jpnn.com - Film basket pertama di Indonesia, Mata Dewa, bakal tayang pada 8 Maret mendatang. Film karya Andibachtiar Yusuf itu mengangkat cerita yang diambil dari rangkaian peristiwa liga basket pelajar Developmental Basketball League (DBL) Indonesia. Tadi malam film yang dibintangi Kenny Austin dan Agatha Chelsea tersebut premiere terbatas di Jakarta.
Film itu mengisahkan perjuangan Dewa (Kenny), pemain basket SMA Wijaya yang matanya hampir buta. Dia berambisi membawa sekolahnya menjuarai DBL East Java Series. ’’Ini adalah tentang bagaimana Dewa bangkit walaupun punya gangguan penglihatan. Sangat inspiring dan memberi motivasi,’’ ungkap Kenny dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Kamis malam (1/3).
BACA JUGA: DBL Indonesia dan Ardiles Luncurkan 5 Seri Sepatu Basket
Kenny pun sempat ingin mengikuti DBL seri Medan. Namun, saat itu usianya sudah melebihi kriteria. ’’Akhirnya, saya bisa main di DBL walaupun dalam film,’’ ucap Kenny, lantas tertawa. Tak hanya Kenny, Chelsea yang memerankan Bening juga merasa memiliki relevansi dengan film tersebut. Di kota asalnya, Bandung, DBL juga populer. ’’Di sekolah aku, tiap ada DBL, selalu ramai dan antusias,’’ tuturnya.
Mudah memang jatuh cinta dan merasa related dengan film hasil kolaborasi antara DBL Indonesia dan Sinema Imaji serta Shanaya Films itu. Hampir semua cast suka bermain basket, bahkan mempunyai pengalaman langsung dengan DBL. Tentu, ada ribuan moviegoers di luar sana yang juga pernah bersentuhan dengan DBL. Baik sebagai pemain, keluarga pemain, suporter, maupun penonton biasa.
BACA JUGA: Ada Kembaran Eunha di Film Basket Mata Dewa
Salah satu cast yang pernah memiliki pengalaman langsung dengan DBL adalah Dodit Mulyanto. Komika 43 tahun tersebut kebagian peran sebagai Bowo, paman Dewa. Sebelum ngetop sebagai stand-up comedian, dia pernah mengajar sebagai guru geografi di SMP Santa Clara Surabaya. Dodit sering mengantarkan murid-muridnya menonton pertandingan DBL di DBL Arena.
’’Pas ikut syuting film ini di adegan pertandingan, aku kok merasa nostalgia ya,’’ kata Dodit dengan gaya khasnya yang polos. Karakter Bowo yang dimainkan pun mempunyai kesamaan dengan Dodit. Bowo adalah orang yang ceria dan doyan melontarkan lelucon. Namun, di sisi lain, Bowo sangat peduli dan selalu memotivasi Dewa. ’’Saya juga kayak gitu lho pas jadi guru,’’ ucap Dodit, lagi-lagi dengan polos, tak meyakinkan.
BACA JUGA: Mata Dewa: Dari Arena DBL ke Layar Lebar
Dodit memberikan sentuhan humor buat film bergenre drama olahraga itu. Pria yang juga bermain di situasi komedi OK-JEK tersebut berhasil membuat tertawa lewat lelucon yang disampaikan dengan bahasa Suroboyoan. ’’Beberapa saya improvisasi lho. Soalnya kalau semua ikut skrip, yo bosen,’’ ujarnya.
Penonton Surabaya pun lebih mudah nyambung dengan film itu. Berbagai lokasi ikonik Kota Pahlawan menjadi latar syuting. Misalnya, DBL Arena, Patung Sura dan Baya, Rumah Susun Penjaringan Sari, hingga Jembatan Suramadu. Hari ini Mata Dewa bakal menggelar gala premiere di Surabaya Town Square (Sutos). (len/c20/na)
Redaktur & Reporter : Adil