jpnn.com, TANJUNGPINANG - Anggota DPR RI asal Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengusulkan agar ratusan WNI yang dipulangkan Wuhan, Tiongkok, diisolasi di kapal perang.
Hal ini sebagai soluasi atas sikap warga Natuna yang menolak daerahnya menjadi lokasi karantina WNI yang baru saja datang dari pusat penyebaran virus corona itu.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tenang, Corona tak Sampai Natuna, Banjir di Depan Istana Merdeka
"Karantina atau isolasi di kapal perang milik TNI AL akan lebih baik. Cukup disiapkan bahan makanan yang memadai dan perlengkapan kesehatan di dalam kapal," ujarnya kepada Antara di Tanjungpinang, Minggu (2/2).
Ansar yang juga Sekretaris Fraksi Golkar pada Kelompok Kerja Komisi V DPR itu mengatakan kebijakan yang tidak tersosialisasi secara maksimal menyebabkan Pemkab Natuna dan masyarakat menolak WNI dari Wuhan dikarantina di daerah tersebut. Kondisi itu, menurut dia wajar lantaran warga khawatir terjangkit virus corona.
BACA JUGA: Menkes Terawan Soal Tujuh WNI yang Gagal Dievakuasi dari China ke Natuna
Kekhawatiran warga juga dinilai wajar karena pemahaman warga terhadap virus corona tidak sama, meski Kementerian Kesehatan menjamin WNI di Wuhan dalam kondisi sehat ketika dievakuasi.
"Informasi di media sosial dan media massa yang deras terkait virus corona menimbulkan rasa takut. Apalagi tidak disertai sosialisasi yang masif kepada tokoh masyarakat dan pemda sebelum kebijakan karantina di Natuna itu diberlakukan," katanya.
BACA JUGA: Jika Prabowo Berpasangan dengan Puan, Inilah Nama-nama Berpotensi jadi Pesaing Terberat
Ansar yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kepri mengatakan demonstrasi berhari-hari yang dilakukan warga di Natuna sebagai puncak kekesalan warga akibat kebijakan pemerintah pusat yang tidak populer.
Masyarakat Natuna bukan anti-terhadap WNI di Wuhan yang dievakuasi ke Indonesia, melainkan mereka tidak ingin virus mematikan itu masuk ke daerah tersebut.
Permasalahan ini bermula dari kebijakan yang berpotensi menimbulkan penolakan, namun mengabaikannya.
Ansar mengingatkan pemerintah pusat, khususnya Kemenkes untuk tidak mengabaikan aspirasi daerah. Apalagi Natuna merupakan daerah perbatasan yang strategis.
"Kalau Kemenkes sudah bisa menjamin, semestinya tidak perlu khawatir yang berlebihan. Namun, persoalannya, ini (kebijakan) tidak disosialisasikan lebih awal," ujarnya.
Jalan tengah yang dapat diambil pemerintah yakni menyediakan tempat khusus untuk isolasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, seperti diisolasi di kapal tanker.
Kebijakan ini perlu dipertimbangan untuk mencegah dampak lanjutan dari kebijakan yang telah dilaksanakan di Natuna.
"Masih ada waktu pemerintah agar mengambil kebijakan yang lebih baik," ucapnya.
Ansar mengimbau warga Natuna untuk tidak melakukan tindakan anarkis dalam menyampaikan aspirasi. Ia juga mengimbau aparat TNI untuk tidak mengambil tindakan represif terhadap para pendemo.
"Sama-sama harus menahan diri, jangan sampai ada korban," katanya mengimbau. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo