jpnn.com, LEBAK - Sembilan orang penambang emas ilegal terjebak di dalam lubang tambang selama 38 jam saat banjir bandang dan longsor di Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten pada Jumat (6/12).
Saluran air di lubang tambang bekas PT Aneka Tambang (Antam) tertutup longsor, sehingga air masuk ke dalam lubang dan menutupi akses keluar para penambang.
BACA JUGA: Empat Orang Penambang Ilegal Tewas Tertimbun Longsor
Sembilan orang penambang tampak semringah setelah keluar dari lubang tambang dan dirawat di Puskesmas Citorek. Mereka bersyukur masih diberikan kesempatan untuk hidup.
Karena selama 38 jam, sembilan orang penambang liar asal Citorek Kidul, yakni Tata, Dari, Oco, Ade, Fai, Surahman, Fulih, Suanda, dan Hamdun terjebak dalam lubang tambang tanpa makanan dan minuman.
BACA JUGA: Tujuh Penambang Emas Ilegal Tewas Keracunan Gas
Bahkan, beberapa penambang pasrah dan hanya berdoa agar segera datang pertolongan dari masyarakat atau tim SAR. Selama satu hari dua malam, mereka merasakan lapar dan kedinginan di dalam lubang tambang yang tertutup air hujan.
Dalam kondisi pakaian yang basah, para penambang tetap bertahan. Mereka saling menguatkan sambil berharap adanya pertolongan dari kerabat dan masyarakat Citorek Kidul.
Ditemui di Puskesmas Citorek, Tata menceritakan pengalamannya selama terjebak di lubang tambang. Dia dan rekan-rekannya masuk ke dalam lubang tambang pada pagi hari.
Pada sore hari, air mulai masuk dan menutupi akses yang menjadi jalan keluar para penambang. Mereka berupaya mencari jalan keluar. Namun, tidak ada akses jalan untuk keluar dari lubang tambang eks PT Antam tersebut.
Tata dan rekan-rekannya mencari tempat terbuka yang lebar di dalam lubang yang tidak terendam air. Di sana mereka bertahan sambil menunggu keajaiban. Tanpa makanan dan hanya membawa botol minuman, para penambang berupaya untuk bertahan hidup.
Satu malam terlewati dengan kondisi yang begitu mencekam. Pada hari berikutnya, belum ada warga yang memberikan pertolongan.
Pada Minggu (8/12) dini hari, air yang menutupi akses jalan keluar mulai menyusut. Kondisi tersebut membuat para penambang memiliki harapan untuk hidup.
Pada pagi hari, sekira pukul 5.30 WIB, tim SAR berhasil masuk ke dalam lubang dan memastikan para penambang dalam kondisi aman dan sehat. Setelah itu, para penambang keluar dari lubang dengan bantuan dari tim SAR gabungan.
“Alhamdulillah saya dan rekan-rekan masih bisa bertahan, walaupun persediaan makanan dan minuman yang terbatas,” kata Tata di Puskesmas Citorek, Minggu (8/12).
Menurutnya, kondisi para penambang saat dievakuasi dari lubang tambang cukup lemas. Mereka tidak makan dan kekurangan oksigen. Untuk itu, para penambang langsung dibawa ke Puskesmas Citorek untuk mendapatkan perawatan medis. Bahkan, dua orang penambang, yakni Surahman dan Ade kondisinya lemas, sehingga harus digendong tim SAR ke perkampungan.
“Ini keajaiban. Saya dan penambang lainnya masih bertahan hidup,” ungkapnya.
Tata menyampaikan terima kasih kepada tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri dan masyarakat yang telah membantu menyelamatkan dirinya. Kejadian tersebut menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya. Sehingga ke depan lebih berhati-hati dan waspada terhadap ancaman banjir dan longsor saat melakukan aktivitas pertambangan.
“Saat di dalam lubang tambang, kami berdoa agar diselamatkan. Setelah keluar kami terharu, karena masih bisa dipertemukan dengan anak dan istri,” ujarnya.
Tiap hari, Tata berprofesi sebagai penambang emas di lubang eks PT Antam. Dia tidak sendiri, karena banyak warga di Citorek Kidul yang mengandalkan penghasilan dari dalam lubang tambang tersebut. Mereka bertaruh nyawa untuk bisa menghidupi anak dan istrinya di rumah.
“Saya tiap hari mengandalkan penghasilan dari menambang. Kalau lagi untung, hasilnya lumayan untuk makan anak dan istri serta keluarga di rumah,” jelasnya.
Kepala Desa Citorek Kidul Narta menginformasikan, para penambang terjebak di lubang eks PT Antam sejak Jumat (6/12) sekira pukul 16.00 WIB.
Mereka baru berhasil keluar dari lubang tambang pada Minggu (8/12) sekira pukul 6.00 WIB dengan bantuan dari tim SAR gabungan. Di dalam lubang tersebut dipenuhi air hujan, karena itu mereka tidak bisa keluar lubang selama 38 jam.
“Enggak ada makanan yang dibawa para penambang. Mereka tiap hari hanya bawa satu botol minuman aqua untuk minum di dalam lubang,” katanya.
Narta bersyukur sembilan orang penambang yang terjebak di dalam lubang eks PT Antam berhasil diselamatkan. Upaya penyelamatan dilakukan tim SAR gabungan bersama masyarakat sejak Jumat malam hingga Minggu dini hari. Pada Sabtu malam sekira pukul 23.00 WIB, saluran air yang tertutup longsor berhasil dibongkar tim SAR.
Kondisi tersebut membuat air di dalam lubang sedikit demi sedikit berhasil dialirkan dari dalam Lubang. Pada Minggu pagi, tim SAR akhirnya bisa masuk ke dalam lubang dan langsung mengevakuasi para korban yang terjebak di dalamnya.
“Alhamdulillah selamat semuanya,” katanya. (mastur)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti