jpnn.com - SEOUL - Korea Utara dan Korea Selatan sepakat mengadakan reuni untuk keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-1953 pada Oktober ini.
Seperti dilansir laman AFP, Selasa (8/9), Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan perjumpaan yang kedua dalam lima tahun itu akan dilangsungkan antara 20 dan 26 Oktober di resor Gunung Kumgang, Korut.
BACA JUGA: Islamofobia Makin Marak, Muslimah Jadi Sasaran Tindak Kriminal
Sebelum disepakati kedua Korea menggelar perundingan yang dihadiri pejabat Palang Merah di Desa Panmunjom, yang berada di perbatasan kedua negara.
Perundingan itu berjalan mulus dan menghasilkan reuni, itu akan menjadi reuni terkini sejak Februari 2014.
BACA JUGA: Jerman Tujuan Favorit Imigran, Siapkan Rp 95,7 Triliun untuk Bantuan
Reuni semacam itu sebelumnya beberapa kali digelar. Peminatnya mencapai puluhan ribu orang mengingat adanya ribuan keluarga yang terpisah dan tidak bisa mengabari satu sama lain saat Perang Korea yang memecah Korea menjadi dua negara yang berseteru.
Namun, dari sekian banyak peminat, hanya sedikit yang dipilih. Pada pertemuan terakhir, peserta mencapai 100 orang baik dari Korsel maupun Korut.
BACA JUGA: HEBOH! Bola Api Jatuh dari Langit Saat Siang Bolong di Thailand, Ini Penampakannya
Reuni itu mengemuka setelah kedua negara terlibat ketegangan pada pekan terakhir bulan lalu. Bahkan, berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Korsel, militer Korut telah mengerahkan kekuatan artileri dua kali lipat di perbatasan darat dan sekitar 50 kapal selam di perbatasan laut.
Perselisihan kedua negara bermula tatkala Korsel mengarahkan siaran propaganda ke wilayah Korut di perbatasan. Siaran itu berisi buletin berita, perkiraan cuaca, dan musik.
Korut lalu menembakkan artileri di sepanjang perbatasan untuk memprotes siaran propaganda tersebut. Korsel kemudian balas menembakkan artileri ke wilayah Korut dekat perbatasan kedua negara.
Namun, siaran propaganda tersebut kata Presiden Korsel Park Geun-hye, hanyalah reaksi dari aksi militer Korut yang menempatkan ranjau darat di zona demiliterisasi (DMZ). Sementara Korut dilaporkan "menyesali" insiden tersebut.(AFP/BBC/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sakti Mandraguna! Pria Ini Berjalan di Atas Air Sepanjang 125 Meter
Redaktur : Tim Redaksi