan program pencegahan peberantasan dan penyalahgunaan narkotika di kalangan moda transportas baik darat, laut maupun udara. "Salah satu kesepakatannya adalah melakukan cek secara random satu bulan sekali," katanya.

Pemeriksaan ini berlaku untuk semua pilot maskapai swasta maupun maskapai nasional. Artinya tak hanya pilot Lion Air yang akan diperiksa urinenya. "Resiko menerbangkan pesawat dalam kondisi dibawah pengaruh sabu bisa sangat fatal," katanya.

Seorang pilot bisa berhalusinasi atau mengalami ketidakstabilan emosi saat berada di ruang kendali atau kokpit pesawat. "Tak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga membahayakan penumpang juga masyrakat yang ada di darat jika ada kondisi darurat," katanya.

Sumirat optimistis pemeriksaan Sjaiful bakal membuka tabir soal penggunaan sabu di kalangan pilot secara lebih luas. "Tekad BNN jelas, ini harus diperangi, kita buru sampai semuanya terungkap," tegasnya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos, khusus untuk peredaran narkotika di kalangan pilot BNN memang sudah menyiapkan strategi khusus. Sebuah unit elit disiapkan untuk khusus bertugas menyelidiki jaringan ini.

Jika hasil intelijen lapangan sudah benar-benar A-1 (akurat) laporan baru disampaikan langsung ke Direktur Narkotika Alami BNN Brigjen Benny Mamoto. Benny adalah orang kepercayaan Kepala BNN Komjen Gories Mere semenjak keduanya menjadi Satgas Bom Polri.

Pada penugasan penting, Benny selalu turun langsung memimpin penangkapan. Sebelum membekuk pilot Lion baik di Makassar maupun di Surabaya, Benny juga sukses menangkap Kalapas Nusakambangan Marwan Adli yang diduga menjadi beking bandar narkoba dari dalam penjara Maret tahun lalu.

Pada penangkapan Sjaiful tim ini sudah bekerja sejak pertengahan Januari 2012. Langkah mereka tak terdeteksi oleh sang pilot sasaran karena lihai melakukan berbagai penyamaran. "Jaringan pilot ini besar, kami duga termasuk melakukan pengedaran," kata seorang penyidik BNN kemarin.

Pilot yang leluasa pergi ke berbagai bandara memungkinkan ditunggangi kepentingan mafia narkoba untuk mengedarkan barang perusak moral itu. "Apalagi, ada pintu-pintu khusus untuk kru pesawat, walaupun tetap diperiksa tapi jalur itu lebih longgar," katanya.

Sistem drop barang dengan menumpang pesawat ini sebenarnya nyaris terbongkar setelah seorang awak kabin Lion Air Winnie Raditya tertangkap menyimpan sabu di underwearnya 6 April 2011. Namun, rupanya pengakuan Winnie terputus walaupun berguna untuk meringkus Muhammad Nasri pilot Lion Air tiga bulan kemudian.

Penangkapan Muhammad Nasri juga membuka pintu bagi pengintaian diikuti penangkapan Hanum Adhyaksa di hotel Clarion Makassar awal Januari lalu. "Ini bukan hanya pilot iseng, tapi memang sindikat yang makai jaringan pilot untuk mempermudah peredaran," katanya.

Dikonfirmasi soal informasi ini Brigjen Benny Mamoto mengaku belum bisa memberi banyak informasi. "Penangkapan diikuti pemeriksaan masih jalan, nanti tunggu selesai dulu," kata doktor ilmu kepolisian dengan tesis terorisme ini.

Benny meminta publik tak perlu khawatir dan cemas jika akan terbang dengan maskapai gara-fgara penangkapan ini. "Tentu pihak pihak terkait sudah melakukan pencegahan, seperti dari maskapai atau kementrian perhubungan. Yang kita tindak ini oknum saja," katanya. (rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perampokan di Gudang Unilever Diduga Rekayasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler