PAINAN--Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berpangaruh besar terhadap kenaikan berbagai bahan pokok dan tarif angkutan umum di sejumlah daerah. Di Pesisir Selatan (Pessel), tarif angkutan umum Padang-Painan saat ini naik menjadi Rp 20 ribu, sebelumnya hanya Rp 15 ribu.
Sedangkan ongkos mobil travel yang sebelumnya Rp 20 ribu meningkat menjadi Rp 25 ribu, sebab pemilik jasa angkutan travel ini memang memberikan pelayanan lebih kepada penumpang dengan sistiem antar jemput hingga sampai ke alamat.
Pantauan Padang Ekspres (Grup JPNN) di pasar inpres Painan, kenaikan harga ini hampir terjadi pada semua jenis kebutuhan mulai dari Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu. Beda dengan minyak goreng jenis Sanko, sebab mengalami penurunan dari Rp 24 ribu sebelumnya menjadi Rp 23 ribu.
"Yang sangat dirasakan sekali peningkatan harga akibat kenaikan BBM ini adalah pada kebutuhan jenis ikan. Sebab kenaikanya mencapai Rp 5 ribu. Hal ini terjadi pada jenis ikan Kuegerong atau ikan Gabua. Dua potong jenis ikan ini biasanya bisa dibeli seharga Rp 25. Sekarang malah meningkat menjadi Rp 30 ribu. Harga yang ditawarkan itu tidak lagi bisa ditawar," ungkap Yani 34, ibu rumah tangga kepada Padang Ekspres di pasar inpres Painan.
Dikatakanya Yani bahwa para pedagang ikan itu beralasan kalau ikan yang ia beli dari nelayan telah naik pula. Sebab para nelayan pergi melaut mengeluarkan biaya tinggi akibat kenaikan BBM saat ini.
"Untuk jenis bawang, cabe, dan bumbu dapur lainya, rata-rata kenaikanya Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu. Namun untuk jenis minyak goreng merek Sangko malah turun, sebab sekarang harganya Rp 23 ribu per kemasan dari sebelumnya Rp 24 ribu," jelasnya.
Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok berbagai jenis ini, diakui oleh sebagian besar pedagang tidak bisa dielakan dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya ongkos yang dikeluarkan untuk biaya transportasi juga sudah meningkat.
"Ongkos angkutan umum dari kota Painan ke Padang saat ini naik Rp 5 ribu. Kalau dengan angkutan umum sebelumnya ongkos yang keluarkan untuk ke Padang Rp 15 ribu, sekarang menjadi Rp 20 ribu. Sedangkan jika menggunakan jasa travel, ongkos yang dikeluarkan meningkat pula menjadi Rp 25 ribu. Sebab ongkos angkutan travel dengan sistem antar jemput alamat ini, sebelumnya Rp 20 ribu dari Padang ke Painan dan sebaliknya," ungkap Sijas 45, warga Painan lainya.
Para pemilik jasa angkutan umum dan travel mengakui bahwa dengan bertambahnya biaya pengeluaran akibat kenaikan BBM itu, terpaksa juga diseimbangkan dengan tarif atau ongkos.
"Bila kenaikan BBM ini tidak disejalankan dengan kenaikan ongkos atau tarif, akan berdampak terhadap keberlangsungan usaha saya. Bahakan bisa membuat saya dan pemilik jasa angkutan lainya gulung tikar. Belum lagi akan menyusulya kenaikan berbagai onderdil kendaraan. Bila tidak diseimbangkan dengan kenaikan harga, ancaman gulung tikar itu bisa bakal terjadi pada kami," ungkap Siril 45, salah seorang pemilik jasa angkutan di Painan kemarin.
Kondisi ini juga diakui Yopit 32, pemilik jasa angkutan travel Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) lainya di Pessel. "Sebelum BBM naik, ongkos dari Padang ke Kambang Kecamatan Lenagayang Rp 30 ribu, sekarang terpaksa dinaikan menjadi Rp 40 ribu. Kenaikan ini diukur berdasarkan jarak yang ditempuh. Sebab antara Kambang dengan kota Padang, jaraknya dua kali dari Padang ke Painan," tutupnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Tarusan Uyun 38 ketika dikomfirmasi tentang barang yang distoknya sebelum kenaikan harga BBM juga ikut dinaikan, kepada Padang Ekspres mengungkapkan dia bersama pedagang lain terpaksa menaikan harga karena untuk menyiasati pembelian barang baru."KIta harus menaikan harga karena untuk menyiasati kenaikan harga ketika harus memberi barang baru," ujarnya
Selain kenaikan harga kebutuhan pokok naik ,kenaikan juga dapat dilhat pada ongkos bahkan kenaikan ongkos mencapai 50 %.Biasanya Angkutan Umum dari Painan -Padang Hanya Rp 20.000,- sekarang Rp 25.000,- Dari Tarusan -Padang Biasanya Rp 15.000,- Sekarang Rp 20.000,-, malah ada beberapa angkutan yang meminta ongkos melebihi ketentuan tersebut.Kenaikan ongkos tersebut hanya inisiatif para sopir saja tidak ada aturan yang mengatur.
Joni 20 seorang mahasiswa asal Painan mengungkapkan dia harus membayar ongkos hingga Rp 30 Ribu untuk ke Padang , menurutnyanya sopir beralasan semenjak kenaikan harga BBM penumpang sepi sehingga dia harus melakukan negosiasi kepada penumpang untuk menutupi biaya BBM.
Kenaikan ongkos juga berdampak pada angkutan desa (Angdes) seperti Becak Motor sebelumnya dia hanya mematok harga kepada penumpang Rp 1000,- / 5 Km namun sekarang jauh dekat penumpang harus membayar Rp 2000.(t/mal/yon/n)
Sedangkan ongkos mobil travel yang sebelumnya Rp 20 ribu meningkat menjadi Rp 25 ribu, sebab pemilik jasa angkutan travel ini memang memberikan pelayanan lebih kepada penumpang dengan sistiem antar jemput hingga sampai ke alamat.
Pantauan Padang Ekspres (Grup JPNN) di pasar inpres Painan, kenaikan harga ini hampir terjadi pada semua jenis kebutuhan mulai dari Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu. Beda dengan minyak goreng jenis Sanko, sebab mengalami penurunan dari Rp 24 ribu sebelumnya menjadi Rp 23 ribu.
"Yang sangat dirasakan sekali peningkatan harga akibat kenaikan BBM ini adalah pada kebutuhan jenis ikan. Sebab kenaikanya mencapai Rp 5 ribu. Hal ini terjadi pada jenis ikan Kuegerong atau ikan Gabua. Dua potong jenis ikan ini biasanya bisa dibeli seharga Rp 25. Sekarang malah meningkat menjadi Rp 30 ribu. Harga yang ditawarkan itu tidak lagi bisa ditawar," ungkap Yani 34, ibu rumah tangga kepada Padang Ekspres di pasar inpres Painan.
Dikatakanya Yani bahwa para pedagang ikan itu beralasan kalau ikan yang ia beli dari nelayan telah naik pula. Sebab para nelayan pergi melaut mengeluarkan biaya tinggi akibat kenaikan BBM saat ini.
"Untuk jenis bawang, cabe, dan bumbu dapur lainya, rata-rata kenaikanya Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu. Namun untuk jenis minyak goreng merek Sangko malah turun, sebab sekarang harganya Rp 23 ribu per kemasan dari sebelumnya Rp 24 ribu," jelasnya.
Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok berbagai jenis ini, diakui oleh sebagian besar pedagang tidak bisa dielakan dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya ongkos yang dikeluarkan untuk biaya transportasi juga sudah meningkat.
"Ongkos angkutan umum dari kota Painan ke Padang saat ini naik Rp 5 ribu. Kalau dengan angkutan umum sebelumnya ongkos yang keluarkan untuk ke Padang Rp 15 ribu, sekarang menjadi Rp 20 ribu. Sedangkan jika menggunakan jasa travel, ongkos yang dikeluarkan meningkat pula menjadi Rp 25 ribu. Sebab ongkos angkutan travel dengan sistem antar jemput alamat ini, sebelumnya Rp 20 ribu dari Padang ke Painan dan sebaliknya," ungkap Sijas 45, warga Painan lainya.
Para pemilik jasa angkutan umum dan travel mengakui bahwa dengan bertambahnya biaya pengeluaran akibat kenaikan BBM itu, terpaksa juga diseimbangkan dengan tarif atau ongkos.
"Bila kenaikan BBM ini tidak disejalankan dengan kenaikan ongkos atau tarif, akan berdampak terhadap keberlangsungan usaha saya. Bahakan bisa membuat saya dan pemilik jasa angkutan lainya gulung tikar. Belum lagi akan menyusulya kenaikan berbagai onderdil kendaraan. Bila tidak diseimbangkan dengan kenaikan harga, ancaman gulung tikar itu bisa bakal terjadi pada kami," ungkap Siril 45, salah seorang pemilik jasa angkutan di Painan kemarin.
Kondisi ini juga diakui Yopit 32, pemilik jasa angkutan travel Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) lainya di Pessel. "Sebelum BBM naik, ongkos dari Padang ke Kambang Kecamatan Lenagayang Rp 30 ribu, sekarang terpaksa dinaikan menjadi Rp 40 ribu. Kenaikan ini diukur berdasarkan jarak yang ditempuh. Sebab antara Kambang dengan kota Padang, jaraknya dua kali dari Padang ke Painan," tutupnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Tarusan Uyun 38 ketika dikomfirmasi tentang barang yang distoknya sebelum kenaikan harga BBM juga ikut dinaikan, kepada Padang Ekspres mengungkapkan dia bersama pedagang lain terpaksa menaikan harga karena untuk menyiasati pembelian barang baru."KIta harus menaikan harga karena untuk menyiasati kenaikan harga ketika harus memberi barang baru," ujarnya
Selain kenaikan harga kebutuhan pokok naik ,kenaikan juga dapat dilhat pada ongkos bahkan kenaikan ongkos mencapai 50 %.Biasanya Angkutan Umum dari Painan -Padang Hanya Rp 20.000,- sekarang Rp 25.000,- Dari Tarusan -Padang Biasanya Rp 15.000,- Sekarang Rp 20.000,-, malah ada beberapa angkutan yang meminta ongkos melebihi ketentuan tersebut.Kenaikan ongkos tersebut hanya inisiatif para sopir saja tidak ada aturan yang mengatur.
Joni 20 seorang mahasiswa asal Painan mengungkapkan dia harus membayar ongkos hingga Rp 30 Ribu untuk ke Padang , menurutnyanya sopir beralasan semenjak kenaikan harga BBM penumpang sepi sehingga dia harus melakukan negosiasi kepada penumpang untuk menutupi biaya BBM.
Kenaikan ongkos juga berdampak pada angkutan desa (Angdes) seperti Becak Motor sebelumnya dia hanya mematok harga kepada penumpang Rp 1000,- / 5 Km namun sekarang jauh dekat penumpang harus membayar Rp 2000.(t/mal/yon/n)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kondisi ISPU Dumai Paling Berbahaya
Redaktur : Tim Redaksi