jpnn.com - jpnn.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengalami penurunan penjualan sebesar tiga persen menjadi 5,5 juta metrik ton pada 2016 lalu.
Hal yang sama juga dialami PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
BACA JUGA: DPR Bakal Perjuangkan Pabrik Semen Indonesia Beroperasi
Emiten berkode INTP itu mengalami penurunan penjualan hingga empat persen mennadi 16,1 juta metrik ton.
Pangsa pasar Indocement juga turun 110 basis poin dari 27,1 persen pada 2015 menjadi 26 persen pada tahun lalu.
BACA JUGA: Warga Rembang Pro-Pabrik Semen Mengadu ke Ketua DPR
Di sisi lain, pasar semen nasional hanya bertumbuh 0,02 persen menjadi 62,008 juta metrik ton pada tahun lalu.
Stagnasi penjualan terjadi akibat penurunan penjualan tujuh persen di kuartal keempat 2016 menjadi 17,3 juta MT.
BACA JUGA: Warga Curhat Pembangunan Pabrik Semen Rembang ke DPR
Secara persentase, penurunan konsumsi semen terbesar terjadi di Kalimantan yang minus 15,9 persen.
Setelah itu, diikuti kawasan Indonesia Timur yang minus 10,4 persen, Nusa Tenggara (9,7 persen), dan Jawa (8 persen).
Analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang menyebut tipisnya pertumbuhan pasar semen nasional di bawah ekspektasi kenaikan dua persen pada awal tahun.
Lemahnya penjualan semen disebabkan minimnya belanja infrastruktur dan curah hujan yang tinggi pada kuartal keempat 2016.
’’Kami memprediksi ada perbaikan tipis lima persen pada full year 2017. Angka itu tergantung efisiensi belanja infrastruktur yang tergantung dana transfer pemerintah pusat ke daerah dan dana desa,’’ tutur Liliana, Jumat (13/1).
Sementara itu, produsen semen di luar SMGR dan INTP justru berkibar dengan pertumbuhan penjualan 23 persen menjadi 10,8 juta metrik ton.
Umumnya, pelaku baru tersebut adalah importir yang mampu bersaing dari sisi harga.
Karena itu, Liliana memperkirakan potensi kelebihan pasokan (oversupply) di pasar semen nasional mencapai 34 juta metrik ton. (vir/gen/c19/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Indonesia Buka Peluang Ekspor ke Australia
Redaktur & Reporter : Ragil