Serena dengan sangat dominan mengalahkan petenis nomor dua dunia Maria Sharapova 6-4 dan 6-3 di Sinan Erden Arena, Istambul, Turki.
Sejatinya, skor tersebut cukup lumayan bagi Sharapova. Sebelumnya, petenis cantik Rusia tersebut sama sekali tidak bisa berkutik ketika kalah 6-0 dan 6-1 di final Olimpiade London 2012.
Gelar tersebut melengkapi kehebatan mantan petenis nomor satu dunia tersebut tahun ini. Sejak kalah atas petenis nomor 111 dunia asal Prancis Virginie Razzano di babak pertama Grand Slam Prancis akhir Mei lalu, Serena tidak pernah tersentuh kekalahan.
Petenis kelahiran Floria tersebut menyapu bersih 32 kemenangan. Ini termasuk menjadi kampium di Grand Slam Wimbledon, Amerika Serikat Terbuka, dan merengkuh medali emas Olimpiade London 2012. Total, rekor menang-kalah Serena tahun ini adalah 58-4.
"Saya selalu mengatakan, kalau saya bermain baik dan melakukan semuanya dengan benar, akan sangat sulit untuk mengalahkan saya," ucap Serena seperti dilansir New York Times.
"Saya selalu percaya bahwa dibalik kemampuan ini, masih ada ruang untuk berkembang lagi. Ini komentar jujur saya, bukan bermaksud untuk menyombongkan diri," imbuh pemilik 15 gelar Grand Slam tersebut.
Kalaupun ingin membanggakan diri, sebetulnya hal tersebut sah-sah saja. Pada WTA Championship, turnamen yang hanya diikuti delapan petenis putri terbaik dunia, Serena sama sekali tidak tersentuh.
Sejak babak penyisihan Grup Merah, Serena tidak kehilangan satu set pun. Termasuk dengan mengalahkan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka straight set 6-4 dan 6-4.
Total, Serena menang 12 kali secara beruntun melawan petenis ranking satu dan dua dunia. Sejak 2007, Serena tidak pernah kalah melawan dua petenis teratas.
Mengakhiri tahun ini, Serena mungkin hanya akan terpaku di ranking tiga dunia. Namun, dengan penampilan yang konsisten ditambah bebasnya dia dari cedera lutut dan engkel sangat mungkin Serena akan kembali ke puncak tahun depan.
Kabar baik lainnya adalah Serena betul-betul fit setelah sempat masuk rumah sakit karena mengalami penggumpalan darah di paru-parunya.
Serena memang sangat menggebu mengejar gelar nomor satu dunia, gelar yang tak pernah dia dapatkan lagi sejak 8 Juli 2002 silam.
"Sekarang saja bisa jujur. Saya sangat ingin menang dan menang lagi. Mendapatkan gelar akan mengangkat beban yang saya miliki," tuturnya.
Namun sebelum melihat tahun depan, menjadi yang terbaik di Istambul membuat Serena girang luar biasa. Sebab itulah gelar ketiganya di turnamen akhir tahun setelah tahun 2001 dan 2009. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menguji Konsistensi Rossoneri
Redaktur : Tim Redaksi