jpnn.com - UNTUK mendidik anak, orangtua sering memukul pantat, menjewer, dan mencubit anaknya. Padahal meski terlihat sepele, perlu diketahui jika memukul anak, misalnya, dapat meninggalkan dampak psikologis yang mendalam bagi si anak.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa anak yang sering dipukul sang ibu sejak kecil lebih cenderung tumbuh menjadi anak yang agresif dibandingkan dengan anak yang tidak pernah dipukul sama sekali.
BACA JUGA: Dengarkan Musik Bisa Tingkatkan Gairah Seks
"Bahkan efeknya terbukti tahan lama. Ini bukanlah semata masalah jangka pendek yang akan hilang dari waktu ke waktu. Efeknya juga jauh lebih kuat, terutama pada anak-anak yang dipukul lebih dari dua kali seminggu," kata peneliti dari Columbia University School of Social Work di New York, Michael MacKenzie, seperti dilansir laman CBS News, Rabu (13/11).
Kesimpulan itu diperoleh peneliti setelah mengamati 1.900 keluarga di 20 kota di Amerika yang ambil bagian dalam Fragile Families and Child Well-being Study. Setiap orangtua ditanya seberapa sering mereka memukul anaknya ketika si anak berusia tiga dan lima tahun, lalu perilaku dan kemampuan bahasa anak dievaluasi kembali ketika usia mereka mencapai 3 dan 9 tahun.
BACA JUGA: Pakai Korset Seharian Bisa Berdampak Buruk
Tercatat 57 persen ibu dan 40 persen ayah suka memukul si anak ketika usia mereka baru tiga tahun. Sedangkan saat usia anak lima tahun, 52 persen ibu dan 33 persen ayah dilaporkan kerap memukul memukul anak-anaknya. Angkanya memang cenderung menurun, namun efeknya tak dapat diabaikan.
Karena dari sini ditemukan fakta penting, yaitu anak yang ibunya masih sering memukul anaknya ketika usianya beranjak lima tahun maka mereka cenderung tumbuh menjadi anak yang agresif saat usianya mencapai 9 tahun, tidak peduli seberapa banyak frekuensi si orangtua memukul anaknya.
BACA JUGA: Depresi Bikin Orang Jadi Tua
Para ibu yang suka memukul anaknya setidaknya dua kali seminggu ketika usia si anak baru tiga tahun juga cenderung mempunyai anak dengan gangguan perilaku. Sedangkan anak yang dipukul dua kali seminggu oleh ayahnya di usia lima tahun dilaporkan lebih sering mendapatkan skor yang rendah dalam tes kosakata maupun tes komprehensi bahasa yang dijalaninya di sekolah.
Untuk itu, peneliti ingin mendorong para pakar lainnya agar mengkampanyekan efek negatif dari memukul anak pada para orangtua, termasuk mendidik mereka agar menerapkan metode disiplin yang benar dalam mengasuh anak.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Wanita Jadi Ganas Usai Implan Payudara
Redaktur : Tim Redaksi