jpnn.com, PALANGKA RAYA - Pada Pilkada Kalimantan Tengah 2015 silam, PDIP mengusung pasangan Willy M Yosep-Wahyudi K Anwar.
Sedangkan koalisi Partai Gerindra, Demokrat, Golkar (kubu Munas Bali dan Munas Ancol), PAN, PKB, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari pimpinan Djan Faridz mengusung Sugianto Sabran-Habib Said Ismail.
BACA JUGA: PDIP Usung Ahok Lagi? Pengamat: Keledai Saja Tak Mau Jatuh Dua Kali
Sugianto-Habib menang dan berhasil menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur Kalteng sejak dilantik Mei 2016 lalu.
Namun, pertarungan politik itu rupanya sudah sirna. Kini, kesepakatan alias deal politik ternyata berubah lagi. Sugianto Sabran bersatu dengan PDIP Kalteng yang diketuai R Atu Narang.
BACA JUGA: Sekjen PDIP Ingatkan Ancaman dari Anti-Pancasila Makin Nyata
Ya. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran resmi kembali ke kandang banteng saat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) PDIP Kalteng 2017, Minggu (7/5).
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, setelah ada diskusi panjang DPP dan DPD Kalteng bersama gubernur, akhirnya diputuskan Sugianto kembali di partai PDIP. Dengan dalih untuk kelangsungan pembangunan dan pemerintahan Kalteng.
BACA JUGA: Pulang ke PDIP, Sugianto Sabran: Saya Kembali Merah Demi Kalteng
"Peletakan dasar pembangunan yang sudah dilakukan Agustin Teras Narang, sehingga dapat dilanjutkan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan berjalan baik," jelas Hasto saat memberikan keterangan di hadapan awak media, kemarin.
Pada 2018 nanti, ada 11 kabupaten/kota se-Kalteng memilih kepala daerah. Hasto menegaskan, kembalinya Sugianto ke PDIP semata-mata untuk pengawalan dan menyamakan persepsi menghadapi Pilkada serentak 2018.
Diakuinya, ajang demokrasi menjadi momentum menampilkan kader terbaik untuk maju jadi pemimpin.
“Tentunya semua sejalan untuk kepentingan masyarakat Kalteng dan percepatan pembangunan," jelasnya.
Hasto menegaskan, keputusan partai ini harus dipatuhi seluruh kader PDIP. Bagi yang melanggar ada sanksi diberikan.
"Karena kita akan majukan kader terbaik dalam Pilkada serentak nanti dan tidak bermasalah dengan hukum, khususnya korupsi," tegas Hasto.
Sementara, Sugianto Sabran merasa ia tidak pernah meninggalkan PDIP. Ia tidak pernah menyatakan ke luar dari partai berlambang banteng itu. Ia menilai, langkah di partai sebagai upaya membela kepentingan rakyat dan sejalan dengan partai.
"Partai pengusung jangan tersinggung, karena saya tetap merah," kata Sugianto.
Ia meyakini, PDIP adalah partai membela orang kecil dan garda terdepan membela rakyat. Hal ini yang membuatnya merasa tetap PDIP. Bahkan tidak aneh baginya, karena orangtuanya juga PDIP. Oleh karena itu, ia siap tunduk dan akan ikuti DPP maupun DPD Kalteng.
"Saya kembali ke kandang demi Kalteng dan rakyat Kalteng," kata Sugianto sembari mengatakan siap maju dan mengawal di garda terdepan dalam Pilkada 11 kabupaten/kota se-Kalteng 2018 mendatang.
Dirinya tetap komitmen menjaga keharmonisan dan dinamika politik. Namun, Sugianto berani memastikan ada komitmen dengan partai pengusung dan akan patuhi sebagai etika politik.
"Saya akan tetap pegang komitmen (deal, Red) tersebut," bebernya. (alh/abe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Beberapa Kader KAHMI Digadang jadi Cagub
Redaktur & Reporter : Soetomo