jpnn.com - MARIA Natalia Londa tak mau tampil di Olimpiade 2016 hanya dengan fasilitas wild card. Levelnya sudah dunia.
======
ANDA tahu berapa beda rekor dunia lari 100 meter yang diciptakan Don Lippincott pada 6 Juli 1912 di Stockholm, Swedia, dengan yang dicetak Usain Bolt di Berlin, Jerman, pada 16 Agustus 2009? Hanya sekitar 1 detik! Lippincott menorehkan 10,6 detik dan Bolt membukukan 9,58 detik.
BACA JUGA: Ronaldo Hampir ke Monaco
Padahal, begitu banyak yang terjadi dalam kurun satu abad yang memisahkan Lippincott dan Bolt. Teknik start yang terus disempurnakan, metode latihan yang diperbarui, gizi atlet yang semakin membaik, dan tentu saja teknologi sepatu yang kian canggih.
BACA JUGA: Tak Hanya Numpang Lewat
Sekarang katakanlah 1 detik di nomor lari itu ekuivalen dengan satu sentimeter di nomor lompat. Kalau menambah satu detik saja butuh waktu satu abad, bisakah penambahan sembilan senti dilakukan dalam waktu tiga tahun?
Terlihat sangat berat, memang. Tapi, tidak bagi Maria Natalia Londa. Pekan lalu dalam Kejuaraan Nasional Atletik 2013 di Jakarta pekan lalu dia mencatat rekor nasional (rekornas) baru 14,11 meter. Torehan itu hanya kurang sembilan senti lagi dari limit Olimpiade, 14,20 meter.
BACA JUGA: Berharap Rekor Baru di Papua
Kalau berhasil menembus limit menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, itu, sulung dari tiga bersaudara yang juga berkiprah di lompat jauh tersebut akan menjadi pelompat jangkit pertama Indonesia yang tampil di Olimpiade. Sebuah momen istimewa yang sebenarnya nyaris berhasil digapai dara 22 tahun itu tahun lalu.
Ketika itu dia sempat dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan sebelum Olimpiade London 2012. Sayangnya, di saat last minute dia tidak lolos. Atletik Indonesia akhirnya hanya diwakili tiga penggawa: Dedeh Erawati, Triyaningsih, dan Fernando Lumain.
Kecewa? Itu tak ada dalam kamus hidup perempuan berdarah Papua tersebut. "Karena saya menganggap tidak terpilihnya saya hanya karena jatah saja, bukan karena saya yang tidak mampu," ujarnya.
Determinasi itu pula yang membuatnya tak berhenti menorehkan rekor demi rekor nasional, baik di lompat jangkit maupun jauh. Itu yang membuatnya kini layak dijuluki "Ratu Lompat Jangkit dan Jauh Indonesia." yakin bisa mengejar selisih sembilan detik tadi.
Dua ajang terdekat sebelum Olimpiade, SEA Games di Myanmar pada Desember nanti plus Asian Games di Incheon, Korsel, 2014 mendatang menjadi batu lompatan pertama putri pasangan (almarhum) Kamilus Kasih-Anastasia Ariningsih itu.
"Hanya emas di SEA Games dan Asian Games-lah yang bisa mengantarkan saya ke Rio," ungkapnya.
Kebetulan pula, meski kerap memecahkan rekor nasional, dia belum pernah merebut medali emas di dua ajang tersebut. Dalam partisipasinya di SEA Games 2011, sekalipun bisa membuat rekornas, dia hanya meraih perak.
"Mungkin Tuhan memberikan jalan ini bagi saya supaya saya bisa merasakan tahapan-tahapan itu sebelum berada di Olimpiade. Saya juga ingin menunjukkan saya layak berada di Rio karena memang saya mampu, bukan karena wild card. Saya tidak mau dianggap atlet karbitan yang muncul langsung berada di Olimpiade," tegasnya.
Dukungan pun mengalir kepada Maria untuk bisa meraih mimpinya menuju ke Brasil. Sang pelatih, Ketut Pageh, mengatakan inilah kans terbaik Maria untuk menunjukkan bahwa dia tidak hanya jago meraih emas di dalam negeri.
Senada dengan Pageh, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASI Tigor Tanjung pun juga menganggap level Maria seharusnya memang sudah dunia. untuk tampil di Brasil. "Kalau tidak sekarang, kapan lagi," jelasnya. (Narendra Prasetya Utomo Wijoyo/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fellaini Debut, Kagawa Absen Lagi
Redaktur : Tim Redaksi