Setahun Rugi US $ 500 miliar Akibat Rokok

Tahun Depan, 6 juta Orang Mati Karena Tembakau

Rabu, 26 Agustus 2009 – 06:06 WIB
Foto : REUTERS

WASHINGTON – Kampanye tentang bahaya asap rokok memang tak henti-hentinyaSudah banyal kasus kematian akibat kanker, penyakit jantung, paru-paru dan berbagai penyakit lainnya yang dipicu oleh asap rokok

BACA JUGA: Brown Optimis soal Perdamaian Timteng

Tetapi tetap saja para perokok tak segera menghentikan kebiasaan buruknya
Bahkan jumlah perokok dari hari ke hari semakin bertambah.

Namun hasil penelitian ini perlu menjadi perhatian bagi para perokok

BACA JUGA: Flu Babi di AS Ancam 90 Ribu Jiwa

Kantor berita REUTERS melaporkan, sebuah penelitian dari Tobacco Atlas mencatat bahwa tahun depan kematian akibat rokok bakal mencapai enam juta orang setiap tahunnya
Tak hanya itu, Tobacco Atlas yang bekerjasama dengan American Cancer Society dalam penelitian itu juga memperkirakan, kerugian akibat tembakau setiap tahunnya mencapai US $500 miliar, yang merupakan biaya keseluruhan untuk pengobatan, hilangnya produktivitas dan kerusakan lingkungan.

"Total biaya ekonomi akibat tembakau telah mengurangi kekayaan nasional dalam hal produk domestik bruto (PDB) sebanyak 3,6 persen," sebut laporan hasil penelitian itu

BACA JUGA: Lima Bom Mobil Serentak Meledak



Hasil penelitian itu juga menyebutkan, satu darisetiap setiap 10 kematian di seluruh dunia adalah akibat tembakau"Kematian akibat tembakau untuk tahun ini saja mencapai 5,5 juta jiwaJika kecenderungan ini berlanjut, pada 2020 jumlah kemaitan akibat tembakau mencapai tujuh juta per tahun dan dan pada 2030 mencapai delapan juta setiap tahunnya."

Beberapa catatan penting hasil penelitian itu antara lain resiko kematian akibat kanker paru-paru bagi perokok 23 kali lebih tinggi dibanding bukan pereokokSementara bagi wanita perokok, resiko kematian akibat kanker paru-paru 13 kali lebih tinggi ketimbang bukan perokokSelain itu, rokok membunuh sepertiga hingga setengah dari mereka yang merokokBahkan kematian perokok rata-rata 15 tahun lebih awal daripada bukan perokok.

Penelitian Tha Tobacco Atlas itu juga mengungkapkan, dari setiap satu miliar laki-laki perokok, 35 persen diantaranya ada di negara-negara kaya sedangkan 50 persen adalah laki-laki di negara-negara berkembangSementara dari sekitar 250 juta wanita perokok, 22 persen adalah perempuan di negara-negara maju dan 9 persen perempuan di negara-negara berkembangDi Eropa, jumlah angka perempuan perokok cenderung meningkat terutama di negara-negara Eropa di bagian Selatan dan Timur.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga New Jersey Tolak Ghadafi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler