SEMARANG -- Jajaran Kepolisian Resor Kota Besar Semarang melakukan kunjungan di beberapa tempat yang dinilai rawan kerusuhan.
Di antaranya lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kedungpane, Lapas Wanita Bulu, dan Rest area Terminal Mangkang. Dari kunjungan tersebut dua lapas diketahui melebihi kapasitas dari jumlah maksimal atau "overload".
Di Lapas Kedungpane kapasitas seharusnya sebanyak 530 orang. Tetapi saat ini diisi 1.075 orang.
"Di Lapas Wanita Bulu juga. Perbandingannya 50:50. Melebihi batas. Hal itu jika tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan kerusuhan," kata Kapolrestabes Kombes Pol Elan Subilan kepada wartawan kemarin.
Tidak hanya daya tampung yang kurang memadai. Personil sipir atau penjaga keamanan Lapas juga kurang. Di Lapas Kedungpane, seribu narapidana itu hanya dijaga sekitar 13 sipir.
Seharusnya, kata Elan, Pos atas dengan jumlah 7 pos paling tidak dijaga 21 sipir atau 3 sipir setiap pos. Lalu P2U dijaga 4 sipir. "Total seharusnya ada 30 orang lebih. Tetapi saat ini hanya 13 orang," ucapnya.
Kunjungan tersebut, lanjutnya, untuk menjalin kerjasama dengan pihak lapas terkait keamanan. Disamping itu juga, untk antisipasi dini terjadinya kerusuhan.
"Menghadapi lebaran bisasanya banyak menimbulkan niat jahat dari narapidana. Entah apapun itu kami antisipasi lebih dulu," paparnya.
Untuk keamanan di Lapas, menurut Elan, masih cukup terkendali dan aman. Kerjasama dengan pihak Lapas difokuskan untuk permasalahan di dalam Lapas.
"Kami sediakan diri untuk siaga jika ada permasalahan. Nomor kontak kami sudah diberikan. Maksimal dalam waktu 30 menit kami sampai di Lapas. Ini tidak hanya Polrestabes Semarang, pihak Polda Jateng juga ikut membantu," ucapnya.
Sementara, Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Ibnoe Chuldun, mengatakan, pihaknya segera meningkatkan program pembinaan di Lapas. Tidak lain supaya para narapidana mempunyai bekal ketika keluar dari Lapas.
"Kami garansi untuk kemanan disini (Lapas Kedungpane, red). Kami yakin warga binaan kami tidak menghendaki adanya kerusuhan," ucapnya.
Dijelaskannya, pihaknya sudah jauh menyiapkan antisipasi untuk menghindari kerusuhan.
"Mulai bulan November 2012 lalu, sudah ada target pengurangan kapasitas narapidana dengan cara memperbanyak bebas bersyarat secara lebih awal," tambahnya.
Ibnu mengakui adanya kekurangan sipir yang berjaga. "Idealnya ada sekitar 35 orang yang berjaga. Saat ini kami hanya ada 13 orang," ucapnya. (ris)
Di antaranya lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kedungpane, Lapas Wanita Bulu, dan Rest area Terminal Mangkang. Dari kunjungan tersebut dua lapas diketahui melebihi kapasitas dari jumlah maksimal atau "overload".
Di Lapas Kedungpane kapasitas seharusnya sebanyak 530 orang. Tetapi saat ini diisi 1.075 orang.
"Di Lapas Wanita Bulu juga. Perbandingannya 50:50. Melebihi batas. Hal itu jika tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan kerusuhan," kata Kapolrestabes Kombes Pol Elan Subilan kepada wartawan kemarin.
Tidak hanya daya tampung yang kurang memadai. Personil sipir atau penjaga keamanan Lapas juga kurang. Di Lapas Kedungpane, seribu narapidana itu hanya dijaga sekitar 13 sipir.
Seharusnya, kata Elan, Pos atas dengan jumlah 7 pos paling tidak dijaga 21 sipir atau 3 sipir setiap pos. Lalu P2U dijaga 4 sipir. "Total seharusnya ada 30 orang lebih. Tetapi saat ini hanya 13 orang," ucapnya.
Kunjungan tersebut, lanjutnya, untuk menjalin kerjasama dengan pihak lapas terkait keamanan. Disamping itu juga, untk antisipasi dini terjadinya kerusuhan.
"Menghadapi lebaran bisasanya banyak menimbulkan niat jahat dari narapidana. Entah apapun itu kami antisipasi lebih dulu," paparnya.
Untuk keamanan di Lapas, menurut Elan, masih cukup terkendali dan aman. Kerjasama dengan pihak Lapas difokuskan untuk permasalahan di dalam Lapas.
"Kami sediakan diri untuk siaga jika ada permasalahan. Nomor kontak kami sudah diberikan. Maksimal dalam waktu 30 menit kami sampai di Lapas. Ini tidak hanya Polrestabes Semarang, pihak Polda Jateng juga ikut membantu," ucapnya.
Sementara, Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Ibnoe Chuldun, mengatakan, pihaknya segera meningkatkan program pembinaan di Lapas. Tidak lain supaya para narapidana mempunyai bekal ketika keluar dari Lapas.
"Kami garansi untuk kemanan disini (Lapas Kedungpane, red). Kami yakin warga binaan kami tidak menghendaki adanya kerusuhan," ucapnya.
Dijelaskannya, pihaknya sudah jauh menyiapkan antisipasi untuk menghindari kerusuhan.
"Mulai bulan November 2012 lalu, sudah ada target pengurangan kapasitas narapidana dengan cara memperbanyak bebas bersyarat secara lebih awal," tambahnya.
Ibnu mengakui adanya kekurangan sipir yang berjaga. "Idealnya ada sekitar 35 orang yang berjaga. Saat ini kami hanya ada 13 orang," ucapnya. (ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penentang Pemekaran Simalungun Surati DPR
Redaktur : Tim Redaksi