jpnn.com, JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kinerja positif pada semester pertama 2023.
Perseroan sukses menerapkan strategi yang fokus dan konsisten pada pertumbuhan profitabilitas jangka panjang.
BACA JUGA: Perluas Bisnis, Kimia Farma Laboratorium & Klinik Resmikan 20 Outlet Baru
Transformasi yang dilakukan Kimia Farma tercermin pada torehan kinerja keuangan perseroan sepanjang periode Januari hingga Juni 2023.
Hingga akhir Juni 2023, Kimia Farma mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 4,95 triliun.
BACA JUGA: Sampah Rumah Tangga Jangan Dibuang! Yuk Kumpulkan & Dikirim ke Bank Sampah Binaan Pegadaian
Pendapatan pada semester I tahun ini meningkat sebesar 11,78% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp4,43 triliun.
“Raihan pendapatan Kimia Farma secara konsolidasi hingga Juni 2023 disokong oleh kuatnya penjualan produk dan peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik,” ujar Direktur Utama PT Kimia Farma, David Utama.
BACA JUGA: Ajak Masyarakat Medan Bersih-bersih Sungai, Pegadaian Berhasil Kumpulkan 1,6 ton Sampah
David menjelaskan, dari sisi kategori produk, obat generik menyumbang pendapatan sebesar Rp1,07 triliun atau meningkat sekitar 25,26% dari Rp858,96 miliar.
Selain itu, penjualan produk etikal dan lisensi juga meningkat 13,99% menjadi sebesar Rp1,89 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,65 triliun.
Di tengah rebranding yang tengah digencarkan, layanan laboratorium medis dan klinik berkontribusi baik terhadap pendapatan.
Dalam laporan keuangan tercatat capaian layanan laboratorium medis dan klinik sebesar Rp488,16 miliar atau meningkat 16,60% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp418,66 miliar.
Adapun penjualan obat over the counter (OTC) dan kosmetika tumbuh 4,85%, dari periode 2022 sebesar Rp1,01 triliun menjadi Rp1,06 triliun pada semester I 2023.
Sementara itu, kategori alat keseahatan berkontribusi senilai Rp49,02 miliar, terkontraksi 14,75% dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp57,50 miliar.
Peningkatan pendapatan menyebabkan emiten ini mampu mencetak laba operasional positif sebesar Rp236,29 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama 2022, di mana Kimia Farma masih mencatat rugi operasional sebesar Rp15,67 miliar.
"Pencapaian kinerja positif tersebut mampu mendorong bottom line Kimia Farma dengan membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar sepanjang semester I 2023. Jika dibandingkan pada periode sama tahun lalu, Kimia Farma mencatat kerugian bersih Rp206,30 miliar," jelas David.
Pertumbuhan mengesankan juga terjadi pada sisi aset. Kimia Farma mencatat total aset sebesar Rp 20,60 triliun pada semester I 2023. Angka ini mengalami pertumbuhan sekitar 1,21% dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp20,35 triliun.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada