Seorang anggota Polri tewas dan enam lainnya dilaporkan terluka dalam bentrokan tiga hari terakhir antara petugas keamanan dengan kelompok bersenjata di dekat pertambangan Freeport di Papua.
Jurubicara Kepolisian Daerah Papua Ahmad Mustofa Kamal menjelaskan serangan terakhir terjadi Senin pagi (23/10/2017) dan melukai empat orang anggota Brimob.
BACA JUGA: Nasib RUU Euthanasia Sukarela di Victoria Akan Ditentukan di Senat
Dia mengatakan mereka ditembaki saat mengevakuasi jenazah Berry Permana Putra yang tewas dalam baku tembak pada hari Minggu di perbukitan Sangket dan dibawa dengan berjalan kaki ke kota terdekat.
"Mereka diserang beberapa saat setelah memasukkan mayat ke ambulans," jelas Kamal.
BACA JUGA: Dakwaan Terhadap Penyerang Mantan PM Australia Tony Abbott Diperberat
Dia mengklaim kelompok penyerang tersebut adalah bagian dari gerakan separatis Papua Merdeka yang dipimpin oleh Sabinur Walker.
Pemberontakan dalam skala kecil bagi kemerdekaan Papua terus terjadi di daerah itu sejak beralih dari kekuasaan Belanda ke Indonesia pada tahun 1963.
BACA JUGA: Pendekatan Agama Dibutuhkan Tangani KDRT di Australia
Bekas jajahan Belanda di belahan barat Pulau Papua secara resmi dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1969 setelah referendum Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang dituduh sejumlah pihak tidak sah.
Dua anggota polisi lainnya terluka pada hari Sabtu saat mencari kelompok bersenjata yang sebelumnya menembaki dua mobil operator tambang Freeport, termasuk yang dikendarai seorang pria asal AS.
Serangan tersebut terjadi di dekat tambang emas dan tembaga Grasberg milik Phoenix, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. yang berbasis di Arizona.
Empat petugas keamanan yang terluka mendapatkan pearwatan di Rumah Sakit Tembagapura Freeport sementara dua lainnya diterbangkan ke Jakarta.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tindakan Tidak Senonoh di Transportasi Publik Victoria Meningkat