Setahun Pascatsunami, Ekonomi Nelayan Pandeglang Menggeliat

Rabu, 25 Desember 2019 – 16:50 WIB
Aktivitas perajin ikan asin di TPI Labuan I Pandeglang, Banten. Foto: Antara

jpnn.com, PANDEGLANG - Pascabencana tsunami 22 Desember 2018, aktivitas nelayan pesisir pantai Pandeglang, Banten, telah normal kembali.

"Kami sudah melupakan tragedi bencana alam itu," kata Asep, seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan I, Pandeglang, Senin (23/12).

BACA JUGA: 3 Hari Usai Tsunami, 6 Desa di Pandeglang Belum Terjangkau

Bencana tsunami yang terjadi di pesisir pantai Pandeglang tahun lalu itu, kata dia, merupakan cobaan dari Allah SWT yang manusia tidak mengetahui kapan bencana alam akan terjadi.

"Mereka, para nelayan di sini tetap melaut dan melupakan tragedi bencana alam itu," katanya.

BACA JUGA: Korban Tsunami Pandeglang Akhirnya Dapat Bantuan dari Kemensos

Saat ini sekitar 200 nelayan TPI Labuan I fokus melaut untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

"Kami sangat bersyukur pascabencana tsunami tangkapan ikan melimpah dan ekonomi nelayan lebih menggeliat," kata Asep.

Ia bersama 19 nelayan lainnya menggunakan kapal 15 GT untuk melaut dan berhasil menangkap ikan sebanyak 10 ton dari hasil melaut sejak Minggu (22/12) siang dan kembali Senin (23/12) pagi . Dengan hasil itu Asep dan rekan-rekannya bisa meraih transaksi di pelelangan ikan sampai Rp 70 juta.

Para nelayan tersebut kebanyakan melakukan tangkapan ikan sekitar Gunung Rakata, Pulau Pencang, dan Pulau Panaitan, kawasan Pantai Taman Ujung Kulon.

"Kami pulang bisa membawa uang bersih sekitar Rp 500.000 dan bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," ujar Asep.

Mulyadi, seorang nelayan TPI Carita Pandeglang mengatakan, nelayan di wilayah itu sudah melupakan tragedi bencana tsunami setahun lalu. Namun nelayan tetap waspada jika cuaca buruk yang melanda pesisir Pantai Selat Sunda.

Kewaspadaan itu, kata dia, menjadikan perhatian nelayan guna menghindari kecelakaan laut, terlebih saat ini mulai memasuki Musim Angin Barat dengan curah hujan deras di sertai angin kencang, sambaran petir, dan gelombang pasang.

"Kami hari ini sudah kembali melaut dan bisa menghasilkan tangkapan lima ton bersama 10 nelayan lainnya," kata Mulyadi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler