jpnn.com, BANJARBARU - Seorang nenek, Sutirah, bersikap tegas melindungi melindungi cucunya inisial PW, 15, yang nyaris diangkut Satpol PP karena dikira PSK.
Insiden ini terjadi dalam razia eks lokalisasi Pembatuan, Banjarbaru, Kalsel, kemarin (16/11) siang.
BACA JUGA: Digerebek Sedang Pesta Miras, Remaja Mewek Minta Pulang
Kronologisnya, PW saat itu kedapatan duduk nongkrong di warung neneknya. Dia hanya mengenakan celana pendek biru dan kaos oblong ketat kuning cerah. Petugas lantas curiga. PW lantas mengenakan jaket.
Apalagi, warung kayu bercat hijau itu terkunci ketika arak-arakan mobil patroli petugas memasuki Jalan Kenanga Kecamatan Landasan Ulin.
BACA JUGA: Tiga Pasang Tepergok, Mana Surat Nikahnya?
Di dalamnya juga banyak ditemui bilik-bilik kamar yang ditutup rapat dengan gembok kecil.
"Ini cucu saya! Dia masih sekolah. Coba saja lihat semua buku pelajarannya kalau tidak percaya," kata nenek 68 tahun itu.
BACA JUGA: Pasangan Ketahuan Sekamar, Alasan Cari Wifi
Sekuat tenaga ia memegangi cucunya dari tangan-tangan aparat dan berteriak-teriak.
Gadis kurus itu pun hanya bisa menangis, tak tahu harus berbuat apa. Petugas akhirnya melepaskan PW setelah Sutirah mampu menunjukkan berkas KK (Kartu Keluarga).
Nama PW tertera dengan jelas sebagai keluarga Sutirah. Tertulis, PW lahir di Banjarbaru pada tahun 2002. KK itu atas nama kepala keluarga Alexius Marcus.
PW juga mampu memberi jawaban yang cocok dengan isi dokumen keluarga itu ketika ditanyai petugas.
PW sendiri diketahui masih belajar, tidak di sekolah reguler, tapi mengikuti program Paket B (setara SMP). Kepada petugas, ia sempat menunjukkan buku-buku tulis miliknya.
Akhirnya, Satpol PP hanya memboyong HT, 39 tahun. Perempuan asal Madiun itu baru tiba di Banjarbaru beberapa bulan lewat.
Ia mengontrak tak jauh dari warung Sutirah. Jaraknya sekitar tiga rumah. Ketika digerebek petugas, ia mengenakan rok mini corak bunga.
"Saya kemari diajak Mami S. Singgah ke tempat nenek cuma buat makan siang, pesan nasi goreng. Saya tidak menjajakan diri, cuma kerja menjaga warung," akunya.
Ditanya berapa gajinya dari menjaga warung kopi milik Mami S, HT menyebut angka Rp750 ribu. Angka yang terbilang sangat kecil dibanding ongkos hidup di Banjarbaru.
"Iya, sedikit dan tidak cukup. Uangnya saya kirim buat anak di Jawa. Nenek itulah yang sering menolong saya," imbuhnya.
Kasi Ops Satpol PP Banjarbaru Wahyu menyebut, ada tiga perempuan yang diduga yang dibawa ke Mako Satpol PP. Satu dari Pembatuan dan dua lagi dari Batu Besi (Jalan Arema Kecamatan Landasan Ulin).
Keduanya merupakan dua lokalisasi yang sudah ditutup pemko. PSK-nya juga sudah diberi pesangon dan dipulangkan Kementerian Sosial.
"Tapi dari laporan lurah dan polsek setempat, walau sedikit, ada saja aktivitas prostitusi dijalankan secara diam-diam," imbuh Wahyu.
Sebenarnya, ketiga perempuan ini tidak tertangkap basah sedang melayani tamu hidung belang.
"Pastinya Pembatuan sudah ditutup, perdanya juga sudah tegas sekali melarang. Jadi kalau ada indikasi menjajakan diri, boleh saja ditangkap," kilahnya.
Dalam razia gabungan ini, Satpol PP dibantu personel Polres Banjarbaru, Subdenpom TNI AD, Koramil dan Lanud Sjamsuddin Noor. Total ada 60 aparat yang diturunkan.
Mereka menyisir Gang I, II, III dan IV Jalan Kenanga dan sepanjang Jalan Arema. (fud/ay/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik Nongkrong di Warung, PNS Terciduk Satpol PP
Redaktur & Reporter : Soetomo