Adapun senjata yang disita adalah satu pucuk pistol pietro bareta made in Italy. Di sisi sebelah pistol itu bertuliskan PNP property philipines national police, tiga buah magazene, 43 peluru kal 9 mm merk Luger dan sembilan holopoint CBC 9 MM. Akibat peristiwa ini dua pelaku dan satu polisi tewas tertembak.
"Dua tersangka meninggal dunia atas nama Farhan dan Mukhsin sedangkan anggota gugur Bripda Suherman gugur dalam tugasnya," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Anang Iskandar melalui pesan singkat kepada JPNN, Sabtu (1/9).
Seperti yang diketahui, penangkapan malam tadi adalah hasil penelusuran polisi terhadap sejumlah peristiwa penembakan dan pelemparan granat di Solo yang meneror polisi. Peristiwa teror diawali pada 17 Agustus, Pospam 05 di Gemblegan diserang dua orang tak dikenal. Akibatnya, dua polisi terluka. Sehari kemudian, 18 Agustus, giliran Pospam Gladak dilempari granat. Tak ada korban jiwa saat itu. Lalu, Kamis malam (30/8) pos polisi di Singosaren ganti diserang. Akibatnya, petugas jaga Bripka Dwi Data Subekti tewas.
Setelah bekerja keras mengungkap kasus tersebut, tadi malam satuan elite polisi, Densus 88, berhasil membalas tindakan para pelaku teror tersebut. Di antara lima orang yang bisa diidentifikasi, tiga orang dapat ditangkap (dua di antaranya ditembak mati). Sedangkan satu lolos. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Solo Membawa Agenda Khusus
Redaktur : Tim Redaksi