Siap Serang Objek Wisata

Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus

Senin, 07 Januari 2013 – 10:22 WIB
JAKARTA - Operasi tim Detasemen Khusus (Densus) 88 di Nusa Tenggara Barat (NTB) belum berakhir. Tujuannya adalah memburu beberapa nama yang masuk daftar pencarian orang (DPO). "Masih dikembangkan penyidikannya. Ada tersangka yang ditangkap hidup yang jadi kunci pelacakan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya kemarin (6/01).
   
Empat tersangka yang hidup itu adalah Arbain Yusuf, Muhamad Thamrin, Syarifudin, dan Fadli. Mereka disebut sebagai anggota jaringan Abu Uswah yang tewas dalam penangkapan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (4/1).
   
Dari keterangan mereka didapat informasi bahwa kelompok tersebut bermaksud menyerang objek wisata di Tana Toraja dan di NTB. "Lokasi pastinya tidak bisa saya sebutkan, tapi sudah dilakukan antisipasi. Masyarakat tak perlu resah," kata mantan anggota Satgas Bom Polri itu.
     
Tujuan penyerangan ini untuk mengalihakan konsentrasi polisi yang sekarang sedang all out memburu Santoso alias Abu Wardah, dalang aksi terorisme di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). "Target-target yang acak sengaja mereka rencanakan agar fokus petugas terganggu," kata Boy. 
   
Jenderal satu bintang itu mengatakan, tujuh orang yang tewas ditembak Densus 88 di Makassar dan NTB semuanya berafiliasi dengan kelompok Santoso. "Mereka ini pemasok kader. Tugasnya merekrut dan mengirim orang," katanya. Kelompok ini juga secara aktif mengumpulkan bahan peledak, senjata api, dan dana operasi untuk kelompok Santoso. "Aktivitas mereka sudah dideteksi selama berbulan-bulan oleh tim di lapangan," kata Boy.
   
Tujuh jenazah terduga teroris akan diserahkan kepada pihak keluarga setelah dilakukan pemeriksaan dan otopsi oleh tim DVI Mabes Polri di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Prosesnya mungkin sekitar dua tiga hari," kata Boy.  
     
Secara terpisah, Jamaah Ansharut Tauhid yang didirikan Abu Bakar Baasyir mengutuk tindakan Densus 88 yang menewaskan tujuh orang dalam status terduga teroris. "Pembunuhan di serambi masjid merupakan penghinaan terhadap syariat Islam," ujar juru bicara JAT Sonhadi dalam acara bedah buku Tadzkiroh karangan Abu Bakar Baasyir di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin.
     
Menurut ustad asal Surabaya itu, pembunuhan terhadap tujuh orang itu bisa dikatagorikan ekstra judicial killing yang melanggar hak asasi manusia. "Kami mendesak presiden membentuk tim pencari fakta independen untuk memeriksa petugas Densus 88 di lapangan," katanya.
     
JAT akan membagikan buku Tadzkiroh ke seluruh Koramil dan Polsek di Indonesia. "Isinya nasihat ustad Abu agar tentara dan polisi tidak melakukan tindakan yang memerangi umat Islam dan kembali pada Alquran dan sunah, " katanya. (rdl/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Nostalgia di Tegalarum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler