jpnn.com, JAKARTA - Senator atau Anggota DPD RI Sumatera Utara sekaligus Ketua Kelompok DPD RI di MPR RI Dr. Dedi Iskandar Batubara hadir sekaligus menjadi pembicara saatDialog Publik yang digelar Kelompok Cipayung Plus Sumatera Utara (Sumut) bertema “100 Hari Kerja Prabowo - Gibran Wujudkan Asta Cita untuk Indonesia".
BACA JUGA: Pimpinan Kelompok DPD RI di MPR Tinjau Pembangunan IKN, Begini Komentar Senator Dedi Batubara
Senator Dedi Iskandar Batubara foto bersama aktivis mahasiswa dari Kelompok Cipayung Plus Sumut saat Dialog Publik bertema “100 Hari Kerja Prabowo - Gibran Wujudkan Asta Cita untuk Indonesia" di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan pada Selasa (28/1/2025). Foto: Humas Kelompok DPD RI di MPR RI
Dialog publik ini berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Kelurahan Anggrung, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan pada Selasa (28/1/2025).
BACA JUGA: Tinjau Pembangunan IKN Bersama Pimpinan MPR, Senator NTT Abraham Paul Liyanto: Membanggakan
Senator Dedi yang juga Ketua Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara itu menjadi pembicara bersama Wakil Ketua DPD Gerindra Sumut Ikrimah Hamidi dan Kadispora Sumut M Mahfullah Pratama Daulay mewakili Penjabat Gubernur Sumut.
Pada kesempatan itu, Senator Dedi mengapresiasi kepada aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus dapat menyelenggarakan dialog publik tersebut.
BACA JUGA: Prabowo dan Anwar Ibrahim Sepakat Tertibkan Persoalan Tenaga Kerja
“Kegiatan ini luar biasa dilakukan oleh Kelompok Cipayung Plus Sumut,” ujar Senator Dedi Batubara.
Senator Dedi menilai kegiatan tersebut luar biasa dan menarik meskipun bukan satu-satunya parameter dalam memberikan penilaian terhadap kinerja Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam kurun waktu 100 hari kerja.
Dia juga mengingatkan kontribusi kepada pemerintahan tidak semata-mata saran. “Kritik juga merupakan bagian dari kontribusi,” ujar Senator Dedi Batubara yang sudah tiga periode menjadi anggota DPD RI dari Sumatera Utara ini.
Lebih lanjut, Senator Dedi menjelaskan histori pergerakan reformasi ditandai dengan indentitas mahasiswa melalui pergerakannya.
“DNA mahasiswa adalah bergerak. Justru kita akan mati jika tidak bergerak," tegas Dedi Batubara.
Selain itu, Ketua PW Al Washliyah Sumut itu juga membagikan pengalamannya ke sejumlah negara, di antaranya Ibu Kota Afrika Selatan, yaitu Pretoria, Cape Town, Bloemfontein.
Hal itu sebagai contoh dapat menjadi acuan bagi Indonesia untuk memikirkan alternatif Ibu Kota lainnya.
Senator Dedi Iskandar Batubara saat berbicara dalam Dialog Publik Kelompok Cipayung Plus Sumut bertema “100 Hari Kerja Prabowo - Gibran Wujudkan Asta Cita untuk Indonesia" di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan pada Selasa (28/1/2025). Foto: Humas Kelompok DPD RI di MPR RI
Selanjutnya, Dedi sependapat dengan hasil hasil-survei yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survey bahwa tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto cukup tinggi.
Pada kesempatan itu, Dedi Iskandar Batubara mendukung kerja-kerja pemerintahan Presiden Prabowo dalam menjadikan Ibu Kota Nusantara sebagai "Ibu kota Politk" dan akan berperan aktif dalam mewujudkan Asta Cita Kabinet Merah Putih ke depannya.
Sementara itu, Kadispora Sumut M Mahfullah Pratama Daulay saat membuka dialog publik tersebut menyampaikan permohonan maaf dari Penjabat Gubernur Sumut yang tidak bisa hadir karena sedang bertugas di Jakarta.
Untuk diketahui, dialog publik ini digelar oleh Kelompok Cipayung Plus Sumut merupakan organisasi mahasiswa gabungan terdiri terdiri dari HIMMAH, KAMMI, IMM, GMKI dan PMII.
Korwil GMKI Sumut – NAD Arion Pasaribu mewakili Kelompok Cipayung Plus menjelaskan kegiatan ini dinisiasi sebagai bentuk apresiasi Kelompok Cipayung Plus Sumut terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto.
Sejarah Kelompok Cipayung
Pada awalnya “Kelompok Cipayung” yang berdiri pada 22 Januari 1972 di Cipayung, Bogor, hanyalah istilah untuk menyebut satu Forum Komunikasi dan Kerja Sama 5 (lima) organisasi massa (ormas) mahasiswa. Ormas-ormas mahasiswa itu adalah:
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI);
2. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI);
3. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI);
4. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI);
5. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Akan tetapi, dalam perkembangannya keberadaannya terkesan melembaga, menjadi populer di masyarakat. Hal itu tentu karena kiprah peran dan terutama pikiran-pikiran kritis yang dilahirkannya, kerap dianggap sebagai cerminan sikap politik mahasiswa Indonesia.
Eksistensi Kelompok Cipayung memang satu fenomena menarik dalam sejarah kerja sama antarormas mahasiswa.
Bukan saja karena bentuknya yang unik, karena menyatukan ormas-ormas yang memiliki berbagai perbedaan karakteristik, tetapi juga usianya relatif panjang dibanding dengan wadah kerja sama ormas mahasiswa yang lain.
Lahirnya kerja sama Kelompok Cipayung, sebenarnya bukan sesuatu yang direncanakan, dalam arti para pemimpin ormas-ormas mahasiswa itu berkumpul dan kemudian membentuk suatu kelompok yang dinamakan Kelompok Cipayung, melainkan secara alamiah melalui diskusi-diskusi informal dan komunikasi yang bersifat personal antar sesama pimpinan ormas mahasiswa.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari