Naik panggung sekitar pukul 20.50, mantan pencabik bass The Police itu langsung membuat penonton bernyanyi dengan If I Ever Lose My Faith in You. Selanjutnya, Sting menyuguhkan Every Little Thing She Does is Magic yang dicomot dari album single The Police dengan judul yang sama.
Sting seolah tak mau penggemarnya yang duduk di kursi VIP hanya ikut bernyanyi tanpa beranjak dari tempat duduk. Englishman in New York pun menjadi lagu ketiga yang membuat penonton "gatal" untuk bergoyang.
Meski tak banyak menyapa penonton, Sting tetap mampu mempermainkan emosi penggemarnya dengan urutan lagu-lagu yang disuguhkan. Misalnya usai mengajak bergoyang dengan Heavy Cloud yang sedikit reggae, Sting langsung membuat penonton berjingkrak dengan lagu Message in a Bottle.
Tapi saat energi penonton makin panas, Sting melantunkan Shape of My Heart. Backdrop hitam polos melengkapi kelamnya lagu yang menjadi theme song film "Leon: The Professional" itu.
Penonton baru kembali berjingkrak ketika De Do Do Do, De Da Da Da dimainkan. Setelah diselingi solo biola Peter Tickell yang merupakan salah satu musisi pengiring pada setiap konser Back to Bass Tour 2012, intro Roxanne langsung terdengar dari petikan gitar Dominic Miller.
Roxanne sempat dikira penonton sebagai lagu pamungkas karena Sting dan musisi pengiringnya undur diri. Namun saat suasana panggung gelap, teriakan "we want more" langsung menggema, Ternyata itu hanya jeda, karena Sting kembali muncul dan menyuguhkan Desert Rose. Nyaris seluruh penonton yang memadati MEIS ikut bergoyang saat lagu dengan intro dan cengkok yang sangat khas "padang pasir" itu dimainkan.
Setelah King of Pain yang menyusul Desert Rose, penonton lagi-lagi kompak bernyanyi saat Every Breathe You Take dilantunkan. Lagi-lagi, Every Breathe You Take sempat disangka lagu terakhir karena Sting dan musisi lainnya menyingkir dan lampu panggung meredup setelah memainkan lagu rilisan tahun 1983 yang semakin melambungkan nama The Police itu.
Ternyata itu masih ada dua buah lagu lagi. Sting kembali muncul dan mengalunlah Next to You. Hingga akhirnya Sting yang sepanjang konser menyandang bass, mengambil gitar akustik dan memainkan intro Fragile. Lagu pelan ini pula yang akhirnya memungkasi konser itu.
Meski hampir dua jam pria menghibur penggemar di MEIS, tapi Sting tak banyak mengajak penonton berkomunikasi. Pria asal Inggris kelahiran 2 Oktober 1951 itu hanya sedikit bertutur sebelum mengawali lagu Hung My Head, atau ketika membawa boneka rubah kecil sebelum melantunkan End of Game.
Meski begitu ia tetap memuji penonton yang bersedia datang di bawah ancaman hujan. Pujian itu pula yang disampaikan Sting sebelum memulai lagu Heavy Cloud. Penonton menimpali dengan kata "no way" setiap Sting melantunkan "heavy cloud".
Tapi kurang komunikatifnya Sting tidak mengurangi sempurnanya pertunjukan. Pria yang rajin yoga itu tetap tampil prima. Bahkan Usia senja tak membuat suaranya kedodoran. Performance Sting seolah tak tak jauh beda dengan aksi panggungnya ketika tampil di Jakarta 20 tahun lalu.
Boleh dibilang Sting yang artinya menyengat, mampu tampil maksimal dengan instrumen minimal. Selain bass yang disandangnya, Sting hanya dibantu empat orang musisi lainnya yakni Dominic Miller (gitar), Vinnie Colaiuta (drum), David Sancious (keyboards), Peter Tickell (biola) dan seorang backing vokal, Jo Lawry.
Yang patut dicatat, meski irit bicara tapi Sting tak henti-hentinya mengumbar senyuman. Dengan tampilan sederhana, sesekali ia bergeser ke tepi kanan atau kiri panggung untuk berpose demi penonton yang membidiknya dengan kamera di handphone atau kamera saku. "Jakarta, good night and thank You," pungkas Sting sembari mengajak rekan-rekannya berjajar di panggung.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Hidup Justin Bieber Diangkat ke Sinetron
Redaktur : Tim Redaksi