Setelah hari pertama dan kedua dijalani dengan gowes gila-gilaan, hari terakhir Anniversary Tour Surabaya Road Bike Community (SRBC) kemarin (21/10) ditutup dengan nonton bareng MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang. Segala kepenatan pun langsung hilang.
AGUNG PUTU ISKANDAR, Sepang
KESIBUKAN para peserta Anniversary Tour Surabaya Road Bike Community (SRBC) pada hari terakhir di Malaysia kemarin (21/10) tak lagi berkaitan dengan nggowes. Hari itu full pelesir. Setelah fisik sudah terkuras di dua hari sebelumnya, mereka bisa bersenang-senang melihat serunya MotoGP.
"Kami ini kan sudah dua hari bersepeda berat. Masak hari penutupan juga bersepeda? Bisa bosan nanti mereka," kata Ketua SRBC Teddy Moelijono.
Agenda kemarin memang lebih santai. Jika biasanya setiap pagi sudah "diobrak-obrak" agar segera bangun, kemarin peserta diberi kelonggaran. Mereka bebas jam berapa pun untuk sarapan. Namun, karena agenda hari itu adalah nonton MotoGP, mereka sudah ready sejak pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB).
Rombongan mulai berangkat ke Sirkuit Sepang pukul 10.00. Kendati rangkaian race baru dimulai pukul 13.00, mereka harus berangkat lebih awal untuk menghindari macet dan antrean penonton. Dari penginapan di kawasan pesisir Bagan Lalang, jarak tempuh ke Sepang dilalui dalam waktu kurang dari satu jam dengan bus khusus rombongan.
Semua peserta mendapat jatah tempat duduk di tribun yang menghadap tikungan pertama Sirkuit Sepang. Begitu sampai di tribun, mereka langsung mengambil posisi favorit masing-masing.
Mereka menyebar, memilih tempat duduk di blok dan posisi yang mereka suka. Ada yang di row paling depan karena ingin melihat Valentino Rossi secara lebih jelas. Ada yang memilih di bagian agak atas untuk menghindari panas dan hujan.
Yang lucu, karena tribun berada di atas bukit, mereka harus berjalan naik. Beberapa peserta langsung ingat "siksaan" yang mereka alami sehari sebelumnya di Genting Highland. "Aduh, tanjakan lagi. Masak hari ini juga masih harus ada tanjakan?" kata Paulus Setyabudi, salah seorang peserta, lantas terkekeh.
Paulus mengungkapkan, gowes plus nonton MotoGP merupakan pengalaman baru. Apalagi, dia belum pernah menonton langsung lomba tersebut. "Akhirnya bisa merasakan langsung. Saya enjoy banget. Atmosfernya terasa, penonton Malaysia juga heboh. Biasanya saya nonton di televisi. Begitu nonton langsung kaget juga. Suara mesin motornya keras ternyata," katanya senang.
Tak hanya Paulus yang baru pertama nonton langsung. Sebagian besar peserta juga menjalaninya sebagai pengalaman pertama. Salah satunya Aries Triwibowo dari Semarang Bicycle Association (Samba). "Ini pengalaman baru bagi kami. Dua hari gowes, kemudian hari terakhir nonton MotoGP. Kami sangat menikmatinya," katanya.
"Ini juga pengalaman pertama saya. Walaupun hujan dan balapan harus diakhiri karena hujan lebat, tetap menyenangkan. Kita jadi lupa kalau dua hari lalu di Malaysia "hidup susah"," kata Jhony Soefianus lantas terkekeh.
Teddy mengungkapkan, acara kemarin memang sengaja untuk menghibur peserta. Tidak ada aktivitas apa pun yang berhubungan dengan sepeda. Sebab, pada hari pertama sampai ketiga, tidak ada sama sekali jadwal berwisata.
Hari pertama dan kedua, peserta sudah disibukkan dengan aktivitas merakit sepeda, naik bus menuju lokasi start dan gowes. Karena itu, kemarin total untuk hiburan. "Kami juga bebaskan kalau setelah nonton MotoGP mau ke Kuala Lumpur belanja-belanja," katanya.
Teddy bersyukur acara berjalan lancar. Kendati ada perubahan rute pada hari kedua, jalannya acara secara umum masih oke. Sebab, tidak ada kendala berarti dari awal sampai akhir.
"Kami juga harus bersyukur tidak ada accident sama sekali. Kami juga harus berhati-hati menjaga diri dan peserta karena berada di negeri orang. Acara lancar dan peserta enjoy," katanya. (*/c2/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Brigadir Sudirman dan Briptu Andi Sappa, Dua Polisi yang Gugur di Poso
Redaktur : Tim Redaksi