Setya Novanto dan Kahar Bantah Minta Rp9 Miliar

Jumat, 03 Agustus 2012 – 12:47 WIB
JAKARTA - Mantan Kadispora Riau, Lukman Abbas dalam kesaksiannya di sidang PON Riau menyebut dua anggota DPR RI, Setya Novanto dan Kahar Muzakir meminta uang pelicin Rp9 milliar untuk mengurus anggaran PON di APBN. Namun hal ini dibantah oleh kedua politisi Golkar itu.

"Kesaksian Lukman itu bohong semua. Dia dalam posisi mengalihkan perhatian kasusnya supaya dia memiliki keringanan," ujar kuasa hukum Setya Novanto dan Kahar, Rudy Alfonso, Jumat (3/8).

Dalam kesaksiannya di sidang suap PON, di Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Kamis (2/8), tersangka Lukman Abbas juga mengungkapkan jika dirinya pernah menemani Gubernur Riau Rusli Zainal untuk bertemu dengan Ketua Fraksi Golkar DPR Setya Novanto.

Pertemuan itu bertujuan untuk membahas kekurangan dana PON. Hasilnya, Bendum Partai Golkar itu disebutkan meminta angka Rp9 miliar sebagai syarat supaya anggaran yang dibutuhkan Pemprov Riau bisa dikucurkan.

Kesaksian Lukman ini ditanggapi Rudy yang membenarkan pernah ada pertemuan antara Setya Novanto dengan Rusli Zainal. Namun pada pertemuan itu Rusli hanya menyampaikan kepada Setya agar bersedia menjadi pembicara dalam suatu acara yang digelar di Riau.

"Tapi tidak ada pembicaraan mengenai uang itu. Si Lukman ini kan hanya menemani. Dia mengarang cerita," ujar Rudy.

Pernyataan Rudy ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Setya Novanto usai diperiksa oleh KPK beberapa waktu lalu. Dimana Setya mengaku tidak pernah bertemu dengan Rusli Zainal maupun Lukman Abbas.

Seperti diketahui dalam sidang di pengadilan negeri Tipikor Pekanbaru kemarin, Lukman Abbas mengatakan  awal Februari 2012, dirinya menemani Gubernur Riau Rusli Zainal untuk mengajukan proposal bantuan dana APBN untuk keperluan PON melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp 290 miliar.

Proposal itu disampaikan Rusli kepada Setya Novanto dari Fraksi Partai Golkar. Untuk memuluskan langkah itu harus disediakan dana 1.050.000 dollar AS, atau sekitar Rp9 miliar.

”Setelah pertemuan dengan Setya Novanto di DPR, saya disuruh menyerahkan uang kepada Kahar (Muzakir). Saya kemudian menemuinya di lantai 12. Namun, bukan dia yang menerima uang.

Uang 850.000 dollar diserahkan oleh sopir saya kepada Acin, ajudan Pak Kahar, di lantai dasar Gedung DPR. Selebihnya 200.000 dollar AS lewat Dicky dan Yudi (dari Konsorsium Pembangunan Stadion Utama PON),” ujar Lukman.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Harus Cegah Konflik KPK-Polri

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler