JAKARTA - Sistem konvensi semi terbuka yang akan digelar Partai Demokrat guna menjaring calon Presiden untuk diusung pada Pemilu 2014, harus dinilai sebagai langkah maju dalam demokratisasi seleksi bakal calon Presiden.
Menurut Direktur Eksekutif Seven Strategic Studies, Mulyana Wirakusumah, dengan keterbukaan, maka praktik oligarki yang selama ini diduga melembaga di sejumlah partai politik, relatif akan dapat minimalisir.
Selain itu konvensi diyakini juga dapat menjaring masuknya sejumlah tokoh politik yang memiliki potensi.
“Tokoh-tokoh nasional yang mulai disebut akan mengikuti konvensi PD sejauh ini juga bukan tokoh yang terus melambung melalui pemeringkatan lembaga-lembaga survei. Ini tentu membawa angin segar politik dan membangun kecerdasan politik rakyat untuk tidak terpaku oleh hegemoni opini mainstream yang mengarah hanya pada tokoh-tokoh tertentu saja sebagai pilihan untuk capres yang akan datang,” kata Mulyana di Jakarta, Kamis (18/7).
Untuk itu mantan komisioner KPU ini mengajak semua tokoh parpol yang ada tidak memandang sebelah mata proses konvensi PD. Karena model praktik konvensi menurutnya secara tidak langsung akan mampu mengubah kadar ketidakpercayaan publik terhadap parpol, bahkan mampu mengubah sikap masyarakat yang menjauh dari parpol (political party dealignment).
“Jadi (kalau dilakukan dengan baik), konvensi PD cepat atau lambat akan meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat yang saat ini diyakini menurun,” katanya.
Mulyana mengusulkan, dalam Perubahan Undang-Undang Pemilihan Presiden yang akan datang dirumuskan pasal yang mendorong dilakukannya konvensi oleh parpol peserta pemilu dalam proses pencalonan Presiden/Wakil Presiden.
“Dengan begitu kemajuan dalam konsolidasi demokrasi lebih terlembagakan (institutionalized),” katanya.(gir/jpnn)
Menurut Direktur Eksekutif Seven Strategic Studies, Mulyana Wirakusumah, dengan keterbukaan, maka praktik oligarki yang selama ini diduga melembaga di sejumlah partai politik, relatif akan dapat minimalisir.
Selain itu konvensi diyakini juga dapat menjaring masuknya sejumlah tokoh politik yang memiliki potensi.
“Tokoh-tokoh nasional yang mulai disebut akan mengikuti konvensi PD sejauh ini juga bukan tokoh yang terus melambung melalui pemeringkatan lembaga-lembaga survei. Ini tentu membawa angin segar politik dan membangun kecerdasan politik rakyat untuk tidak terpaku oleh hegemoni opini mainstream yang mengarah hanya pada tokoh-tokoh tertentu saja sebagai pilihan untuk capres yang akan datang,” kata Mulyana di Jakarta, Kamis (18/7).
Untuk itu mantan komisioner KPU ini mengajak semua tokoh parpol yang ada tidak memandang sebelah mata proses konvensi PD. Karena model praktik konvensi menurutnya secara tidak langsung akan mampu mengubah kadar ketidakpercayaan publik terhadap parpol, bahkan mampu mengubah sikap masyarakat yang menjauh dari parpol (political party dealignment).
“Jadi (kalau dilakukan dengan baik), konvensi PD cepat atau lambat akan meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat yang saat ini diyakini menurun,” katanya.
Mulyana mengusulkan, dalam Perubahan Undang-Undang Pemilihan Presiden yang akan datang dirumuskan pasal yang mendorong dilakukannya konvensi oleh parpol peserta pemilu dalam proses pencalonan Presiden/Wakil Presiden.
“Dengan begitu kemajuan dalam konsolidasi demokrasi lebih terlembagakan (institutionalized),” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Percaya Keris, MUI Anggap Irjen Djoko Musyrik
Redaktur : Tim Redaksi