MALANG - Arema Cronous kembali menduduki posisi puncak klasemen sementara ISL. Beto Goncalves dkk merebut posisi yang sehari sebelumnya ditempati Mitra Kutai Kertanegara.Arema kembali bertengger di puncak setelah kemarin (13/1) sore menundukkan Persiram Raja Ampat dengan skor telak 3-0 (0-0) di Stadion Kanjuruhan.
Tiga ujung tombak Arema menjadi bukti kegarangan Singo Edan di kandang. Sunarto mencetak gol pada menit ke-46, disusul Cristian Gonzales pada menit ke-72, dan Keith Kayamba Gumbs pada menit ke-87.
Kemenangan atas tim asal Papua itu juga semakin mengukuhkan Singo Edan, julukan Arema, sebagai tim yang paling subur di ISL. Dari dua kali laga yang dilakoninya, Arema sudah mencetak delapan gol. Jumlah poin Singo Edan sebenarnya sama dengan Mitra Kukar. Namun berkat kesuburan pemain Arema, Singo Edan akhirnya berada di puncak.Arema Cronous surplus enam gol, sedangkan Mitra Kukar surplus dua gol.
Kendati berada di puncak, namun posisi Arema rawan tergusur Mitra Kukar. Sebab tim asal Kalimantan Timur tersebut meraih poin absolut di luar kandangnya. Yakni mengalahkan tuan rumah PSPS Pekanbaru 1-0 dan Persija Jakarta 2-1. Sedangkan raihan absolut Arema diraih di kandang sendiri.
Walau menang besar, namun pelatih Arema Cronous Rahmad Darmawan masih belum puas dengan penampilan anak didiknya.Sebab permainan penggawa Singo Edan dinilainya kurang maksimal.
Pada babak pertama misalnya, pemain Arema kesulitan menembus lini belakang Persiram yang digalang Seme Patrick. Selain itu, lini tengah Dewa Laut, julukan Persiram, membuat pemain Arema kesulitan menerobos pertahanan lawan.
Tampak jelas skuadra Arema tampil tegang dihadapan 29.591 suporter yang memadati Kanjuruhan. RD--sapaan Rahmad Darmawan--, mengatakan, ketegangan para pemain dikarenakan mereka masih belum bisa mengangkat beban dari dukungan publik sendiri.
"Babak pertama saya tidak melihat anak-anak main sepak bola.Tidak ada strategi yang dijalankan. Bahkan pemain yang dapat bola malah bingung harus diapakan bola itu," keluh RD.
Yang lebih menyesakkan lagi, RD, kegagalan eksekusi penalti Beto pada menit ke-28 juga disebabkan ketegangan pemain asal Brasil tersebut. "Semua tegang. Dan saya baru hari ini marah-marah kepada pemain di ruang ganti. Saya tidak berikan instruksi strategi, tapi hanya marah-marah saja di jeda pertandingan tadi," tegas mantan pelatih Persipura itu.
Pada babak pertama, Arema mendapatkan peluang emas melalui titik penalti setelah wasit Suharto asal Jakarta menunjuk titik putih pada menit ke-28.Penalti diberikan setelah salah satu pemain belakang Persiram menahan bola tendangan keras Beto dalam kotak penalti dengan tangannya. Sayang, tendangan Beto bisa ditepis kiper Persiram Jendry Pitoy.
Senasib dengan tuan rumah, Persiram juga menyia-nyiakan peluang penalti yang didapatkan pada menit ke-37. Hadiah penalti diberikan setelah pemain Arema Al Farisie melakukan pelanggaran kepada pemain Persiram Gidion Way di kotak terlarang. Beruntung tendangan penalti yang dilakukan Jerry Karpeh ditepis Kurnia Meiga.
Setelah kegagalan dua tendangan penalti itu, tidak ada peluang berbahaya yang didapatkan kedua tim hingga babak pertama usai.
Pada babak kedua, permainan Arema mulai menggigit. Kemarahan RD di ruang ganti berbuah manis. Babak kedua baru berjalan satu menit, Arema unggul 1-0 lewat tendangan Sunarto. Pada menit ke-71 Christian Gonzales kembali mencetak gol.
Satu gol ke gawang Persiram itu membuat posisi El Loco, julukan Cristian Gonzales, menempati pencetak gol terbanyak dengan empat gol. Sedangkan satu gol lainnya dilesakkan Keith Kayamba Gumbs pada menit ke-86.
Walau sempat tak puas dengan tampilan anak didiknya, RD bersyukur pemainnya bisa menang besar lagi."Pada babak kedua, saya lihat anak-anak sudah tidak tegang lagi. Dan, ini adalah modal bagus untuk pertandingan away berikutnya (ke Kalimantan)," harapnya.
Sementara itu pelatih Persiram Jaya Hartono mengakui Arema memang layak menang. Pemain depan Arema lebih produktif. Sedangkan pemain depan Persiram bisa dibilang mandul.
Selain menyesalkan mandulnya lini depan, Jaya juga menilai pemain belakangnya mengalami kelelahan pada babak kedua. Sehingga tiga gol bisa bersarang di gawang timnya.
"Kami sudah bisa mengimbangi permainan di babak pertama. Tapi babak kedua, pemain kebingungan menempatkan posisi. Ini akan jadi bahan evaluasi kedepan," ucap Jaya. (iw/fir/jpnn/ko)
Tiga ujung tombak Arema menjadi bukti kegarangan Singo Edan di kandang. Sunarto mencetak gol pada menit ke-46, disusul Cristian Gonzales pada menit ke-72, dan Keith Kayamba Gumbs pada menit ke-87.
Kemenangan atas tim asal Papua itu juga semakin mengukuhkan Singo Edan, julukan Arema, sebagai tim yang paling subur di ISL. Dari dua kali laga yang dilakoninya, Arema sudah mencetak delapan gol. Jumlah poin Singo Edan sebenarnya sama dengan Mitra Kukar. Namun berkat kesuburan pemain Arema, Singo Edan akhirnya berada di puncak.Arema Cronous surplus enam gol, sedangkan Mitra Kukar surplus dua gol.
Kendati berada di puncak, namun posisi Arema rawan tergusur Mitra Kukar. Sebab tim asal Kalimantan Timur tersebut meraih poin absolut di luar kandangnya. Yakni mengalahkan tuan rumah PSPS Pekanbaru 1-0 dan Persija Jakarta 2-1. Sedangkan raihan absolut Arema diraih di kandang sendiri.
Walau menang besar, namun pelatih Arema Cronous Rahmad Darmawan masih belum puas dengan penampilan anak didiknya.Sebab permainan penggawa Singo Edan dinilainya kurang maksimal.
Pada babak pertama misalnya, pemain Arema kesulitan menembus lini belakang Persiram yang digalang Seme Patrick. Selain itu, lini tengah Dewa Laut, julukan Persiram, membuat pemain Arema kesulitan menerobos pertahanan lawan.
Tampak jelas skuadra Arema tampil tegang dihadapan 29.591 suporter yang memadati Kanjuruhan. RD--sapaan Rahmad Darmawan--, mengatakan, ketegangan para pemain dikarenakan mereka masih belum bisa mengangkat beban dari dukungan publik sendiri.
"Babak pertama saya tidak melihat anak-anak main sepak bola.Tidak ada strategi yang dijalankan. Bahkan pemain yang dapat bola malah bingung harus diapakan bola itu," keluh RD.
Yang lebih menyesakkan lagi, RD, kegagalan eksekusi penalti Beto pada menit ke-28 juga disebabkan ketegangan pemain asal Brasil tersebut. "Semua tegang. Dan saya baru hari ini marah-marah kepada pemain di ruang ganti. Saya tidak berikan instruksi strategi, tapi hanya marah-marah saja di jeda pertandingan tadi," tegas mantan pelatih Persipura itu.
Pada babak pertama, Arema mendapatkan peluang emas melalui titik penalti setelah wasit Suharto asal Jakarta menunjuk titik putih pada menit ke-28.Penalti diberikan setelah salah satu pemain belakang Persiram menahan bola tendangan keras Beto dalam kotak penalti dengan tangannya. Sayang, tendangan Beto bisa ditepis kiper Persiram Jendry Pitoy.
Senasib dengan tuan rumah, Persiram juga menyia-nyiakan peluang penalti yang didapatkan pada menit ke-37. Hadiah penalti diberikan setelah pemain Arema Al Farisie melakukan pelanggaran kepada pemain Persiram Gidion Way di kotak terlarang. Beruntung tendangan penalti yang dilakukan Jerry Karpeh ditepis Kurnia Meiga.
Setelah kegagalan dua tendangan penalti itu, tidak ada peluang berbahaya yang didapatkan kedua tim hingga babak pertama usai.
Pada babak kedua, permainan Arema mulai menggigit. Kemarahan RD di ruang ganti berbuah manis. Babak kedua baru berjalan satu menit, Arema unggul 1-0 lewat tendangan Sunarto. Pada menit ke-71 Christian Gonzales kembali mencetak gol.
Satu gol ke gawang Persiram itu membuat posisi El Loco, julukan Cristian Gonzales, menempati pencetak gol terbanyak dengan empat gol. Sedangkan satu gol lainnya dilesakkan Keith Kayamba Gumbs pada menit ke-86.
Walau sempat tak puas dengan tampilan anak didiknya, RD bersyukur pemainnya bisa menang besar lagi."Pada babak kedua, saya lihat anak-anak sudah tidak tegang lagi. Dan, ini adalah modal bagus untuk pertandingan away berikutnya (ke Kalimantan)," harapnya.
Sementara itu pelatih Persiram Jaya Hartono mengakui Arema memang layak menang. Pemain depan Arema lebih produktif. Sedangkan pemain depan Persiram bisa dibilang mandul.
Selain menyesalkan mandulnya lini depan, Jaya juga menilai pemain belakangnya mengalami kelelahan pada babak kedua. Sehingga tiga gol bisa bersarang di gawang timnya.
"Kami sudah bisa mengimbangi permainan di babak pertama. Tapi babak kedua, pemain kebingungan menempatkan posisi. Ini akan jadi bahan evaluasi kedepan," ucap Jaya. (iw/fir/jpnn/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usulkan Catur Masuk Kurikulum
Redaktur : Tim Redaksi