REDMOND - Microsoft dikenal sebagai perusahaan yang rela mengorbankan apapun untuk memburu para pembajak produk mereka. Hasilnya, selama 2012 raksasa teknologi yang didirikan Bill Gates dan Paul Allen tersebut berhasil mengungkap 3.265 kasus pembajakan di seluruh dunia, dengan pelaku tersebar di 42 negara berbeda.
"Hanya 35 kasus di Amerika yang terjadi di 19 negara bagian. Sisanya 3.230 merupakan kasus pembajakan internasional," ucap David Finn. David yang merupakan staf Microsoft Cybercrime Center mengatakan, pembajakan atau pemalsuan perangkat lunak terus diperangi karena jelas-jelas telah berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global maupun lokal.
Pembajakan juga telah menghambat inovasi, dan terpenting menempatkan para pengguna software pada risiko jerat hukum yang tak disadari. Yang menarik, mayoritas kasus pembajakan terungkap setelah pengguna melaporkan sendiri ke Microsoft. Pelaporan dilakukan setelah pengguna menemukan program jahat atau virus, atau bisa juga karena perangkat mereka tak bisa digunakan.
Jumlah pelaporan seperti ini sejak tahun 2005, menurut David mencapai 45.000 kasus. Studi yang dilakukan Microsoft pada Maret 2013 bahkan menunjukan sepertiga perangkat lunak yang ada di pasaran dunia merupakan hasil bajakan. Pembajakan merajalela seiring dengan makin mudahnya download illegal ditambah ketidakpedulian pengguna akan keaslian software mereka.
Selain dengan jeratan hukum. Microsoft mengembangkan cara pelacakan baru yakni meminta mesin pencari seperti Google atau Yahoo menghapus link (URL) berisi perangkat lunak bajakan. Hingga kini seperti dikutip dari cnet, Kamis (11/7), setidaknya sudah 2.544.209 URL kena hapus. (pra/jpnn)
"Hanya 35 kasus di Amerika yang terjadi di 19 negara bagian. Sisanya 3.230 merupakan kasus pembajakan internasional," ucap David Finn. David yang merupakan staf Microsoft Cybercrime Center mengatakan, pembajakan atau pemalsuan perangkat lunak terus diperangi karena jelas-jelas telah berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global maupun lokal.
Pembajakan juga telah menghambat inovasi, dan terpenting menempatkan para pengguna software pada risiko jerat hukum yang tak disadari. Yang menarik, mayoritas kasus pembajakan terungkap setelah pengguna melaporkan sendiri ke Microsoft. Pelaporan dilakukan setelah pengguna menemukan program jahat atau virus, atau bisa juga karena perangkat mereka tak bisa digunakan.
Jumlah pelaporan seperti ini sejak tahun 2005, menurut David mencapai 45.000 kasus. Studi yang dilakukan Microsoft pada Maret 2013 bahkan menunjukan sepertiga perangkat lunak yang ada di pasaran dunia merupakan hasil bajakan. Pembajakan merajalela seiring dengan makin mudahnya download illegal ditambah ketidakpedulian pengguna akan keaslian software mereka.
Selain dengan jeratan hukum. Microsoft mengembangkan cara pelacakan baru yakni meminta mesin pencari seperti Google atau Yahoo menghapus link (URL) berisi perangkat lunak bajakan. Hingga kini seperti dikutip dari cnet, Kamis (11/7), setidaknya sudah 2.544.209 URL kena hapus. (pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foxconn Mulai Produksi iPhone Terbaru
Redaktur : Tim Redaksi