Hal itu diakui Kepala Desa Cisaat, Kecamatan Campaka Ahya. Ia kini kelimpungan karena harus memangkas 50 persen angka pekerja informal di wilayahnya.
"Sebagai kepala desa tentu kebijakan ini sangat berat untuk kami lakukan. Selain bisa menimbulkan kecemburuan sosial, kekisruhan juga akan terjadi krisis kepercayaan dari sejumlah warga yang dicoret namanya. Hal itu nyata akan terjadi setelah sejumlah harapan dan keinginan jaminan kesejahteraan warga sirna," ujar Ahya seperti yang dinukil Pasundan Ekspres (JPNN Group), Senin (19/11).
Seorang pekerja informal Cisaat, Adon (40) yang berprofesi sebagai petani mengaku kecewa dan putus harapan ketika mendengar kabar tersebut. "Jika benar begitu adanya, putus sudah harapan saya sekeluraga. Kami yang hanya seorang warga tentunya berharap hanya kepada pemerintah untuk menjamin kesehatan kami. Lalu bagaimana nasib kami kedepannya jika ada keluarga kami yang sakit," jelasnya.
Sementara sebelumnya Bupati Dedi Mulyadi mengakui saat ini muspida Purwakarta masih melakukan koordinasi dan faktualisasi angka premi Jamsostek dan menunggu kucuran dana dari APBD. "Segera kami akan menyelesaikan pembayaran premi Jamsostek. Namun demikian Pemkab Purwakarta telah menyiapkan dana Rp126 miliar untuk penjaminan kesehatan warga Purwakarta yang tidak termasuk dalam kriteria sebagai warga yang dijamin oleh Jamsostek, yaitu di bawah umur 56 tahun,” ujar Dedi dalam acara gempungan.
Ia menegaskan, di tahun 2013 warga Purwakarta akan terjamin kesehatannya dengan kondisi penyakit berat apapun seperti penyakit antung, liver dan penyakit berat lainnya yang tidak dijamin oleh Jamsostek.
Diketahui sebelumnya, Pemkab Purwakarta menargetkan sebanyak 90.000 pekerja informal yang akan ditanggung kesehatannya oleh Jamsostek. Namun kini jumlah tersebut akan dikurangi.
Kebayakan pekerja Informal adalah pekerja tidak tetap seperti tukang ojek, petani, buruh lepas, hingga tukang ojek. Namun mereka kini khawatir namanya bakal dicoret karena ada pengurangan jumlah peserta.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Fadil Karsoma mengatakan, pihaknya kini akan melakukan pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga Purwakarta dengan dana dan aggaran tambahan sebesar Rp1,6 milyar. “Akan ada dana kusus dalam meningkatkan pelayanan kesehatan warga. Selain penambahan alat dan pengobatan di setiap Puskesmas desa dan kecamatan, Dinas Kesehatan akan meningkatkan pelayanan dari kualitas tenaga medis,” pungkasnya.(mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Sembako di Bontang Merangkak Naik
Redaktur : Tim Redaksi