jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII Mukhtarudin menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, yang menyalahkan program biodiesel (B30) sebagai penyebab kenaikan harga minyak goreng.
Dalam rapat kerja Degnan Komisi VII DPR minggu lalu, Mendag Lutfi mengatakan, lonjakan harga CPO saat ini tidak terlepas dari dampak kebijakan Indonesia, yang mendorong penggunaan biodiesel.
BACA JUGA: Benarkah Nissa Sabyan dan Ayus Sudah Menikah Siri? Mantan Istri Jawab Begini
“Menteri Perdagangan tidak boleh menyalahkan program B30 ini yang sudah dimandatkan oleh Presiden Jokowi. Seharusnya Mendag tahu bahwa penggunaan CPO untuk program B30 ini hanya menggunakan sekitar 7,3 juta liter, dan untuk minyak goreng tersedia sekitar 32 juta liter. Ini tidak mengganggu produksi minyak goreng,” ujar Mukhtarudin.
Menteri perdagangan, sambung Mukhtarudin harus fokus kepada tugas dan kewenangannya.
BACA JUGA: Kebijakan Kemendag Justru Membuat Minyak Goreng Langka di Pasaran?
"Jangan malah buang badan mengkritik kementerian lain. Kalau sudah buang badan begini jangan-jangan memang tanda-tanda inkompetensi,” katanya.
Terpisah, Eddy Martono, Sekretaris Jendral GAPKI mengatakan penerapan program biodiesel tidak mengganggu pasokan atau harga minyak goreng dalam negeri.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Minta Petani Waspadai Beredarnya Pupuk Palsu, Kenali Ciri-cirinya
“Yang menyebabkan harga minyak goreng tinggi memang karena harga minyak nabati internasional sedang tinggi,” jelasnya.
Eddy juga membantah pengusaha lebih suka menyuplai ke biodiesel ketimbang minyak goreng.
“Program B30 itu bersifat mandatori dan volume ditentukan pemerintah,” ucap Eddy.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy