Sely dan Saskia Melihat Teman-temannya Pingsan dan Hanyut, Semua Hanya Menangis

Senin, 24 Februari 2020 – 09:35 WIB
Sely Novita (kiri) dan Saskia, korban selamat dari tragedi susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi. Foto: SEVTIA EN/RADAR JOGJA

jpnn.com, SLEMAN - Peristiwa maut susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi, Sleman, Jumat (21/2) silam, menyisakan trauma yang tak bisa dilupakan bagi para korban selamat.

Sely Novita (14), siswi SMPN 1 Turi kelas 8A, sempat pasrah ketika hanyut terbawa air kurang lebih lima meter. Namun, akhirnya tangannya dapat meraih batu besar, sehingga bisa bertahan.

BACA JUGA: 2 Siswa SMPN 1 Turi Sleman Ditemukan, Total 10 Meninggal, Operasi SAR Ditutup

Demikian pula Saskia Widia Sari (15), yang bisa menyelamatkan diri dengan memegang batu dan saling berpegangan tangan dengan teman-temannya.

Pada saat itu Sely tidak mengalami firasat akan terjadi hal mengerikan itu. Namun, sejak berangkat bersama-sama untuk susur sungai dari sekolah menuju Sungai Sempor, kondisi sudah hujan. “Sekitar pukul 14.00 sudah gerimis. Kami jalan menuju sungai,” katanya ditemui akhir pekan kemarin (22/2).

BACA JUGA: Ratusan Siswa SMP Hanyut, Bupati Sleman: Sekolah Sangat Ceroboh

Ia mengatakan, susur sungai dilakukan dengan melawan arus atau dari arah bawah ke atas. Sungai mengalir ke arah selatan dan mereka susur sungai menuju utara.

Sely menyusuri sungai di bagian tepi bagian barat. Setelah menyusuri sungai sekitar 30 menit, tiba-tiba ia melihat ada aliran air yang besar dari arah depan. Ia sempat berusaha lari, namun tetap hanyut terseret aliran sungai yang deras.

Ia pun terbawa arus sepanjang kurang lebih lima meter dari titik ia berdiri awal. Sempat pasrah, namun teman-temannya, Tirta, Arya, Egi dan Yoga, sempat menolongnya. Tetapi mereka gagal meraih tangan Sely. Kemudian Sely kembali hanyut, namun tangannya berhasil meraih batu besar dan berusaha tetap tenang.

Akhirnya ia bisa menaiki batu tersebut dan selamat. “Saya melihat teman-teman saya pada hanyut. Mereka dalam keadaan sudah pingsan dan banyak yang menangis teriak minta tolong,” kata Sely.

Di titik yang berbeda, Saskia, siswi kelas 8C, juga salah satu korban selamat dari kejadian nahas itu. Saat susur sungai, ia melihat teman-teman lain dari arah utara pada teriak dan berusaha berlari putar balik untuk menghindari arus. Namun, teman-temannya pada jatuh dan terbawa arus.

Saskia bersama teman-temannya yang lain berpegangan batu dan saling bergandegan tangan. “Saya dan teman-teman pada nangis dan takut, bingung harus bagaimana. Kami teriak-teriak minta tolong,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Mereka mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Karena peristiwanya terjadi sangat cepat, dan tidak ada persiapan apa pun untuk menyelamatkan diri. Beruntung, mereka masih memiliki akal untuk tetap survive, meski dalam keadaan genting dan panik.

Ketika ditanya apakah mereka mau mengikuti kegiatan serupa, jawaban mereka kompak, “tidak”.  “Kami masih trauma melihat teman-teman kami meninggal. Kami merasakan secara langsung kejadian itu, banyak yang hanyut,” tutur Saskia dan Sely.

Malamnya, mereka mengaku sempat susah tidur. Kejadian itu terbayang-bayang di benak mereka. Mereka tidak mengalami luka, tetapi badannya pegal-pegal dan trauma. “Saya di sana terus berdoa dan mengharap pertolongan segera datang,” tutur Sely.

Ibu dan ayah dari Saskia, Wartini (42) dan Saidi (48), mengaku sempat shock mendengar kabar siswa-siswi SMPN 1 Turi yang mengikuti kegiatan susur sungai banyak yang hanyut. Mendengar kabar itu, Wartini langsung bergegas ke sekolah. Namun, ia tidak menemukan Saskia.

Ia langsung menuju lokasi Sungai Sempor. Sempat panik, karena ia tak langsung menemukan Saskia. Tak selang beberapa lama, ia melihat Saskia.

“Saya melihat Saskia sudah basah kuyup, muka dia panik ketakutan. Saat melihat saya, hanya bilang ‘mama’ sambil menangis,” terang Wartini saat ditemui di rumahnya, Kembangarum, Donokerto, Turi.

Wartini dan Saidi sangat menyayangkan terjadinya kegiatan ini. Ini karena cuaca juga tidak mendukung untuk melakukan susur sungai. Sebelum berangkat, Saskia berpamitan jika nanti akan ada susur sungai di Sempor. Ayahnya kemudian berpesan untuk tetap hati-hati dan waspada. Namun, rasa khawatir juga ada.

“Sungai itu kan banyak batu besar-besar. Dan pasti banyak lumutnya. Kalau tidak hati-hati, ya berbahaya,” kata Saidi.

Peristiwa maut susur Sungai Sempor menyebabkan 10 siswi meninggal dunia. (eno/laz/radarjogja)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler