jpnn.com, JAKARTA - Penyanyi Teddy Adhitya mempersembahkan album terbaru yang berjudul 'Semua, Semua.' pada Kamis (24/8).
Album ketiga dari pria berdarah Ambon itu sangat berbeda dibanding 2 album terdahulu.
BACA JUGA: Seperti Setiap Hari, Teddy Adhitya Masuk Fase Baru
Sebab, dalam album Semua, Semua, Teddy Adhitya untuk pertama kalinya menghadirkan 12 lagu berbahasa Indonesia.
Dia benar-benar berubah, meninggalkan kebiasaan menulis lirik bahasa Inggris.
BACA JUGA: Teddy Adhitya Mengapresiasi Pendengar Setia Lewat Lagu Stay The Same
"Bikin lagu Bahasa Indonesia itu sebenarnya sulit," kata Teddy Adhitya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (23/8).
Album Semua, Semua punya selang waktu 7 tahun setelah kemunculan Nothing Is Real sebagai album perdana, juga 4 tahun setelah album Question Mark ((?)) milik Teddy Adhitya.
BACA JUGA: Teddy Adhitya Berdamai dengan Masa Lalu Lewat Langit Favoritku
Rentang waktu 4 tahun tersebut menjadi latar belakang terciptanya lagu-lagu dengan ragam cerita serta dinamika yang terjadi di hidupnya.
Kumpulan perasaan yang meliputi cinta, kecewa, marah, hingga kekesalan dan kontemplasi yang akhirnya bersatu padu menjadi sebuah harmoni yang manis.
"Album ini dan seluruh isinya adalah bentuk romantisisasi dari semua bentuk emosi, semua bentuk perasaan, semua bentuk pengalaman yang diromantisisasi melalui kata-kata dan kalimat menjadi sebuah lagu dan melodi," jelas pria berusia 32 tahun itu.
Teddy Adhitya lantas mengungkap alasan memberi judul album Semua, Semua yang berisi pengulangan kata ‘semua’.
Menurutnya, kata tersebut adalah kata paling sederhana yang bisa menggambarkan seluruh bentuk emosi dalam lagu-lagu di album tersebut.
Selain itu, terdapat kata 'semua' pada 12 lagu yang menghiasi album Semua, Semua.
"Dalam semua lagu ada kata semua. Awalnya tidak sengaja di beberapa lagu, lalu ya sudah sekalian," bebernya.
Album Semua, Semua dari Teddy Adhitya berisi lagu Seperti Setiap Hari yang sudah rilis, lalu Kini, Takkan
Berpaling, Sumpah Mati, Kembalikanku, hingga Arah yang melibatkan Kunto Aji sebagai kolaborator.
Lagu Caraku, Caramu didapuk sebagai focus track, sebuah single yang dari segala aspek paling mewakili keseluruhan materi di dalam album.
"Menurut gue, lagu ini yang paling merepresentasikan secara judul dan lirik, dan juga kayak rasa baru dari gue yang mungkin belum pernah gue keluarkan," tambah Teddy Adhitya.
Dari segi musik, album Semua Semua milik Teddy Adhitya masih didominasi nuansa pop, soul, dan R&B.
Penggarapan album tersebut melibatkan banyak nama yang masing-masing kontribusinya terdapat di berbagai lagu.
Teddy Adhitya mengajak Adityar Andra, Anugrah Swastadi, Barry Likumahuwa, Dennis Nussy, Doni Joesran, Enrico Octaviano, Felix Buliks, Felix Davis, Gamaliel Tapiheru, Gangga, Henry Budidharma, Jelita, Kamga, Kenny Gabriel, Kevin Queency, Lafa Pratomo, Nino Kayam, Petra Sihombing, Ray Prasetya, Rendy Pandugo, Stevano, Taufan Wirzon, dan Vicky Geovaldy.
Menurutnya, kehadiran para rekan-rekan tersebut sangat membantu dirinya mengemas lagu-lagu seperti era 2000an.
"Kenapa era 2000an? Karena gue tumbuh di era musik zaman itu," imbuhnya.
Album Semua, Semua dari Teddy Adhitya sudah bisa didengarkan melalui berbagai layanan streaming musik sejak Kamis (24/8). (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra