jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Operasi Amfibi Yang Ideal Dihadapkan dengan Perkembangan Lingkungan Strategis Saat Ini” yang berlangsung di Auditorium Yos Soedarso Seskoal, Kamis (24/10).
Acara tersebut dibuka langsung oleh Asisten Operasi (Asops) Kasal yang diwakili Kepala dinas Operasi Latihan Angkatan Laut (Kadisopslatal) Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto. Turut dihadiri Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) Laksamana Pertama TNI Irwan Achadi, Direktur Doktrin (Dirdok) Kodiklatal Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang, para pejabat utama Seskoal dan para Patun serta Dosen Seskoal.
BACA JUGA: Hebat! Ratusan Personel Seskoal Demonstrasi, 5 Rangkap Beton Hable dan Plat Baja Patah
Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian dalam sambutannya yang dibacakan Wadan Seskoal Laksamana Pertama TNI Tatit Eko W mengatakan bahwa globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi telah mampu mengubah wajah ancaman dari bentuk ancaman konvensional kepada ancaman yang lebih modern.
Revolusi digital yang muncul awal abad ke-21 dunia telah memasuki memungkinkan pertukaran data dan inovasi yang demikian pesat dan berdampak pada revolusi bidang transportasi, ekonomi dan kemajuan teknologi yang eksponensial dengan melibatkan peningkatan daya komputasi, big data dan perpaduan ilmu fisika, digital, kognitif dan biologi yang melahirkan revolusi industry keempat (4IR).
BACA JUGA: Tiga Kapal Perang TNI AL Bergantian Sandar di Pangkalan Banyuwangi, Ada Apa Nih?
Menurutnya, perubahan faktor ancaman dalam perpektif perubahan yang cepat, kompleks dan lebih modern dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis khususnya yang berkaitan dengan kemajuan teknologi pada era revolusi industri 4.0 maka diperlukan upaya strategi untuk menyelenggarakan operasi amfibi yang ideal dalam kaitannya penguasaan terhadap laut, dan proyeksi kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Selanjutnya, Tatif Eko mengatakan dengan kemampuan berdaptasi yang begitu cepat terhadap kemajuan teknologi saat ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi operasi amfibi yang ideal adalah operasi amfibi yang menggunakan teknik peperangan memanfaatkan teknologi persenjataan modern guna meningkatkan kecepatan dan efektifitas serbuan amfibi sekaligus efisiensi kekuatan pasukan pendarat.
FGD yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 24-25 Oktober 2019 ini menghadirkan 2 pembicara yaitu Asrena Kasal yang diwakilkan Paban 1 Srenal Kolonel Laut (P) Hudiarto Krisno Utomo dengan materi “Konsep Operasi Amfibi Yang Efektif dan Relevan Untuk Menghadapi Bentuk Ancaman Yang Paling Mungkin Terhadap Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia” dan Dankormar yang diwakilkan Asrena Dankormar Kolonel Marinir Asril Tanjung dengan materi “Proyeksi Kekuatan Dari Laut Ditinjau Dari Aspek Jenis-jenis Pada Operasi Amfibi”.
Para peserta FGD yang berjumlah kurang lebih 80 orang berasal dari personel Mabesal, Koarmada I, Koarmada II, Koarmada III, Kormar, Kodiklatal, Perwira Mahasiswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-57, dibagi menjadi dua Working Group yaitu Group I (Korps Pelaut dan Marinir) membahas mengenai kemampuan taktik operasi afibi dari sisi laut maupun pasukan pendarat sesuai doktrin saat ini maupun yang akan datang. Group II (Multi Korps) membahas mengenai pemanfaatan platform dan tehnologi terkini untuk menunjang kemampuan pelaksanaan operasi amfibi.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich