Serukan Swasembada Pangan, Mentan Mengajak Petani dan Penyuluh DIY Tingkatkan Produktivitas

Rabu, 24 Januari 2024 – 18:07 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman. Foto: dokkementan

jpnn.com - BANTUL - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong para petani di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul, segera mempercepat masa tanam pada Januari 2024.

Mentan menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Pembinaan Penyuluh Pertanian di GOR Sultan Agung, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (24/1).

BACA JUGA: Mekanisasi Pertanian Solusi Tingkatkan Produktivitas

Sebelumnya Mentan Amran berkesempatan melakukan pertanaman di lokasi tanam padi IP 400 bersama Kelompok Tani Barokah, Desa Blawong Trimulyo, Jetis Bantul, DIY.

Menurut Mentan Amran, percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini hampir semua daerah di Indonesia sudah mulai turun hujan.

"Alhamdulillah sudah turun hujan dan saya sudah dua kali menjabat Mentan, dan berhasil mencapai swasembada. Target sekarang bukan lagi sekadar swasembada, tetapi mimpi besarnya adalah menjadi eksportir dan pengendali pangan dunia," tutur Amran.

"Saat ini yang dikejar ialah jangan sampai terjadi kekurangan pangan, kejar produktivitas dulu," ujar Mentan Amran.

Kondisi yang terjadi sekarang di belahan dunia ada sekitar sepuluh negara yang kelaparan dan Indonesia rentan kelaparan.

"Maka usaha yang harus segera dilakukan akselerasi percepatan tanam. Kami juga sudah keliling untuk memastikan apakah sudah tanam atau belum," imbuh Mentan.

Dia mengingatkan jika krisis pangan yang terjadi maka akan melompat kepada krisis politik dan krisis sosial dan itu sangat mengkhawatirkan.

"Maka yang harus dilakukan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi dengan Food Estate (FE) dan ini sudah berhasil," katanya.

Mentan juga mengingatkan bahwa pertanian bukan untuk diperdebatkan, tetapi diperjuangkan sehingga menghasilkan dengan baik.

Untuk mewujudkan agar Indonesia swasembada kembali, langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah adalah penambahan anggaran pupuk sebesar 14 T oleh Presiden Jokowi dan Penyuluh Pertanian Lapangan atau PPL juga sudah diberikan tambahan.

"Indonesia pernah swasembada sebanyak tiga kali, yaitu, 2017, 2019 dan 2020. Mimpi besar menjadi negara pengekspor, maka harus saling bahu membahu dan bersinergi di semua sektor," ujar Mentan.

"Sekarang kami datang memberikan bantuan dan menyelesaikan masalah di Yogyakarta," imbuhnya.

Mentan mengatakan, petani jangan dipersulit untuk mengambil pupuk bersubsidi.

"Jika tidak ada Kartu Tani bisa menggunakan KTP. Bagi para pengecer jangan mempersulit petani, kalau mempersulit maka izinnya akan dicabut. Kalau mau berhasil layani petani dengan ikhlas, jika mau sukses jangan mengeluh dan meminta. Meminta dan mengeluh itu hina. Pupuk dipenuhi, bantuan diluncurkan maka petani seluruh Indonesia akan tersenyum," kata Amran.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paduka Pakualam X mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Mentan beserta jajarannya. "Ini merupakan kesempatan bagi kami untuk memajukan visi pertanian Indonesia," ujarnya.

Pemerintah Provinsi DIY telah berkomitmen untuk mencukupi kebutuhan pangan sebesar 37,65 juta ton.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepat dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung nasional.

"Penyuluh adalah kunci keberhasilan program pembangunan pertanian melalui peningkatan produksi untuk mencapai swasembada pangan nasional," katanya.

Menurutnya, penyuluh harus terus mendampingi petani baik susah maupun senang guna mencapai peningkatan produktivitas dan produksi padi dan jagung.

"Melalui pertemuan ini diharapkan para petani dan penyuluh pertanian dapat berkolaborasi dilapangan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sehingga swasembada pangan dapat diraih," ujar Dedi. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler