JPNN.com

Setahun Sekali

Oleh: Dahlan Iskan

Senin, 24 Maret 2025 – 06:19 WIB
Setahun Sekali - JPNN.com
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Celaka tetapi untung. Kapal feri itu menabrak dermaga. Kapalnya besar. Dermaganya baru.

Lokasinya: Merak. Waktu kejadiannya: 13 hari sebelum puncak arus mudik Lebaran 2025.

BACA JUGA: Ketinggalan Malas

Untungnya: bisa diperbaiki cepat. Perkiraan semula perbaikan itu perlu waktu lebih dua minggu. Bayangkan rawannya: dermaga terpenting di jalur terpadat mengalami kerusakan.

Untung, bisa dikebut. Tiga hari perbaikan bisa selesai. Dikerjakan siang malam. Secara darurat akan bisa dipakai di puncak arus mudik ke Lampung dan Palembang.

BACA JUGA: Keajaiban KDM

Memang stresnya hanya setahun sekali. Akan tetapi kadar stresnya di tingkat yang menjengkelkan.

Ini adalah Lebaran pertama bagi menteri dan wakil menteri perhubungan yang baru. Saat serah terima jabatan kapan itu rasanya sudah sekalian diserahkan segala persoalan keruwetan di arus mudik Lebaran.

BACA JUGA: Damai Bethany

Kalaupun belum, masih ada waktu. Jangan sampai menteri baru harus tidur di dermaga selama seminggu.

Tahun ini ada penambahan dermaga mudik di Selat Sunda. Sekaligus lima dermaga. Lima di sini, lima di sana. Milik swasta: PT Bandar Bakau Jaya (BBJ).

Lokasi dermaga baru itu memang agak jauh dari Merak. Lebih ke utara. Tepatnya di ujung barat laut Banten.

Dermaganya tidak menghadap ke Selat Sunda, tetapi ke Laut Jawa. Dengan demikian, saat kapal lepas dari dermaga harus memutari dulu tanjung kecil di sudut utara Banten itu.

Itulah sebabnya jarak tempuhnya lebih lama. Lima jam. Bahkan bisa enam jam. Beda jauh dengan lewat dermaga yang baru ditabrak itu: hanya 1,5 jam.

Selama ini dermaga BBJ juga sudah dipakai. Utamanya untuk truk besar. Bahkan ODOL wajib lewat BBJ.

Anda sudah tahu apa itu ODOL: over-dimension overload. Yakni truk yang muatannya seperti pinggang orang yang over-obesitas.

Dermaga BBJ memang tidak seperti dermaga Merak. BBJ lebih seperti dermaga untuk kapal LCT. Tentu Anda akan tetap pilih lewat Merak.

Akan tetapi dalam keadaan arus mudik terlalu padat ada kemungkinan mobil Anda dipaksa diarahkan ke BBJ. Suka atau tidak suka.

BBJ sendiri punya feri yang cocok untuk ODOL. Punya empat kapal.

Baru tahun ini BBJ akan dibuat lebih ramai. Di Lebaran ini sebagian feri milik perusahaan lain akan diarahkan ke BBJ.

Rezeki memang di tangan Tuhan, tetapi sebagian juga dari tangan pembuat peraturan.

Saya sendiri akan naik feri jurusan jauh: Surabaya-Lembar (Lombok). Ingin coba feri yang punya kamar tidur berkelas.

Sebenarnya feri itu juga akan ke Labuhan Bajo dan Ende, tetapi waktunya tidak cukup. Pilih turun di Lombok. Berlebaran bersama anak-cucu di Lombok.

Kalau sempat menyeberang pakai feri lagi ke Sumbawa. Lalu naik perahu ke Pulau Moyo.

Sudah lama saya ingin ke Pulau Moyo. Yakni sejak tahu bahwa 'Lady Di' pernah satu minggu menikmati pulau di utara Sumbawa Besar itu.

Anda sudah tahu siapa Lady Di. Pun penyanyi rock dunia Mick Jagger. Juga seminggu di situ. Saya malu pada mereka.

Menjelang Lebaran begini pelayanan umum memang kritis. Pejabat di bagian itu bisa panik. Juga ingin main aman.

Maka keluarlah larangan untuk truk selama 15 hari di sekitar Lebaran. Maksudnya: truk jangan ikut memadati jalan raya.

Tentu pengusaha truk jengkel, apalagi yang cicilan truknya belum lunas. Tidak hanya itu. Arus barang juga akan terganggu. Ekonom akan menjerit: aturan itu akan menaikkan angka inflasi.

Seharusnya tidak perlu begitu lama. Kemajuan ekonomi juga jangan diganggu terlalu banyak.

Yang paling rumit memang di penyeberangan. Khususnya Merak dan Selat Bali. Selalu ada anggapan kekurangan kapal di mana-mana. Padahal jumlah kapal berlebih-lebih.

Untuk Merak misalnya, tersedia lebih 60 kapal. Dermaganyalah yang kurang.

Masalahnya: siapa yang harus membangun dermaga. Di sini dermaga seperti ''anak haram'' transportasi. Pemerintah cenderung menyerahkan itu menjadi urusan ASDP.

Tentu ASDP tidak bisa menghindar kalau itu penugasan dari negara. ASDP adalah BUMN.

Namun, ASDP akan berhitung secara bisnis: merugikan perusahaan atau tidak. Maka jumlah dermaga selalu kalah cepat dengan penambahan kapal dan naiknya jumlah penumpang.

Agar Merak dan Selat Bali tidak bikin stres semua pihak tidak ada pilihan lain: pemerintah harus bangun banyak dermaga.

Sebenarnya rugi ke Pulau Moyo hanya satu hari. Puasa pula. Akan tetapi waktu memang seperti THR: harus dibagi.(*)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Della Surya


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler