JAKARTA-Polemik sepak bola Indonesia mulai mendekati titik didih. Kisruh Sepak Bola Indonesia yang semakin semrawut dan timbul dualisme kompetisi membuat Komisi X DPR RI yang mengurusi anggaran sepak bola Indonesia berang.
’’Saya dulu salah satu orang yang memperjuangkan agar anggaran sepak bola cair. Tapi dengan kondisi sepak bola saat ini, lebih baik anggaran sepak bola distop sekalian,’’ jelas Djamal Azis, anggota Komisi X DPR RI dalam acara diskusi sepak bola bertema Tinjauan KLB dari Sisi Hukum Olahraga di Jakarta, kemarin.
Djamal mengimbau kepada pengurus PSSI agar selalu melihat tujuan dibentuknya PSSI. Yakni, sepak bola sebagai alat perjuangan bangsa oleh Ir. Soeratin pada 1930. ’’Saya mengira akan ada secercah harapan perubahan, ternyata malah semakin semrawut sepak bola kita. Misi Suratin sebagai ketua umum PSSI pertama tidak terbukti,’’ jelas Djamal.
Dalam mukadimah terbentuknya PSSI saat dipimpin Suratin, kata Djamal, bertujuan sebagai alat pemersatu dan perjuangan bangsa. Namun, dia menilai, pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin, tidak kompeten dalam mengambil kebijakan. ’’Logika sederhananya, jika pengurus PSSI mengklaim telah on the track, tapi terbukti masih banyak anggota PSSI yang menganggap bahwa PSSI keluar dari jalur yang telah ditetapkan sesuai hasil kongres Bali,’’ ungkap dia.
Hasilnya, perpecahan di internal PSSI muncul akibat keputusan yang dinilai tidak bersahabat dengan anggota PSSI. Inilah yang menyebabkan muncul usulan KLB untuk menggantikan kepengurusan PSSI. ’’Ini terjadi karena pengurus PSSI tidak berpikir psikologis sepak bola,’’ ujarnya.
Ketua Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) Toni Apriliani menegaskan, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin telah berbohong yang menyebut pengurus PSSI tidak pernah melanggar Statuta PSSI.
Dalam acara diskusi kemarin, Toni menjelaskan, sesuai pasal 40 Statuta PSSI, Ketua Umum PSSI melaksanakan keputusan yang dikeluarkan kongres dan komite eksekutif melalui sekretaris jenderal. ’’Selama ini Djohar selalu bicara pihaknya tidak pernah langgar Statuta. Kalau iya, mana putusannya, mana programnya,’’ kata Toni.
Toni mengatakan, dalam mengambil keputusan, PSSI tidak mengacu kepada hasil Kongres Bali, terutama mengenai kompetisi Liga Indonesia. Atas dasar itulah, muncul protes dari anggota PSSI. Klimaksnya, muncul usulan Kongres Luar Biasa (KLB) dari 452 anggota PSSI yang memandatkan kepada KPSI.
’’KPSI dasarnya keinginan dari anggota PSSI yang sudah tidak percaya kepada PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin. KPSI bukan dibentuk, tapi dimandatkan,’’ ujarnya.
Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yuniarto mengatakan, usulan KLB yang digalakkan sebagian besar anggota PSSI sah jika dilihat dari aspek hukum.
’’Dari sisi jumlah anggota kalau benar hasil verifikasi itu sesuai, artinya tidak ada satu alasan pun dari sisi Statuta yang bisa dilakukan pengurus PSSI untuk menolak KLB. Jadi dari sisi hukum, KLB itu sah,’’ katanya di tempat yang sama.
Haryo menambahkan, jika PSSI menyebut tidak boleh dilakukan KLB justru merekalah yang sebenarnya mengeluarkan aturan tanpa dasar dan otomatis mereka melanggar aturan itu sendiri.
’’Tahapan usulan KlB tidak ada yang cacat. Mereka telah meminta kepada PSSI, PSSI-nya saja yang tidak merespons positif. Akhirnya mereka melakukan perkumpulan dan mencetuskan mosi tidak percaya dan permohonan KLB,’’ imbuhnya.
Pengurus PSSI diimbau agar bijaksana menyikapi usulan KLB dari sebagian besar anggota PSSI. Hal itu disampaikan Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yuniarto di sela-sela Diskusi Sepak bola di Hotel Atlet Century, kemarin. Seharusnya PSSI melakukan apa yang dikehendaki mayoritas PSSI. ’’Seharusnya pengurus PSSi tidak boleh alergi, tidak boleh menyatakan KLB itu haram dan sebagainya,’’ kata Haryo.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin siap berkomunikasi dengan berbagai pihak. Kondisi ini terkait rencana PSSI bertemu dengan Komisi X DPR RI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Untuk itulah, federasi sepak bola tertinggi Tanah Air ini menegaskan, membuka segala kesempatan berdiskusi dengan berbagai pihak yang bersinggungan dengan persepakbolaan Indonesia. ’’Kami selalu membuka ruang untuk selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang perhatian dengan persepakbolaan Indonesia. Sebagai salah satu contoh, kami sempat membuka pertemuan dengan KONI beberapa waktu lalu,’’ ungkap Djohar kemarin.
Usaha PSSI untuk bertemu dengan berbagai pihak memang terkait wacana KLB yang akan digulirkan KPSI. Komite yang diketuai Toni Apriliani ini berencana menggelar KLB pada 6 Maret mendatang. (lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Henry Adu Mulut dengan Fans
Redaktur : Tim Redaksi