JAKARTA - Sengatan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di gerbang tol terus menjalar. Jasa Marga sebagai penyedia tol berjanji untuk memperbaiki layanan sacara total, sedangkan Bank Mandiri siap menggenjot penjualan e-toll card.
Dari Tianjin, Tiongkok, Dahlan kembali menyuarakan idenya untuk mengurai kemacetan panjang yang menjadi pemandangan sehari-hari di gerbang tol di Jakarta. "Di pintu-pintu tol tertentu, jam 05.30 sudah harus buka semua, terutama (tol) jurusan bandara (Soekarno-Hatta di Cengkareng)," ujarnya melalui email kemarin (21/3).
Menurut Dahlan, jika gerbang tol ke arah bandara baru dibuka semua pada pukul 06.00, maka itu sudah terlambat dan bakal memicu antrian panjang. "Kalau jam 06.00 terlalu siang. Jadi biarpun dua petugas tersebut datang tepat waktu pun, tetap telah terjadi kemacetan," katanya merujuk pada insiden telatnya dua petugas Jasa Marga di tol Semanggi Selasa lalu (20/3), sehingga dua gerbang tol terpaksa tutup.
Selain itu, lanjut Dahlan, dirinya juga setuju dengan masukan dari masyarakat agar pada jam-jam tertentu ketika lalu lintas tol padat, ada petugas khusus dengan tas pinggang yang berfungsi sebagai loket berdiri. "Seperti di pintu-pintu loket Taman Impian Jaya Ancol," katanya.
Terkait belum optimalnya penjualan e-toll card oleh Bank Mandiri, Dahlan mengatakan dirinya masih percaya dengan komitmen direksi Bank Mandiri untuk mengambil tanggung jawab tersebut. "Tiga bulan lalu, saya sudah ingatkan agar mengutamakan sisi layanan," katanya.
Namun, lanjut Dahlan, jika Bank Mandiri tidak mampu menjual sebanyak-banyaknya, maka sebaiknya penjualan e-toll card juga bisa dilakukan oleh semua bank dengan mempertimbangkan ganti rugi untuk bank mandiri atau bentuk kompensasi lain. Karena itu, Dahlan berharap agar manajemen Bank Mandiri bisa membuktikan komitmennya dengan menggenjot penjualan e-toll card. "Tiga bulan lalu, mereka menyanggupi. Waktu itu rasanya dijanjikan bulan April bergerak cepat," ucapnya.
Sementara itu, meski sempat ngamuk akibat dua petugas Jasa Marga yang datang telat, Dahlan meminta agar dua petugas tersebut tidak dijadikan korban. "Jangan diberi tindakan keras. Keduanya memang salah tapi bukan salah besar," ujarnya.
Menurut Dahlan, dirinya juga tidak akan memberikan sanksi apa pun kepada manajemen Jasa Marga sepanjang mereka mau dan menunjukkan perubahan. "Tujuan saya tidak untuk menghukum, tapi untuk berubah. Biar dihukum, kalau tidak berubah berarti tujuan yang kita maksud tidak tercapai," ucapnya.
Dahlan juga berbesar hati untuk mengakui bahwa problematika lambannya pelayanan di gerbang tol yang memicu kemacetan, adalah kesalahan dari sistem. Karena itu, harus ditanggung bersama-sama. "Termasuk saya sebagai atasan mereka yang paling atas," ujarnya.
Bagaimana tanggapan Jasa Marga? Direktur Operasional PT Jasa Marga Hasanudin mengatakan, amukan menteri BUMN menjadi pelecut semangat untuk melakukan perbaikan total dalam layanan tol. "Karena itu, kami akan berupaya lebih. Kalau Pak Dahlan minta Jasa Marga membuka semua gerbang tol arah bandara mulai 05.30, kami malah punya komitmen untuk membuka semua gerbang tol mulai 05.00, tidak hanya tol ke bandara, tapi semua jalur tol utama di Jabotabek," ujarnya kemarin.
Hasan menargetkan, mulai pukul 05.00, semua gerbang tol sudah harus hijau atau bisa dilalui pengendara. Untuk memastikan hal itu, Jasa Marga membentuk tim untuk melakukan inspeksi rutin guna mengecek kondisi gerbang tol.
"Jadi, kira-kira setelah Subuh lah, pukul 05.00 saya dan mungkin direksi lain akan keliling tol untuk mengecek apakah semua gerbang tol, khususnya di jalur-jalur padat, sudah terbuka semua. Ini bukan hanya sekali dua kali, tapi akan dilakukan rutin bersama tim," katanya.
Sementara itu, terkait permintaan Dahlan agar Jasa Marga tidak memberikan hukuman berat kepada dua petugasnya yang telat Selasa lalu, Hasan mengatakan, saat ini pihak internal Jasa Marga masih melakukan evaluasi menyeluruh atas kejadian tersebut. "Tapi, kami berjanji untuk tidak memberikan hukuman bagi kedua petugas kami itu," ucapnya.
Menurut Hasan, kejadian Selasa lalu dinilai sebagai momentum evaluasi menyeluruh terhadap semua jajaran di Jasa Marga. Namun demikian, manajemen tidak akan menoleransi jika di kemudian hari masih ada petugas yang melakukan kesalahan serupa. "Ibaratnya, yang sekarang kita maafkan. Tapi, ke depan, kami akan sangat tegas," ujarnya.
Bagaimana tanggapan Bank Mandiri terkait e-toll card? Direktur Micro & Retail Banking PT Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Bank Mandiri masih berkomitmen penuh untuk mempertajam penetrasi pengguna e-toll card. "Kami optimistis bisa," katanya ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam.
Budi menyebut, dari waktu ke waktu, penjualan e-toll card oleh Bank Mandiri terus menunjukkan grafik peningkatan. Ketika mulai menjual e-toll card pada 2009, saat itu Bank Mandiri berhasil menggaet 99 ribu nasabah. Lalu, pada 2010 naik menjadi 182 ribu nasabah, 2011 naik lagi menjadi 505 ribu nasabah, dan hingga Februari 2012 lalu sudah menembus angka 635 ribu nasabah.
Menurut Budi, e-toll card memang menjadi salah satu strategi jitu untuk mengurai kemaetan di gerbang tol. Berdasar data Jasa Marga, pembayaran di gerbang tol secara tunai membutuhkan waktu rata-rata 10 detik untuk 1 mobil. Sehingga selama 1 menit, rata-rata hanya 6 mobil yang bisa melewati gerbang tol.
Dengan e-toll card, pengendara mobil hanya memerlukan waktu kira-kira 6 detik melewati Gerbang Tol Otomatis (GTO). Sehingga, dalam 1 menit, gerbang bisa dilewati 10 mobil. "Selisih 4 mobil setiap menit ini tentu bisa mengurangi antrian," katanya.
Bahkan, lanjut dia, selama 3 bulan ini Mandiri bersama Jasa Marga telah mencoba sistem e-toll pass, sebagaimana yang sudah dijalankan di negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Dengan system ini, prosesnya hanya 4 detik. Artinya, dalam 1 menit, gerbang tol bisa dilewati 15 mobil. "Saat ini masih trial (percobaan, Red), tapi akan cepat kami kembangkan," katanya.
Budi menyebut, saat ini proses pembangunan GTO juga terus dilakukan. Hingga April nanti, Bank Mandiri dan Jasa Marga menargetkan bisa memasang 50 GTO di jalur-jalur tol padat, seperti tol arah bandara.
Terkait tawaran Dahlan Iskan untuk membantu promosi penjualan e-toll card, Budi menyambut positif. Menurut dia, dengan popularitas menteri BUMN, e-toll card bisa lebih cepat dikenal luas.
Sebenarnya, kata Budi, program penjualan e-toll card yang melibatkan Dahlan Iskan akan dilakukan Maret ini. Namun, karena berbarengan dengan agenda menteri BUMN ke Tiongkok, maka pelaksanaannya akan diundur hingga April mendatang. "Pak Dahlan bilang, pemasarannya harus kreatif, makanya beliau usul ada bonus-bonus seperti iPad atau BlackBerry," ucapnya.
Sehari setelah Menteri BUMN Dahlan Iskan mengamuk di gerbang tol Senayan, antrian mobil di gerbang jalan tol dalam kota langsung menghilang. Tidak hanya di gerbang tol Senayan, melainkan juga di empat gerbang tol lain, yakni Cawang, Pancoran, Semanggi, dan Slipi.
"Lapor, pintu tol Cawang lancar. Semua gerbang terbuka. Hidup Dahlan Iskan!" ujar pengamat ekonomi Ihsan Modjo di akun Twitter-nya sekitar pukul 09.00.
Berdasarkan pantauan sekitar pukul 16.05 kemarin, antrian di empat pintu di gerbang tol Senayan hanya mencapai empat-lima mobil. Empat pintu tol yang ada di depan Hotel Sultan tersebut juga beroperasi penuh, meski gerbang tol otomatis yang berada di bagian kiri terlihat lebih sepi dibandingkan tiga jalur gerbang tol manual.
Padahal, pada jam tersebut sudah terhitung jam pulang kantor dan pintu tol Senayan merupakan pintu masuk utama pengendara mobil yang berkantor di kawasan Sudirman-Thamrin. Pada hari-hari biasanya, antrian kendaraan yang akan masuk ke gerbang tol Senayan pada saat jam pulang kantor mencapai dua kilometer. Ekor kendaraan pengantri dari arah Gatot Subroto biasanya akan mencapai gerbang Mapolda Metro Jaya, sementara antrian kendaraan dari arah Sudirman biasanya akan mencapai Senayan Golf Range.
Selain dibukanya empat gerbang tol, Jasa Marga juga melakukan jemput bola dengan menempatkan satu petugas berpakaian kuning dan mengenakan rompi oranye di depan loket tol.
Dengan mengenakan masker, mereka terlihat melayani transaksi pembelian tiket masuk tol khusus bagi pengendara yang membeli dengan uang pas, sehingga praktis satu gerbang tol dilayani oleh dua orang. Meski telah terdapat imbauan agar menyiapkan uang pas ketika membeli tiket, namun mayoritas pengguna tol masih menggunakan pecahan besar, sehingga petugas tol membutuhkan waktu lebih lama untuk menyiapkan uang kembali.
Namun, membaiknya antrian di depan gerbang tol kondisi di tol dalam kota tersebut belum terasa di jalan tol lingkar luar Jakarta. Sekitar pukul 16.15 terdapat laporan dari seorang warga bernama Michael ke sebuah stasiun radio berita melaporkan antrian di depan gardu tol Lenteng Agung mengarah Cawang masih melebihi 20 kendaraan. "Pak Dahlan, jewer juga pengelola jalan tol lingkar luar Jakarta," katanya. (noe/owi/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investasi Perkebunan Butuh Rp62,9 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi