Remaja Australia asal East Gippsland, negara bagian Victoria mendapat pengakuan dan pujian karena keberaniannya menyelamatkan ibunya dari kecelakaan mobil.

Trinity Bennett adalah orang yang Anda butuhkan saat mengalami situasi darurat,

BACA JUGA: Penjelasan Polisi Soal Fortuner Berpelat Dinas Polri yang Lawan Arus dan Tabrak Mobil Lain

Saat melihat mobil ibunya tergelincir dari ujung tebing setinggi 50 meter, ia masih berusia 13 tahun.

Ibunya, yang bernama Shannon Bennett sedang mencoba memutar balik di jalan yang basah dan licin, kemudian membelok ke bahu jalan, sebelum jatuh dari ujung tebing.

BACA JUGA: Ayo Mengaku, Siapa Pakai Fortuner Berpelat Polri Lawan Arus sampai Tabrak Mobil Lain?

Ia berhasil mengeluarkan Trinity dari mobil, tapi ia sendiri tak bisa keluar. 

Mobilnya terus terguling melewati pepohonan, kemudian terbalik dan berasap.

BACA JUGA: Facebook, Twitter, dan LinkedIn Amankan Akun Warga Afghanistan dari Sasaran Taliban

Trinity bergegas menuruni tebing untuk menghampiri ibunya di dalam mobil yang remuk.

Kemudian ia menelepon layanan darurat Australia, yakni 000 dan memberikan informasi tentang kondisi ibunya selama 40 menit sampai petugas darurat tiba.

"Ketika saya sedang berbicara di telepon dengan operator [000], mobil mulai tergelincir," kata Trinity.

“Yang penting adalah saya harus tetap tenang. Itu yang saya pelajari di sekolah dasar, untuk tetap tenang dalam situasi seperti itu.

"Pemadam kebakaran datang dan mulai mengangkat ibu saya dari mobil. Mereka percaya dia sudah meninggal, sampai mendengar ia berteriak memanggil saya.

"Mereka terus mengeluarkannya, tetapi saya tidak diizinkan mendekati mobil. Mereka mengeluarkannya setelah beberapa jam dan membawanya dengan helikopter ke [rumah sakit] The Alfred.”

Shannon bangga dengan putrinya dan sangat berterima kasih.

"Untuk tetap bisa tenang di bawah tekanan yang begitu besar. Hanya orang spesial yang bisa melakukan itu," katanya.

Trinity mendapat pengakuan dari Australian Bravery Decorations atas tindakannya yang meningkatkan kewaspadaan..

'Saya ayah yang sangat bangga’

Ayah Trinity, Andrew, masih ingat saat menerima telepon dari polisi pada 20 Oktober 2017.

"Saya sedang berada di Phillip Island untuk MotoGP pada saat itu dan seorang petugas polisi setempat menelepon saya dan mengatakan Shannon sedang dalam perjalanan ke [rumah sakit] The Alfred," ingat Andrew.

"Baru ketika tiba di rumah sakit Alfred saya melihat betapa buruknya kondisi Shannon. Dia menjalani operasi selama sekitar 10 jam.

“[Sikap Trinity] benar-benar luar biasa. Saya ayah yang sangat bangga.”

“Bahkan ketika saya mendengarkan panggilan triple-0 yang dilakukannya lewat rekaman. Sungguh menakjubkan bagaimana dia bisa tetap tenang."

"Dia selalu bersikap cukup dewasa, meski masih kanak-kanak. Dia selalu memikirkan semuanya dan jarang melakukan sesuatu secara tiba-tiba."

Untuk mengatasi trauma, Trinity membutuhkan waktu.

"Saya membicarakannya dengan beberapa orang, teman di sekolah, dengan orang tua saya dan dengan para profesional," katanya.

“Sekarang saya jauh merasa lebih baik. Saya bisa melakukan prosesnya jauh lebih mudah."

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporannya dalam bahasa Inggris

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taliban Berjanji Lindungi Hak Perempuan di Afghanistan, Ada yang Percaya?

Berita Terkait