Sering Terbakar, Busway Masih Amankah?

Rabu, 09 April 2014 – 03:36 WIB

jpnn.com - Armada busway kembali terbakar di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Terbakarnya bus bebas hambatan tersebut menambah panjang deretan masalah bus yang dirintis oleh mantan Gubernur Sutiyoso tersebut. Apalagi, busway-busway baru yang dibeli dengan nilai Rp 1,5 triliun tersebut juga berbau korupsi dan sedang disidik kejaksaan.

---------------
 
SETIDAKNYA, ada puluhan busway yang rusak dan ngadat saat dioperasikan. Selain itu, terdapat enam unit Bus Transjakarta yang terbakar sepanjang 2012-2014, atau selama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat. 

BACA JUGA: Ahok: Bus Transjakarta yang Terbakar Tadi Siang Memang Sudah Tua

Rinciannya, pada 2012 ada 2 bus terbakar, 2013  ada 3 bus, dan 2014 1 bus. Terakhir, Bus Transjakarta jurusan Pulo Gadung-Dukuh Atas bernomor polisi B 7494 IX terbakar hingga tinggal kerangkanya saja, di kawasan Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.

Menurut Kapolsek Setia Budi, AKBP Tri Suhartanto, busway Pulogadung-Dukuh Atas, saat melintas di Utan Kayu, Jakarta Timur, mengalami temperatur naik. Saat itu, bus membawa sekitar 60 penumpang. Karuan saja puluhan penumpang tersebut panik dan berhamburan ke luar. Tidak lama, asap semakin menebal dan keluarlah api yang menghabiskan seluruh bus.  "Saat radiator akan diisi air, api membesar dan membakar bus," ujarnya.

BACA JUGA: Dahlan-Jokowi Capai Kesepakatan

Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan, busway sering terbakar ini sebagai bukti adanya ketidakberesan dalam pengelolaan angkutan masal tersebut. Transjakarta sejauh ini tidak memiliki standar minimum pelayanan (SPM). Padahal SPM ini perlu untuk kenyamanan pengguna busway, dan juga menjamin kondisi bus untuk selalu layak jalan saat dioperasikan. "Busway sering terbakar menjadi bukti adanya ketidakberesan dalam pengelolaannya," ujar Tigor pada INDOPOS, Selasa (8/4).

Tigor mengatakan, pihaknya sudah kerap memberi masukan pada Pemprov DKI agar segera membuat SPM supaya pelayanan bus Transjakarta maksimal. "Sayangnya sampai sekarang belum terealisasi," katanya.

BACA JUGA: Ini Penyebab Terbakarnya Transjakarta di Manggarai

Diungkapkannya, Jokowi selalu menuding pelayanan angkutan umum lain, seperti metromini, bus kota, kopaja, dan angkot buruk. Bahkan sopir angkutan umum tersebut selalu ugal-ugalan di jalan. Namun, kenyataanya, busway merupakan angkutan dengan jumlah kebakaran tertinggi. "Coba kita lihat data, apa pernah metromini terbakar" Kalaupun ada sangat jarang terjadi. Di sisi lain, busway jumlah kebakarannya sangat tinggi," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum mendapat laporan mengenai terbakarnya bus Transjakarta di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Ia pun berjanji segera menanyakan pada dinas terkait. "Saya belum dapat laporannya," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, peristiwa tersebut harus segera ditindaklanjuti agar diketahui penyebabnya. Hal ini agar tidak ada anggapan-anggapan negatif, serta untuk mengantisipasi agar tidak terulang lagi. "Harus diselidiki penyebabnya," katanya.
Terkait perbaikan layanan busway, menurutnya, saat ini terus dilakukan. Terbukti dengan dirubahnya status Transjakarta dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Itu menjadi bukti langkah kita untuk melakukan perbaikan," tuturnya.

Kepala Humas BUMD Transjakarta, Sri Ulina Pinem, menerangkan, terbakarnya busway di Pasar Rumput sejauh ini masih dalam penyelidikan dari Tim Teknis Bus Transjakarta. Dugaan sementara, bus terbakar karena gangguan dari bagian mesin. "Api berasal dari bagian mesin di sisi belakang bus," terangnya.

Sri menjelaskan, bus yang dikemudikan oleh pengemudi bernama Bujang, tersebut, dalam keadaan kosong tanpa penumpang, karena tidak sedang dalam pengoperasian melayani penumpang. Menurutnya, bus tersebut juga sudah diketahui dalam keadaan rusak, dan tengah dibawa ke pool untuk diperbaiki. "Namun belum sampai di pool, sudah terbakar duluan," tandasnya.

Pengemudi beserta sejumlah petugas mencoba melakukan pemadaman menggunakan alat pemadam. Sayangnya api terlalu cepat membakar, dan membuat bus hangus hingga 50 persen. "Dugaan sementara api berasal dari bagian mesin bus. Namun masih terus dilakukan penyelidikan oleh tim mekanik," tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhamad Akbar, sejauh ini enggan memberikan komentar. Saat dihubungi yang bersangkutan mengaku sedang rapat. "Saya sedang rapat," singkatnya.

Seperti diketahui, sebuah bus Transjakarta bernomor polisi B 7494 IX koridor Dukuh Atas-Pulogadung terbakar di depan Pasar Rumput, Manggarai, siang ini sekitar pukul 13.03 WIB. Lokasi kejadian berada persis di depan Pos Polisi Militer. 

Aroma Korupsi
    
Persoalan proyek pengadaan busway yang bermasalah ini menjadi perhatian publik sejak Februari lalu. Ketika muncukl ke permukaan kualitas bus-bus baru yang didatangkan Pemprov DKI Jakarta dari Tiongkok.

Lebih mengagetkan lagi, sehari setelah diresmikan Jokowi, bus-bus itu pada mogok. Total ada 90 bus yang diluncurkan, 30 di antaranya adalah busway gandeng. Dari 30 busway gandeng, 13 di antaranya membuat lalu lintas macet karena bus tersebut mogok di tengah jalan.

Problemnya pun macam-macam. Mulai dari pintu yang tidak menutup, sebagian bodi dan mesin berkarat, AC mati, mesin tidak mau menyala, hingga mesin nyaris meledak karena terlalu panas. Akibatnya, Kepala Dinas Perhubungan saat itu, Udar Pristono, langsung dipecat oleh Jokowi.

Yang menjadi persoalan saat itu adalah, muncul desas-desus bahwa orang yang bermain di proyek tersebut justru "orangnya" Jokowi. Dia adalah salah satu tim suksesnya ketika masih di Solo hingga mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI.

Sejumlah pejabat di Dinas Perhubungan mengakui bahwa "orang dekat" Jokowi tersebut turut hadir dalam proses lelang bus-bus tersebut. Jokowi sendiri sudah mengakuio bahwa dia memang mengenal orang dekat yang diduga mempengaruhi proses lelang tersebut.
    
Namun, hingga saat ini Kejagung baru memeriksa dan menetapkan dua staf Dinas Perhubungan sebagai tersangka. Terbaru, kejagung memeriksa mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono. "Saksi Udar merupakan pemegang anggarannya," jelas Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, di Jakarta, kemarin.

Selain Udar, penyidik juga memeriksa dua saksi lainnya yakni, Direktur CV Laksana, Iwan Herianto dan Sekretaris Panitia Lelang, Paidi. Iwan selaku pengusaha importir dicecar soal kerjasama dengan PT Korindo Motors. Korindo Motors diketahui merupakan salah satu pemenang pengadaan paket 1, yang berupa articulated bus atau bus gandeng yang pembuatan karoserinya dibangun di atas rangka.

"Untuk saksi Paidi diperiksa mengenai mekanisme dan kronologis pelaksanaan kegiatan lelang pengadaan armada busway dan bus untuk peremajaan angkutan umum reguler untuk 15 paket pekerjaan, termasuk pengusulan para pemenang lelang," ungkapnya.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, R Widyo Pramono yang ditemui terpisah mengaku belum bisa memastikan akan menetapkan ketiga saksi tersebut sebagai tersangka. Menurutnya,  penyidik masih mendalami bukti serta keterangan beberapa pihak yang diduga terkait dalam kasus tersebut. (wok/ydh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Transjakarta yang Terbakar di Manggarai Angkut 60 Penumpang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler