SURABAYA--Pemberangkatan calon jemaah haji (CJH) mulai berlangsung, dua pekan mendatang. Embarkasi Surabaya mendapat jatah 64 kelompok terbang (kloter). Jumlah itu terdiri atas 62 kloter Jawa Timur, 1 kloter dari Bali, dan 1 kloter dari Nusa Tenggara Barat.
Sebelum keberangkatan, Kanwil Kementerian Agama Jatim terus menyosialisasikan berbagai tahap pemberangkatan, termasuk detail penyelenggaraan ibadah haji melalui manasik. Pada prinsipnya, penyambutan calon jamaah haji hingga pemberangkatan hampir sama setiap tahun. CJH dari daerah akan transit di Asrama Haji Sukolilo. Mereka menginap satu malam sebelum diterbangkan ke Tanah Suci.
Saat ini berbagai persiapan menuju pemberangkatan sudah dilakukan. Yang sudah matang adalah kamar untuk CJH di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Sedikitnya 1.800 ranjang menampung empat kloter yang bersiap-siap untuk berangkat.
Ruang penampungan koper juga sudah dipersiapkan. Yakni, di bagian belakang asrama. Nanti di tempat tersebut terdapat tim pemeriksa dari Avian Security Bandara Internasional Juanda dan Bea Cukai.
Di tempat itu pula, penyitaan barang-barang CJH sering terjadi. Misalnya, gunting, rokok, obat-obatan, pisau, parfum, rice cooker, dan benda-benda lain yang dilarang masuk pesawat.
Biasanya ada beberapa tahap yang dilalui CJH saat tiba di asrama haji. Pertama, rombongan yang tiba langsung masuk ke ruang pendataan. Mereka dikumpulkan untuk pembagian kamar dan pemeriksaan kesehatan.
CJH yang masuk asrama saat itu juga harus menunjukkan bukti pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Selain itu, ada surat panggilan masuk asrama (SPMA), buku kesehatan jamaah haji (BKJH), dan buku panduan manasik. KTP dan identitas lain tidak perlu dibawa.
Memasuki asrama haji, petugas memeriksa koper CJH. Apabila ada yang ganjil, petugas akan memanggil pemilik tas tersebut.
BACA JUGA: Nelayan Dapat Ikan, Besar.... Besar Sekali... Ini Fotonya...
Misalnya, ada tas CJH yang berisi ratusan bungkus rokok. Petugas akan memanggil dan meminta CJH mengurangi jumah rokok yang dibawa. Itu dilakukan untuk menghindari pemeriksaan di Tanah Suci.
Pemeriksaan dilakukan dengan sangat ketat. Patut diwaspadai, barang bawaan bisa menghambat kelancaran perjalanan. Misalnya, ada barang terlarang di dalam koper.
Jika itu terjadi, petugas bisa membatalkan keberangkatan CJH yang bersangkutan ke Tanah Suci. Kasus tersebut pernah terjadi saat petugas menemukan ratusan pasang buku nikah palsu di koper milik salah seorang jamaah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur Mahfud Shodar meminta CJH berhati-hati. Perjalanan selama dua bulan itu hendaknya diniati ibadah.
BACA JUGA: Pokomen Go Bikin Satpol PP Tambah Kerjaan
''Bawa barang secukupnya. Jangan berlebihan, apalagi sampai melanggar aturan,'' katanya.
Selesai pemeriksaan tahap pertama, CJH bisa masuk ke kamar masing-masing. Idealnya mereka memantapkan niat lahir dan batin sambil menuju Tanah Suci. Keesokan harinya, CJH baru diberangkatkan ke Bandara Internasional Juanda.
Sebelum berangkat, CJH dikumpulkan di ruang Bir Ali. Di ruangan itu, petugas membagikan paspor, visa, gelang, serta uang 1.500 riyal untuk bekal hidup di sana.
Panitia sengaja membagikan dokumen saat CJH hendak berangkat. Itu dilakukan agar dokumen CJH tidak tertinggal. Setelah dokumen lengkap, CJH diberangkatkan ke bandara.
Saat berangkat, CJH hanya membawa tas dokumen dan tas jinjing. Koper CJH diberangkatkan ke bandara terlebih dahulu. Karena itu, Mahfud mengimbau CJH tidak membawa barang terlalu banyak.
BACA JUGA: Lulusan Fakultas Kedokteran Banyak, Tapi Tidak Bisa Nyuntik
''Secukupnya karena di sana sudah disediakan fasilitas yang memadai,'' jelasnya. (tau/riq/ant/c7/fat/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapok! Didampingi Keluarga, 6 Penista Agama Datangi DPRD Metro
Redaktur : Tim Redaksi