jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Desy Ratnasari melontaran kritik keras soal revolusi mental yang digadang-gadang Presiden Joko Widodo. Desy bahkan melakukan interupsi dalam sidang paripurna DPR, Rabu (20/5), untuk mempertanyakan keseriusan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pemerintah menjalankan revoluasi mental.
Menurut Deny, revolusi mental ternyata tidak tercermin dalam kebijakan yang tertuang di Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016, terutama dalam bidang perlindungan anak. Terlebih, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hanya mendapatkan alokasi angaran Rp217 miliar dan khusus untuk perlindungan anak hanya mendapa Rp 10 miliar saja.
BACA JUGA: Dua Menteri Sudutkan SBY, Ruhut Pilih Bela Jokowi
"Bagaimana kah keinginan pemerintah yang ingin melakukan revolusi mental tercermin dalam alokasi anggaran seperti ini? Rp 10 miliar penyelenggaraan perlindungan anak seluruh Indonesia," kata Desy dalam sidang paripurna DPR dengan agenda mendengarkan keterangan pemerintah tentang pokok-pokok pembicaraan pendahuluan RAPBN 2016.
BACA JUGA: Peringati Harkitnas, KKP Tenggelamkan 19 Kapal Asing Pencuri Ikan
Politikus berlatar belakang artis dan penyanyi yang terkenal dengan lagu ‘Tenda Biru’ itu menjelaskan, kasus yang saat ini mencuat tentang adalah penelantaran anak dan kekerasaan seksual. Namun, kata Desy, dalam kerangka RAPBN 2016 belum melihat keinginan pemerintah untuk melakukan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dari sisi perlindungan terhadap anak.
Untuk itu, Desy meminta pemerintah jangan hanya fokus pada pendidikan formal, tapi juga harus harus serius membangun SDM dengan menyiapkan mental anak-anak dengan menitikberatkan pada peran keluarga atau institusi terkecil di lingkungan masyarakat.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi akan Hadapi Ribuan Pengunjuk Rasa
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditawar Rp 5 Triliun, Menteri Susi Simpan Nama Pelaku
Redaktur : Tim Redaksi