Siap Mati untuk Perang, tapi Jangan Sampai Kita Mati Sia-Sia

Selasa, 16 Januari 2018 – 06:10 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menyerahkan tali asih kepada keluarga pejuang dalam pertempuran laut Aru pada 15 Januari 1962. Upacara ini berlangsung di KRI Surabaya. Foto: Dispen Koarmatim

jpnn.com - Setiap tanggal 15 Januari, kita memperingatinya sebagai Hari Dharma Samudra. Peringatan itu untuk mengenang peristiwa heroik pertempuran di Laut Aru saat berjuang mempertahankan Irian Barat dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Saat itu, putra-putri Indonesia berani menghadapi gempuran kapal perang kerajaan Belanda. Armada dan persenjataan yang dimiliki Indonesia saat itu memang kalah modern dan canggih dibandingkan dengan peralatan perang yang dimiliki negeri kincir angin itu.

BACA JUGA: Lantamal XII Pontianak Evakuasi KM. Sinar Kakap

Namun, kita tidak kalah dalam hal semangat patriotisme atau herorisme. Para pejuang saat itu rela mempertaruhkan jiwa dan raganya demi tetap mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Lantas, setelah 56 tahun berlalu, bagaimana dengan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini? Masihkah jiwa heroik itu tetap terpatri dalam diri generasi muda Indonesia dalam upaya mewujudkan Indonesia yang adil, makmur dan berdaulat saat ini dan di masa mendatang?

BACA JUGA: TNI AL Gelar Penandatanganan Kontrak Kolektif 2018

FRIEDERICH BATARI - Jawa Pos National Network di Jakarta

Ingat, sejarah mencatat generasi masa lalu atau boleh disebut para pejuang kita adalah mereka yang memiliki militansi dan mengenal kata menyerah. Mereka tidak takut mati sekalipun peluru bahkan rudal siap menerjang.

BACA JUGA: Istri Prajurit Harus Menjaga Kebersamaan Dalam Keluarga

Mereka terus menggelorakan perlawanan terhadap penjajah yang ingin tetap bercokol di bumi Nusantara saat itu. Hari Dharma Samudra, yang dikenang setiap tanggal 15 Januari adalah bukti kuat generasi muda saat itu dengan gagah melawan kolonial yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Saat itu, tiga kapal cepat torpedo TNI Angkatan Laut dengan semangat patriotisme atau heroisme berani menghadapi kapal perang Belanda itu. Ketiga Kapal Perang RI (KRI) itu adalah KRI Macan Tutul, KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang.

Dalam peristiwa itu, Komodor Yos Sudarso yang saat itu menjabat sebagai Deputi Kasal, on board di atas Kapal Perang RI Macan Tutul sebagai Senior Officer Present Afloat (Sopa). Yos bersama 25 awak kapal perang RI Macan Tutul melaksanakan misi operasi Dwikora pembebasan Irian Barat. Namun pada peristiwa tersebut, beliau akhirnya gugur sebagai kesuma bangsa.

Perlu dicatat, KRI Macan Tutul saat itu melakukan patroli sekaligus misi pendaratan bagi sukarelawan asal Irian ke Kaimana berangkat bersama KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Ketiga kapal ini merupakan tipe kapal cepat torpedo yang dimiliki Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) saat itu.

Misi itu merupakan bagian dari Operasi Trikora yang didengungkan oleh Bung Karno pada 19 Desember 1961. Isi seruan itu ialah kibarkan Sang saka Merah Putih di Irian, Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, dan bersiaplah untuk mobilisasi umum guna menjaga persatuan dan kesatuan.

Tabur Bunga

Pada peringatan Hari Dharma Samudra tahun ini, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda Didik Setiyono didampingi Ketua Daerah Jalasenastri Armatim (KDJAT) Ny. Retno Didik Setiyono acara tersebut.

Pangarmatim Laksamana Muda Didik Setiyono saat tabur bunga pada upacara Hari Dharma Samudra di atas KRI Surabaya. Foto: Dispen Koarmatim

Peringatan kali ini menggunakan KRI Makassar–590 saat berlayar dari Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (15/1/2018).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi bertindak sebagai Inspektur upacara memimpin upacara pelarungan dan tabur bunga di laut guna mengenang hari bersejarah pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962.

Pada acara peringatan ini, Kolonel Laut (P) Sandharianto yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan KRI Ahmad Yani-351 bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup).

Usai pelaksanaan upacara Tabur Bunga, Kasal menyerahkan tali asih kepada pelaku sejarah pertempuran di laut Aru. Kemudian dilanjutkan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba fotografi kategori umum dan militer dalam rangka Hari Dharma Samudera 2018.

Pada kesempatan itu, diadakan penayangan film kegiatan pembangunan Gedung sebelum meresmikan Komplek TNI AL "Tonny Soekaton", Gedung Balai Prajurit Lantamal V "Achmad Ichsan", Mess Perwira TNI AL "Keris", dan Lapangan Panahan Lantamal V "Sagitarius".

Kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti, serta pemberian tali asih kepada pelaku sejarah/ahli waris pertempuran Laut Aru dan Ahli Waris penamaan kompleks, gedung dan lapangan olahraga memanah. Penyerahan tali asih itu langsung diberikan oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi.

Saat jumpa pers dengan rekan media, orang nomor satu di TNI Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi sempat menyinggung bahwa menghadapi perang yang akan datang, kapal perang TNI AL harus maju dan mempunyai kemampuan berbagai dimensi peperangan. Di antaranya peperangan atas air, bawah air, peperangan anti-udara, peperangan anti-permukaan, peperangan ranjau maupun peperangan pernika.

“Kepada para penerus agar tetap meningkatkan profesionalitas prajurit tentunya sepadan dengan teknologi,” kata Ade.

Alat utama sistem persenjataan (Alutsista) KRI, lanjut Ade, adalah sistem senjata dasar TNI AL. Tidak ada kapal perang tidak ada Angkatan Laut. Oleh sebab itu, dia berharap Minimum Essential Force (MEF) sesuai rencana harus dapat terpenuhi. Sebab situasi mendatang perang yang bersifat proxy tidak dalam konteks perencanaan yang panjang dalam perencanaan yang singkat.

“Untuk itu apabila wilayah perbatasan yang berkonflik di belahan negara lain terjadi maka bisa berdampak terhadap hubungan negara lainnya,” tegasnya.

Secara khusus, Laksamana Ade menekankan makna pada upacara peringatan Hari Dharma Samudera. Pertama, kita mewariskan semangat mental juang tanpa pamrih membela negara walaupun kematian itu akan dihadapi.

“Dan prinsip TNI AL seragam putih ini adalah mencerminkan bahwa kita siap mati untuk perang, tetapi jangan sampai kita mati sia-sia,” tegas Laksamana Ade.

Untuk itu, Ade mengingatkan perjuangan yang telah diteladani oleh para senior kita dengan teknologi alakadarnya tersebut dapat terus menggelorakan semangat pantang menyerah kepada generasi saat ini.

Saat itu, kematian dihadapi lebih untuk membela negara dan kita sebagai penerus harus bisa meneruskan perjuangan tersebut. Karena perjuangan kita tidak akan berakhir artinya menjaga kedaulatan negara di laut tidak akan pernah berakhir sepanjang sejalan dengan NKRI itu sendiri.

Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Suratno dalam keterangannya kepada wartawan menyebutkan hadir dalam acara tersebut, Para Pangkotama TNI AL, Kasarmatim Laksma TNI I.N.G. Sudihartawan, Danguspurlatim Laksma TNI Rachmad Jayadi, M.Tr.(Han)., Danguskamlatim Laksma TNI Agus Hariadi, Danlantamal V Laksma TNI Edi Sucipto, Para Pejabat Utama Koarmatim dan undangan lainnya.

Peringatan Hari Dharma Samudra juga digelar di sejumlah Komando Utama TNI AL. Di antaranya Markas Besar TNI AL (Mabesal).

Suasana Upacara Peringatan Hari Dharma Samudra di Mabesal, Jakarta. Foto: Dispenal

Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog Kasal) Laksamana Muda TNI Mulyadi memimpin jalannya upacara peringatan Hari Dharma Samudera di Lapangan Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/1).

Pada peringatan Hari Dharma Samudera ini, Kasal dalam amanatnya menekankan kepada seluruh Prajurit TNI AL untuk mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan, patriotisme dan kepahlawanan serta nila-nilai keteladanan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Hal itu sebagai kontribusi positif dan karya nyata dari segenap prajurit TNI AL dalam pengabdiannya kepada negara dan bangsa, serta terwujudnya TNI Angkatan Laut yang andal dan disegani.(***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangarmabar Saksikan Teken Kontrak KS Barang dan Jasa TNI AL


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler