"Periode kepengurusan sepak takraw 2008-2012 sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai sponsor tetapi tidak terealisasi," kata Basri.
Padahal, jelasnya, kehadiran sponsor dalam pembinaan olahraga, sangat dibutuhkan untuk mendukung pendanaan. Pasalnya, jika hanya mengharapkan dana dari pemerintah, jumlahnya sangat terbatas. Apalagi dengan pengetatan pengelolaan dan mekanisme penggunaan keuangan negara saat ini menambah sulit menggunakan dana yang bersumber dari APBD dan APBN.
Namun demikian, pengurus mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah harus terus berupaya mencari sponsor atau bapak angkat demi pengembangan sepak takraw. Pengurus sepak takraw Provinsi Sulawesi Tengah Alfian mengatakan, kesulitan pembinaan atlet maupun pengembangan organisasi terbentur masalah dana.
"Kalau di kota besar, khususnya di Pulau Jawa yang memiliki perusahaan industri mungkin tidak terlalu sulit mencari sponsor tetapi kalau di daerah-daerah nihil sponsor," kata Alfian.
Sementara pelatih sepak takraw DKI Jakarta Lukman Mintang mengaku tidak dibayar saat melatih anak asuhnya yang berlokasi di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. “Saking tidak adanya dana, saya melatih rela tidak digaji. Ini saya lakukan demi majunya dunia sepak takraw,” ujar Lukman (bam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Chris John Bersiap ke Australia
Redaktur : Tim Redaksi