Serikat Pekerja Pertamina Seharusnya Bisa Menahan Diri

Selasa, 28 Desember 2021 – 22:47 WIB
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) akan melaksanakan aksi mogok kerja. Foto: tangkapan layar surat FSBB

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Organda Ateng Ariyono mengomentari rencana aksi Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Ateng sangat menyayangkan rencana aksi tersebut.

BACA JUGA: Dr Richard Lee Ditangkap Lagi, Dokter Tirta: Kawal Terus!

“Keterlaluan. Semestinya, sebagai anak bangsa, serikat pekerja bisa menahan diri. Jika sampai melakukan aksi mogok kerja, orang lain akan kesulitan mancari nafkah. Termasuk anggota kami di Organda, awak angkutan umum, dan masyarakat kecil," sebut Ateng.

Menurut Ateng, rencana aksi serikat pekerja Pertamina tersebut memang berdampak sangat luas.

BACA JUGA: Pertamina Jamin Stok BBM Nasional Aman, Semua Siap

Efek domino yang dihasilkan juga sangat besar. Tidak hanya transportasi darat yang terdampak, tetapi juga sektor lain.

Bahkan, lanjutnya, masyarakat kecil juga menerima akibat yang luar biasa. Apalagi, hal ini dilakukan pada saat pandemi.

BACA JUGA: Gandeng Mitratel, Alita Siap Dukung Operator Gelar 5G

Menurut Ateng, selama pandemi, pengusaha angkutan sangat terpukul. Tetapi demi melayani masyarakat, anagkutan mencoba tetap bertahan.

Begitu pula dengan awak angkutan, mereka juga tengah berjuang.

"Makanya, kalau tiba-tiba serikat pekerja Pertamina melakukan aksi, tentu sangat keterlaluan. Sudah keblinger,” tegasnya.

Ateng menilai, rencana aksi FSPPB memang berlebihan. Kalau pun terkait hak karyawan, harusnya bisa dibicarakan secara internal dengan pihak manajemen.

Apalagi kalau dikaitkan dengan tuntutan untuk meminta Direktur Utama Pertamina mundur, menurut Ateng sudah tidak masuk akal dan sangat tidak normatif.

“Tuntutan mundur dirut sudah tidak prinsip dan normatif. Karena mereka bukan penentu. Mereka tidak punya hak untuk melakukan itu. Mencoba menekan untuk kepentingan. Ini yang membuat aksi mereka itu semakin keterlaluan dan tidak jelas, yang menjadi korban adalah masyarakat kecil,” ujar Ateng.

Untuk itulah Ateng meminta serikat pekerja Pertamina membatalkan aksi dan berdialog dengan Pertamina.

Di sisi lain, Ateng percaya manajemen Pertamina bisa melakukan antisipasi dampak yang akan muncul.

“Kami masih percaya bahwa manajemen Pertamina bisa mengantisipasi dengan sebaik-baiknya,” seru Ateng.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler