Semangat Man Jadda Wajada

Jumat, 10 Februari 2012 – 10:50 WIB
Negeri 5 Menara. Foto: Million Pictures

SETELAH mundur satu tahun, akhirnya film Negeri 5 Menara rilis juga. Film yang diangkat dari novel dengan judul sama karya Ahmad Fuadi itu mengangkat cerita tentang persahabatan dan janji anak muda untuk meraih mimpi mereka.

Mereka adalah Alif, Baso, Atang, Raja, Said, dan Dulmajid. Mereka berenam dipertemukan saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Mereka menamakan diri Sahibul Menara atau pemilik menara.

Tokoh-tokoh tersebut diperankan pemain baru yang sama sekali bukan dari artis. Yakni, Gazza Zubizareta, Billy Sandy, Ernest Samudra, Rizki Ramdani, Jiofani Lubis, dan Aris Putra. Akting mereka juga didukung bintang senior, seperti David Chalik, Ikang Fawzi, Donny Alamsyah, Ines Tagor, dan Mario Irwinsyah. Film itu akan dirilis di bioskop pada 1 Maret.

Yang terkenal di novel Negeri 5 Menara adalah kalimat man jadda wajada yang diajarkan pesantren kepada santrinya. Termasuk para Sahibul Menara. Kalimat yang berarti bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil itulah yang menjadi spirit hidup mereka dan orang-orang di balik layar film tersebut.

Salah satu lokasi yang digunakan adalah Pesantren Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Itu menjadi sejarah. Sebab, baru kali ini pesantren mengizinkan tempatnya digunakan untuk syuting film. Syuting pun harus dilakukan pada bulan puasa karena pada masa itu pesantren libur.

"Pembuatan film ini benar-benar journey. Man jadda wajada banget deh pokoknya. Meski dalam proses pembuatannya ada susahnya, semua pasti mengingatkan saya bahwa film ini adalah film tentang perjuangan. Jadi, kami pun harus melalui perjuangan dulu," kata Affandi Abdul Rahmad, sutradara.

Ketika mencari lokasi syuting pesantren, Affandi sebenarnya belum berani memikirkan Pesantren Gontor. Dia masih mencari pesantren lain yang kira-kira suasananya pas dengan cerita.

"Sudah survei keliling Jawa, ada kali ya 100 pesantren yang kami survei, tetapi ditolak terus. Yang paling pas memang Gontor. Alhamdulillah, kiai di sana sangat mendukung. Kami diizinkan. Itu bangga banget. Sejak pesantren itu berdiri tahun 1920, baru kali ini ada produksi film di sana," lanjutnya. (jan/c6/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Manggung tanpa Mandi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler