"Memang para buruh yang datang ke Jakarta saat melakukan demo itu, menggunakan dana swadaya para pekerja. Tapi kan jadi tidak efisien. Kalau ada pengawas di masing-masing daerah, mereka tidak perlu berbondong-bondong datang ke Jakarta," kata Ketua Umum SP Bank dan Asuransi Andi Gani Nena Wea di Jakarta, menyikapi maraknya aksi demo buruh, Selasa (7/2).
Dia juga menyebut minimnya komunikasi pemerintah dengan SP, membuat maraknya aksi demo buruh. Dicontohkannya kasus demo karyawan PT Freeport yang disebut-sebut tindakan separatis, justru menyakiti hati para buruh.
"Itu tindakannya murni dari para buruh. Mereka ingin ditingkatkan kesejahteraannya, tapi kemudian dibiaskan dengan masalah lain," ucapnya.
Meski menuntut perusahaan menghargai tenaga buruh dengan upah yang sesuai aturan Menakertrans, namun SP memberikan kelonggaran. Terutama bagi perusahaan menengah ke bawah dengan omzet kecil.
"Upah di indonesia harus mendekati upah kehidupan layak. Kalau pengusahanya belum mampu, bisa saja ditunda. Tapi harus ada verifikasi ketat dari pemerintah. Kalau sudah mampu baru disesuaikan," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Terbang Pilot Nyabu Harus Dicabut
Redaktur : Tim Redaksi